Sepenggal Kisah Menebar Kebaikan untuk Malaikat Kecil

oleh Ella Fitria
Ilustrasi Bayu di Sekolah

Tiap pagi langit halaman sekolahku dipenuhi senyum dan doa dari para orang tua yang mengantar anaknya. Aku ingat betul ketika pertama kali masuk ke ruang kelas dan berkenalan dengan anak-anak pada awal semester lalu. Minggu pertama, formasi anak-anak masih lengkap, mereka terlihat semangat dan menikmati kelas baru.

Masuk minggu kedua, ketiga, hingga keempat salah satu anak mulai sering tidak berangkat tanpa ada keterangan. Tiap kali dia kembali masuk, aku berusaha mencari tahu alasan kenapa dia tidak berangkat sekolah. Bahkan selain sering bolos, dia juga sering tertidur di kelas. Anggap saja namanya Bayu. Bayu seharusnya sudah kelas 5 SD, namun karena pernah berhenti sekolah, saat ini dia baru duduk di bangku kelas 2 SD. Bukan tanpa alasan Bayu berhenti sekolah, bukan tanpa alasan pula Bayu sering bolos dan tertidur di kelas.

Awalnya, aku mengira Bayu ini anak pemalas. Dia sering terlambat, jarang mengerjakan PR, jarang mandi, bahkan ketika dinasihati kadang tidak peduli. Aku kembali memutar otak, mencari cara agar bisa masuk ke dunia Bayu, mencari tahu penyebab kenapa dia bertingkah seperti itu.

Bayu, Malaikat Kecil yang Butuh Diperhatikan

Setelah mengumpulkan informasi, ternyata Bayu hanya tinggal bersama neneknya. Ibunya sudah meninggal sejak dia masih kecil, ayahnya sudah beristri lagi dan mengadu nasib di ibu kota. Ah ya, aku salah menilainya. Mulai saat itu juga aku berjanji pada diri sendiri, berjanji sebisa dan semampuku memberi perhatian lebih kepada Bayu. Seringkali, hatiku ngilu saat mendengar alasan Bayu tidak berangkat sekolah. Bibir mungilnya berkata lirih sambil senyum-senyum tak berdosa:

Nenekku tidak punya uang buat uang sakuku, bu. Aku mau berangkat sekolah tapi malu sama teman-teman kalau tidak jajan. Mau sarapan banyak biar di sekolah tidak lapar ternyata cuma ada nasi kemarin, ya udah jadinya aku tidur lagi pas nenek berangkat ke kebun.

Foto Anak-anak Makan Siang Bersama

Please ini tahun 2020, di depan mataku persis ada sosok malaikat kecil yang sering menahan lapar ketika anak-anak yang lain jajan hingga perut kenyang. Ketika teman-temannya dibawakan bekal oleh ibunya, Bayu hanya mampu membeli nasi goreng dengan harga seribu rupiah di kantin sekolah. Gusti. Aku jahat sekali.

Perlahan aku selalu memberinya energi positif. Aku selalu meyakinkan Bayu, kalau pun Bayu tidak mendapat uang saku, bu guru siap memberi Bayu uang saku. Tetapi dengan syarat, Bayu tidak boleh bolos-bolos lagi, Bayu juga tidak boleh tertidur di kelas lagi, Bayu harus rajin salat lima waktu. Iya aku belum memiliki anak, aku belum merasakan menjadi seorang ibu, akan tetapi aku bisa merasakan apa yang Bayu rasakan karena aku juga anak broken home, meskipun tidak kekurangan apapun tetapi di titik tertentu pernah merasakan dunia seolah berhenti berputar.
Hampir tiap kali Bayu menerima uang Rp 2.000,- wajahnya selalu sumringah seolah mendapat uang ratusan ribu. Gusti, sungguh aku selalu menahan tangis bahagia setiap melihat perkembangan Bayu. Semangat Bayu yang luar biasa mampu mengubah kebiasaan buruknya. Kalian percaya tidak? Mulai saat itu juga Bayu selalu melaksanakan salat jamaah lima waktu di mushala terdekat. Aku tahu karena neneknya datang ke sekolah sebelum berangkat berkebun. Meskipun raut wajahnya dipenuhi garis-garis keriput, namun terpancar bahagia dengan mata yang sedikit basah. Beliau menyampaikan rasa terima kasih diiringi dengan ribuan doa. Serius, berbagi kebaikan tak hanya dengan materi, tetapi bisa dengan kasih sayang dan ketulusan yang berasal dari hati.

Dunia Kita Sama tetapi Terasa Berbeda

Pernah juga setelah pulang sekolah, aku mengajak Bayu untuk memotong rambutnya yang sudah panjang ke tukang cukur yang ada di Pasar Manis, kalian tahu bagaimana ekspresi Bayu? Wajahnya langsung berbinar, bola matanya tak mau berhenti melihat kanan kiri, dia sangat bahagia. Padahal Pasar Manis ini tidak jauh berbeda dengan pasar yang ada di desa-desa. Tetapi bagi Bayu, Pasar Manis menjadi tempat mewah karena jarang dikunjungi. Selesai potong rambut, dia berbisik kepadaku.

Bu, aku lapar. Pengin bakso tapi ditraktir bu guru lagi, ya? Hehehe

Katanya sambil nyengir. Aku mengiyakan sambil mengusap kepalanya.

Dan kalian tahu bagaimana perasaanku saat melihat Bayu menyantap bakso dengan lahap? Lagi-lagi aku menahan air mata, rasanya campur aduk. Pergulatan batin yang luar biasa, ya Gusti. Padahal kalau aku mau, aku bisa makan bakso setiap hari. Sedangkan Bayu? Mungkin setahun sekali juga belum tentu. Saat aku membayar bakso yang telah kami makan, Bayu protes ke penjual baksonya.

Kenapa aku sama bu guru makan dua mangkuk doang harus bayar mahal banget, pak? Biasanya aja aku beli siomay 3 ribu banyak banget!

Padahal kami hanya habis sekitar Rp. 30.000,-.

Kegiatan KBM di dalam kelas

Hari-hari kami lalui dengan semangat dan kehangatan di dalam kelas. Aku yang tiap hari dibekali jus alpukat oleh ibuku membuat Bayu heran hingga terlontar pertanyaan dari Bayu

Bu, bu guru punya buah alpukat banyak, ya? Kok tiap hari bawa jus alpukat terus sih? 

Aku cuma tersenyum, dan melempar tanya.

Bayu mau jus alpukat? *sambil mengusap kepalanya.

Lagi-lagi senyumnya mengembang dan menjawab dengan nada pelan

Mau bu, aku belum pernah minum jus alpukat, nggak tahu rasanya jus alpukat seperti apa.

Seketika mataku panas, ada anak dengan usia hampir 13 tahun belum pernah merasakan jus alpukat, sedangkan setiap hari bahkan sampai bosan aku minum jus ini. Gusti, sungguh aku merasa tertampar.

Esok harinya, ibuku membuatkan jus alpukat untuk Bayu. Wajahnya terlihat bahagia bukan main, seolah tidak percaya saat kubawakan dua botol jus alpukat. Jemarinya dengan lincah membuka tutup botol tak sabar, mata bulatnya terpejam lalu mulutnya seolah membaca mantra. Satu tegukan, perlahan Bayu membuka mata sambil mengecap-ecap lidah.

Bu, kenapa jus alpukat rasanya kaya daun, ya? Emmm. Tapi enak juga sih *sambil meneguk jus

Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum. Sekarang malaikat kecil yang ada di depanku ini sudah menuntaskan rasa penasarannya dengan jus alpukat, jenis minuman yang mungkin akan Bayu nikmati lagi jika ada yang memberinya.

Lockdown Membuat Bayu Kehilangan Kehangatan

Tidak disangka pandemi covid-19 merebak ke seluruh dunia termasuk Indonesia hingga berdampak kegiatan belajar dilakukan di rumah  masing-masing. Terhitung, hari ini masuk minggu ke tiga kami tidak saling tatap muka. Kangen anak-anak? Iya, sudah pasti. Keceriaan mereka, kepolosan, dan keisengan mereka menjadi kehangatan tersendiri untukku. Apalagi saat terakhir kami masuk sekolah, aku mengumumkan kegiatan belajar dilakukan di rumah tetapi tetap kupantau melalui Whatsapp Grup. Aku juga berpesan kepada anak-anak untuk mengurangi berkumpul, bermain di luar rumah, serta tetap menjaga kebersihan. Sontak raut wajah mereka bahagia, yeay libur. Yeay! Suara mereka saling sahut. Tapi tidak dengan Bayu.
Saat selesai berkemas dan berdoa, seperti biasa anak-anak bersalaman denganku. Giliran Bayu bersalaman sambil menundukkan kepala dan bertanya

Bu, kalau aku di rumah merasa bosan tetap nggak boleh main ke rumah teman? Terus bagaimana aku bisa mengerjakan tugas, bu? Nenekku aja nggak bisa baca, bu guru juga tahu kan kalau aku belum lancar membaca? Bagiamana bu guru akan menilai tugasku, sedangkan nenekku nggak punya Whatsapp?

Ilustrasi seorang anak yang terisolasi karena lockdown

Sungguh aku menuliskan cerita ini dengan hati yang berkecamuk, pertanyaan Bayu masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Bagaimana tidak? Saat anak seusia Bayu belajar di rumah didampingi oleh orang tua, Bayu hanya bisa berusaha keras belajar sendiri. Aku pun tidak bisa terhubung dengan Bayu karena tidak ada akses yang bisa kuhubungi. Sepintas aku membayangkan, bagaimana Bayu menjalani keseharian di tengah pandemi ini. Mungkin saat ini Bayu seolah berada di dimensi lain, satu-satunya muridku yang mengalami lockdown di tengah lockdown. Dunianya tiba-tiba sepi tanpa bisa bermain dengan teman, tanpa bisa merasakan ketenangan, dan hangatnya dekapan seorang ibu.

Doaku semoga kita semua selalu sehat, semoga pula pandemi Covid-19 segera berakhir. Aku sudah menyiapkan kurma, madu, susu, biskuit, dan beberapa kebutuhan gizi untuk Bayu. Untuk menyambut bulan Ramadan yang sebentar lagi datang. Alhamdulillah, kemarin sempat mengantarkan paket ini untuk Bayu dengan menitipkannya di posko penanganan Covid-19 di komplek rumah Bayu. Sebenarnya aku ingin sekali bertemu dengan Bayu, setidaknya untuk menanyakan kabar dan memberi semangat. Namun Bayu dan neneknya harus melakukan isolasi mandiri karena tepat di samping rumah Bayu terdapat satu orang positif rapidtest. Hatiku makin tak karuan saat mengetahui berita tersebut, mulutku tidak berhenti merapal doa-doa baik untuk Bayu dan neneknya, untuk malaikat kecil yang semoga kelak dapat merasakan kehangatan dan ketenangan di masa depan.

Menebar Kebaikan dengan Berbagi

Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). Q.S Al-An’am : 160

Dear teman-teman, cerita di atas benar-benar nyata. Ada banyak Bayu-Bayu lain di luar sana. Semoga Tuhan selalu melembutkan dan membuka hati kita untuk berbagi. Berbagi tidak hanya dengan materi, apalagi di saat dunia sedang berduka seperti ini. Tidak perlu muluk-muluk untuk berbagi kebaikan, tidak perlu berpikir mengharap balasan dari Tuhan. Toh harta yang kita miliki juga milik mereka yang membutuhkan.

Kebaikan Berbagi Membuka Pintu Rezeki

Kebaikan Berbagi sepertinya menjadi jalanku untuk membuka pintu-pintu rezeki yang lain. Meski aku hanya seorang guru honorer, tetapi tidak menjadi penghalang untuk berbagi. Justru aku merasakan rizekiku bertambah berlipat-lipat, janji Tuhan memang benar adanya. Bersedekah membuat rezeki melimpah dan berkah, karena berbagi tidak akan mengurangi harta yang kita miliki. Sebaliknya, dengan bersedekah harta kita akan bertambah. Sedekah bukan hanya dengan materi, tetapi juga melakukan hal-hal baik yang bisa bermanfaat dan membantu meringankan masalah sesama. Yuk, mulai berbagi untuk orang-orang di sekeliling kita, kalaupun tetangga kita merupakan orang-orang yang berkecukupan, teman-teman tetap bisa berbagi melalui cara lain seperti menebar kebaikan bersama Dompet Dhuafa.

Menebar Kebaikan bersama Dompet Dhuafa

5 Pilar Program Utama Dompet Dhuafa
Dompet Dhuafa merupakan lembaga filantropi Islam yang berkhidmat dalam pemberdayaan kaum dhuafa dengan pendekatan budaya melalui kegiatan filantropis dan wirausaha sosial. Dompet Dhuafa  mengelola dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) yang berdiri sejak tahun 1993. Lembaga nirlaba ini memiliki 5 pilar program utama yang memiliki tujuan besar dalam mengentaskan kemiskinan mulai dari bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial dan Dakwah, hingga Budaya. Dompet Dhuafa memiliki cabang yang tersebar di 27 Provinsi seluruh Indonesia dan 5 cabang di luar negeri seperti; USA, Hongkong, Jepang, Korea, hingga Australia.

Pendidikan Sebagai Salah Satu Program Utama Dompet Dhuafa

Bukan hanya fokus untuk pengelolaan zakat saja, Dompet Dhuafa juga fokus dalam penggalangan infak dan sedekah. Berbagai program kegiatan yang menyita perhatianku salah satunya di bidang pendidikan. Dompet Dhuafa berkomitmen menyediakan akses pendidikan seluas-luasnya untuk kaum dhuafa seperti Bayu ini. Terdapat 6 program utama di bidang pendidikan yang diberikan oleh Dompet Dhuafa untuk ikut andil menyelesaikan permasalahan Bangsa, diantaranya;

  1. SMART Ekselensia Indonesia merupakan sekolah menengah berasrama yang bebas biaya dan memiliki program akselerasi. Didedikasikan untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan ekonomi namun berprestasi dari seluruh Indonesia. SMART Ekselensia ini didirikan pada tahun 2004, hingga tahun 2019 penerima manfaat sebanyak 575 siswa.
  2. Sekolah Literasi Indonesia, program ini berkosentrasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan culture sekolah dengan pendekatan khas literasi, terdapat lebih dari 54 Sekolah Literasi Indonesia yang tersebar di 16 provinsi.
  3. eTahfidz merupakan pembinaan insentif untuk para santri agar menjadi seorang hafidz dan juga pemimpin masyarakat. Harapannya para santri yang telah dibekali dengan ilmu dapat membantu merubah peradaban Bangsa menjadi semakin sejahtera.
  4. Beastudi Etos diberikan kepada mahasiswa berprestasi yang memiliki keterbatasan ekonomi. Beasiswa ini tidak hanya berupa uang namun juga fasilitas asrama, pembinaan, dan pendampingan mahasiswa sehingga terbentuk profil pemuda kontributif. Hingga saat ini penerima manfaat Beastudi Etos telah mencapai 2.366 mahasiswa yang tersebar di 20 Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia.
  5. Beasiswa Aktivis Nusantara atau dikenal dengan BAKTI NUSA merupakan beasiswa pengembangan kepemimpinan bagi aktivis mahasiswa untuk membentuk pemimpin yang berintegritas, cendikia, transformatif, dan melayani. Terdapat 282 mahasiswa penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara di 20 Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia.
  6. Makmal Pendidikan, program ini melingkupi kajian strategis, advokasi, riset, dan development tentang pendidikan serta menjalin kualitas mutu kelembagaan. 
Pendidikan merupakan kunci untuk melahirkan generasi bangsa. Perjuangan pendiri bangsa ini belum usai, kita harus selalu bersinergi dan berkontribusi bersama supaya anak-anak seperti Bayu bisa  menikmati pendidikan yang lebih layak. Salah satunya melalui Dompet Dhuafa kita bisa bekerjasama untuk mewujudkan Indonesia lebih sejahtera. Seperti cuplikan video pemanfaatan zakat Dompet Dhuafa di bidang Pendidikan berikut ini:

Berbagi Di Tengah Pandemi Bersama Dompet Dhuafa

Sudah kita ketahui bahwa kemanfaatan ZISWAF (Zakat, Infaq, Sedekah, dan Wakaf) yang dikelola oleh Dompet Dhuafa terbilang tepat sasaran. Selain pemanfaatan di bidang pendidikan, Dompet Dhuafa juga sangat peduli dengan masalah kemanusiaan yang sedang dihadapi Indonesia. Aku pun sempat terharu saat melihat donasi Ayo Lawan Corona di website Dompet Dhuafa. Target donasi Rp. 60.000.000.000 hampir terkumpul berkat kepercayaan teman-teman kepada Dompet Dhuafa untuk menyalurkan kebaikan.

Dengan berdonasi Ayo Lawan Corona melalui Dompet Dhuafa berarti kita ikut membantu dalam pembagian sembako kepada kelompok rentan, membantu pemasangan instalasi Disinfectant Body Chamber di Wisma Atlet Kemayoran, ikut andil membantu pembagian Hygiene Kit ke kelompok rentan, serta membantu proses penyemprotan cairan disinfektan di beberapa tempat fasilitas umum, dan membantu penyediaan alat perlindungan diri (APD) untuk tenaga kesehatan.

Alasan Memilih Dompet Dhuafa Sebagai Pengelola Dana ZISWAF

Buatku memilih lembaga untuk menyalurkan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) harus jeli supaya dana yang kita keluarkan dapat bermanfaat dan tepat sasaran, tentunya harus memilih lembaga yang berkompeten dan amanah di bidang pengelolaan dana ZISWAF. Aku mempercayakan Dompet Dhuafa sebagai lembaga penyalur dana ZISWAF, nah berikut ini beberapa alasannya:
Alasan Memilih Dompet Dhuafa

Memiliki Legalitas Hukum yang Jelas

Dompet Dhuafa memiliki Akta Pendirian Nomor 41 tanggal 14 September 1994 dibuat dihadapan H. Abu Jusuf, S.H., Notaris di Jakarta dengan Akta Perubahan Terakhir No. 2 tanggal 19 Juli 2004 yang dibuat oleh Herdardjo, Notaris di Tangerang. Lalu mendapat Persetujuan Operasi dari Departemen Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI Nomor. 162/A.YAY.HKM/1996/ PN.JAK.SEL dan diperbaharui oleh Dirjen Administrasi Hukum No. C-HT.01.09-88, tertanggal  21 September 2004. Dan juga memiliki Surat Keputusan Menteri Agama No. 439 Tahun 2001 tentang dikukuhkannya Yayasan Dompet Dhuafa Republika sebagai Lembaga Amil Zakat, Infak dan Sedekah (LAZ) tingkat Nasional.

Proses Mudah dan Praktis

Dengan perkembangan teknologi dan inovasi yang semakin berkembang, saat ini kita dimudahkan untuk bersedekah dan membayar zakat melalui Dompet Dhuafa. Kita bisa mengeluarkan sedekah dan zakat dimana pun kita berada asalkan terkoneksi dengan internet. Cukup dengan smartphone, kita bisa langsung menghitung berapa besar zakat/infak yang harus kita keluarkan melalui fitur kalkulator zakat di website Dompet Dhuafa. Metode pembayarannya pun beragam, mulai dari pilihan berbagai bank hingga dompet digital. Atau kita juga bisa memanfaatkan layanan jemput zakat, nantinya akan ada petugas Dompet Dhuafa yang membantu kita dalam menunaikan kewajiban.

Pengelolaan Profesional Sesuai dengan Syariah

Kwitansi Setoran Donasi

Setelah menyalurkan dana melalui Dompet Dhuafa, kita akan menerima kwitansi pembayaran by email dari Dompet Dhuafa yang bisa kita gunakan sebagai laporan untuk lampiran SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Dari hal kecil ini terlihat pertanggungjawaban dari Dompet Dhuafa sangat terperinci, ya. Selain itu, aku juga mendapat laporan via telpon dari pihak Dompet Dhuafa. Customer carenya ramah banget, rasanya adem mendengarkan doa-doanya. Apalagi saat CSnya menjelaskan pemanfaatan donasi yang kemarin aku salurkan. Karena kemarin memilih donasi untuk Lawan Corona, maka pemanfaatannya untuk pembelian APD, masker, handsanitizer, serta kebutuhan bahan pangan untuk dibagikan ke kaum dhuafa. Padahal kemarin donasinya nggak seberapa, tetapi pihak Dompet Dhuafa melaporkan dengan sangat rinci. Nah, ini sebagai salah satu bukti transparansi pengelolaan dana ZISWAF. Dompet Dhuafa juga selalu mengupdate dana yang terkumpul, bahkan ada laporan pengelolaan dana tiap tahun yang bisa kita download.

Pengelolaan Dana ZISWAF Menjadi Program Pemberdayaan

Salah satu hal yang menjadi pertimbanganku menyalurkan dana ZISWAF adalah program yang dimiliki Dompet Dhuafa untuk mengentaskan kemiskinan dan permasalahan manusia dalam 5 program pemberdayaan. Mulai dari bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial dan Dakwah, hingga Budaya. Ibarat seperti amal jariyah ya, dana yang kita keluarkan tepat sasaran untuk berbagai program pemberdayaan.

Jangkauan Secara Global

Bagi teman-teman yang tinggal di lingkungan berkecukupan, teman-teman tetap bisa berbagi membantu orang-orang di luar sana yang mungkin lebih membutuhkan bantuan kita. Melalui Dompet Dhuafa teman-teman bisa membantu orang-orang yang ada di pelosok negeri bahkan sampai penjuru dunia karena pemanfaatan dana ZISWAF Dompet Dhuafa menerapkan jangkauan secara global.

Mudahnya Menebar Kebaikan Melalui Dompet Dhuafa

Untuk berdonasi melalui Dompet Dhuafa juga sangat mudah, kita cukup klik https://donasi.dompetdhuafa.org/ lalu memilih jenis donasi yang kita inginkan. Isi data diri dan nominal donasi. Berdonasi di Dompet Dhuafa tidak harus dengan nominal banyak kok, cukup dengan minimal Rp 10.000,- kita bisa sama-sama berbagi. 
Mudahnya Menebar Kebaikan Melalui Dompet Dhuafa

Sekali lagi, kebaikan berbagi bukan hanya soal banyak atau sedikitnya bantuan yang kita berikan, tetapi soal rasa kemanusiaan dan solidaritas antar sesama. Setidaknya kita telah berusaha membantu menyelamatkan Indonesia dengan berbagi kebaikan bersama. Berbagi kebaikan tidak sulit kok, bisa dimulai dari diri sendiri dengan hal terkecil sekalipun.

Katanya, kita akan merasakan kebahagiaan ketika bisa membahagiakan orang-orang di sekitar. Kebahagiaan hakiki bukan diukur dengan materi, melainkan dengan menebar kebaikan. Kalaupun kita tidak bisa berbuat baik, setidaknya jangan berbuat jahat. Apalagi sampai merampas “hak” orang lain. Mari mulai membiasakan diri untuk berbagai bersama menebar kebaikan. Seandainya teman-teman hanya memiliki kuota internet, bisa tetap berbagai kebaikan dengan cara menshare link donasi dari Dompet Dhuafa.

*aku sengaja tidak memasukkan foto Bayu karena mempertimbangkan berbagai hal. Pun menggunakan nama “Bayu” sebagai nama samaran. Semoga kelak ketika Bayu tumbuh besar dan menemukan tulisan ini bisa menjadi penyemangat dalam hidupnya karena ada seseorang yang diam-diam menyayanginya.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”

Ella Fitria

You may also like

0 0 vote
Rating Artikel
Subscribe
Notifikasi
guest
0 Komentar
Feedback Sebaris
Lihat semua komentar
Ikrom Zain
12 April 2020 05:46

smeoga bayu bisa menggapai apa yang dicita-citakan ya mbak ella
suka sedih klo liat cerita anak seperti ini

Ngayap.com
12 April 2020 05:46

Story telling nya bikin nympe pesannya. Masih bnyk bayu2 lainnya mungkin yg belum seberuntung bayu ini, diperhatikan bu guru .

Jus alpukat rasanya kaya daun ,,,

ray
ray
12 April 2020 09:03

baru kelihatan button follownya XD
done follow. ^^

Enny Ratnawati
12 April 2020 09:48

sedih aku bacanya. Disini juga ada temen anakku kelas 6 SD dan tiba-tiba berhenti sekolah. Katanya susah ngerjainmatematika, ortunya buruh gt jd pasrah aja

Semoga Bayu bisa mencapai cita2nya ya. Dan mbak Ella dapat keberkahan berlimpah atas kebaikannya ya. Aamiin

morishige
12 April 2020 10:59

Tulisan ini menyentuh sekali, Mbak Ella. Semoga Bayu-Bayu di Indonesia bisa terbantu dengan uluran-uluran di Dompet Dhuafa. Dan semoga wabah ini secepatnya berlalu sehingga semua bisa kembali bercengkerama seperti sedia kala.

Khanif
12 April 2020 19:26

dunia kita sama tapi terasa berbeda, kayak lagunya siapa gituu pernah denger :D.. btw ceritanya memang sedih, di luar sana masih banyak bayu lain yang butuh pertolongan kita, semoga saja dengan adanya dompet duafa bayu tidak lagi sedih, ya hehe 😀

Marfa Umi
12 April 2020 19:26

bentar aku ikut cirambai bacanya, keinget jaman aku kkn juga ketemu anak SD spt Bayu, di kelas kurang semangat belajarnya dan gurunya meminta kami buat sedikit bantu. Mudah2an anak-anak spt Bayu selalu dalam pertolongan Tuhan dan ketemu orang-orang baik ya

Adie Riyanto
12 April 2020 19:25

Dompet Dhuafa ini salah satu 'penyalur' zakat yang aku pilih. Aku percaya mereka amanah. Efeknya, semoga anak-anak seperti Bayu ini bisa terbantu untuk melanjutkan kehidupan yang layak dan mencapai cita-citanya seperti anak-anak lainnya 🙂

Eni Rahayu
12 April 2020 22:42

Kadang kita gak sadar kalau ada Bayu di sekitar kita. Terima kasih telah membagikan kisah yg inspiratif mbak

Agus Supriyono
13 April 2020 01:07

Pagi2 baca postingan ini dari paragraf pertama sampai terakhir.
Memprihatinkan..dan sikap bu ella menginpirasi dan mengingatkan…

Swmakin sukses

Alfan Ismail
13 April 2020 04:02

jadi sedih banget bacanya, jadi kepikiran seandainya ad di lingkungan sekitar saya gmana hemmmm

Hasnah Siregar
13 April 2020 04:02

masya Allah. Menginspirasi kisahnya, Mbak 🙂

Halamansekolah.com
13 April 2020 04:02

Duh, aku belum bisa jadi seperti bi guru, yang peka. Semoga kita menjadi orang yang peka terhadap lingkungan.

Nasirullah Sitam
13 April 2020 04:02

Pandemi ini memang mengerikan, dari sini kita sadar jika orang Indonesia itu saling membantu. Kelihatan dari antusias mereka dalam berbagi

Arenapublik
13 April 2020 07:54

alhamdulillah ini kegiatan nya keren bnget mba… semoga barokah.

Rudi Chandra
13 April 2020 09:36

Semoga wabah ini cepat hilang dan semoga semua anak-anak bisa mengecap pendidikan yang layak dan hidup dengan layak juga. Aamiin..

Hasnah Siregar
13 April 2020 11:00

Mbak sayang, tadi komenku pertama bacanya sekilas. Sekarang aku baca pelan-pelan. Asli perasaanku campur aduk banget. Terhanyut dengan kisahnya dan juga penulisannya yang bagus sekali.

Man
Man
13 April 2020 11:54

Membaca cerita bayu bikin air mata merembes ya. Karna aku laki laki jadi harus kuat. Malu liat hape sambil nangis. Dan mbaknya baik banget. Salut

Agus Warteg
13 April 2020 17:42

Kasihan Bayu ya, masih kecil sudah ditinggal ibunya, bapaknya juga kawin lagi. Sekolah juga jadi terlantar. Untung ada mbak Ella sebagai guru yang baik hati dan mau membantu. Tapi sejak ada Corona jadi berpisah lagi ya.

Bara Anggara
13 April 2020 17:42

terharu bacanya bu guru T_T.. story tellingnya bagus dan pesannya dapet,, dan ikut merasakan apa yg bu guru rasakan ttg Bayu.. 🙁

P.S. semoga menang lombanya..

-Traveler Paruh Waktu