![]() |
Tetap #TenangUntukMenang |
Lantunan ayat suci Al-Qur'an dari pengeras suara masjid kini makin jarang terdengar, Ramadan kali ini memang sangat berbeda dibandingkan dengan Ramadan tahun lalu. Biasanya tiap memasuki minggu ke kedua di bulan Ramadan masjid selalu ramai dipenuhi oleh anak-anak, orang dewasa, hingga lansia untuk menjemput malam seribu bulan (Lailatul Qadar). Mungkin bukan hanya Masjid saja yang meniadakan aktivitas ibadah, namun tempat ibadah lain seperti Gereja, Pura, Vihara, dan Klenteng juga demikian. Semua kegiatan ibadah untuk sementara waktu dilakukan di rumah masing-masing demi menghentikan penyebaran corona. Tidak mengapa Ramadan tahun ini hadir sebagai pembelajar untuk menyesuaikan diri dengan situasi pandemi.
Dampak Virus Corona
Adanya pandemi corona (Covid-19) ini tentu sangat berdampak dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu dampak yang sangat krusial adalah di bidang ekonomi yang mencakup investasi, perdagangan, dan pariwisata. Sebelum corona masuk ke Indonesia, dampak corona terhadap ekonomi Indonesia sudah mulai terasa. Mengutip data dari BPS (Badan Pusat Statistik) tercatat pada Januari 2020 Dampak Corona terhadap Ekonomi Indonesia meliputi; nilai ekspor Indonesia-Tiongkok menurun 12,07% menjadi US$ 2,24 miliyar sedangkan nilai impornya terkontraksi sebesar 2,71% menjadi US$ 4 miliyar. Lalu defisit neraca dagang RI dengan Tiongkok semula pada Januari 2019 mencapai US$ 2,4 miliyar kini pada Januari 2020 merosot menjadi US$ 1,84 miliyar, selain itu untuk kapasitas investasi langsung Cina ke Indonesia juga berpotensi mengalami penurunan, hingga pemberhentian penerbangan dari Tiongkok.
Dampak virus corona yang paling terasa adalah di bidang kesehatan. Kebutuhan APD tenaga medis serta keperluan obat-obatan dan produk kesehatan untuk pasien positif corona meningkat tajam. Sedihnya banyak tenaga medis yang gugur saat sedang bertugas menangani pasien positif corona. Bayangkan, mereka berani bertaruh nyawa demi menyelamatkan orang lain. Data sebaran virus corona di Indonesia per Jumat 15 Mei 2020, 15.41 WIB (Sumber: Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19) terdapat ODP (Orang Dalam Pemantauan) sebanyak 262.010 sedangkan PDP (Pasien Dalam Pengawasan sebanyak 34.360. Sementara kasus positif corona 16.496 meningkat 3.06%, pasien sembuh sejumlah 3.803 meningkat 1.78%, dan pasien meninggal akibat virus corona sebanyak 1.076 meningkat 0.21%
Selain bidang ekonomi dan kesehatan, dampak virus corona juga sangat terasa di bidang pariwisata. Menurut BPS (Badan Pusat Statistik) pada bulan Maret 2020 merilis data perkembangan pariwisata Indonesia, tercatat pada bulan Februari-Maret terdapat penurunan kunjungan Wisman sebesar 45,50%, sedangkan untuk Tingkat Penghuni Kamar (TPK) hotel klasifikasi bintang di Indonesia mengalami penurunan 20,64%.
![]() |
Infografis Dampak Covid-19 |
Siapa sih yang tidak merasakan dampak dari pandemi corona? Aku yakin semua orang pasti merasakan dampaknya, mulai dari yang tadinya bebas beraktivitas di luar rumah, sekarang ini harus membatasi kegiatan di rumah aja. Yang jarang menggunakan masker ketika ke luar rumah, sekarang wajib menggunakan masker. Yang tadinya malas mencuci tangan, sekarang rajin mencuci tangan secara berkala. Yang biasa bekerja di kantor, sekarang Work From Home. Sampai yang harusnya mudik dan lebaran di rumah bersama keluarga harus bersabar menunggu kondisi pandemi mereda. Kegiatan seperti pendidikan dan sosial budaya pun mulai terasa dampaknya.
Sayangnya meski kasus corona di Indonesia sudah memasuki bulan ke 3, namun di lingkungan tempat tinggalku masih banyak orang yang percaya dengan informasi yang tidak masuk akal. Bukan karena background pendidikan yang rendah, namun karena kurangnya mengakses informasi dengan sumber yang jelas. Hampir setiap hari mereka melahap berita dari grup whatsapp. Iya kalau isi pesan yang disampaikan positif dan berdasarkan sains, bagus banget untuk mengedukasi, ya? Tetapi kalau isi pesannya berupa provokatif untuk memecah persatuan? Dan parahnya banyak yang menelan mentah-mentah lalu mempercayai berita tersebut. Mau bagaimana masa depan kita?
Belum lama ini aku sempat terkejut ketika ada pesan di grup whatsapp yang berisi informasi bahwa Covid-19 merupakan virus buatan manusia yang sengaja diciptakan untuk menghancurkan masyarakat Indonesia, lalu dalam pesan whatsapp tersebut juga mengimbau untuk tidak percaya dengan adanya corona. Ya Tuhan. Seketika aku menggaruk kepala yang sebetulnya tidak terasa gatal. Bagaimana mungkin saat seluruh orang Indonesia bahkan seluruh dunia sedang bersatu melawan musuh yang kasat mata namun masih banyak orang yang malah memperkeruh suasana? Ya kali, corona ini tidak mengenal negara, daerah, agama, ras, suku, jabatan, kedudukan. Mau Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu, kaya, miskin, hitam, putih, siapapun bisa terinfeksi.
Nah supaya kita terhindar dari berita hoax, aku memiliki 4 cara yang bisa dilakukan meskipun berita hoax masih berseliweran di grup whatsapp. Berikut ini cara sederhana yang bisa kita lakukan dengan di rumah aja supaya tetap #TenangUntukMenang melawan corona.
![]() |
Stop Hoax tentang Covid-19 |
4 Cara Tetap #TenangUntukMenang Melawan Corona
Menurutku, percaya dengan berita hoax lebih berbahaya daripada virus apapun. Salah satu cara supaya kita terhindar dari berita hoax adalah dengan menambah pengetahuan dan wawasan seputar corona melalui Pusat Informasi Kumparan, selain itu kita juga bisa melakukan hal-hal berikut ini:
![]() |
4 Cara Tetap #TenangUntukMenang Melawan Corona |
Berpikir Rasional
Mungkin banyak orang di lingkungan kita yang belum menggunakan akal sehat dalam menyikapi pandemi ini. Berpikir rasional dengan mempercayai sains setidaknya akan membuat hidup sedikit tenang daripada hanya berasumsi dan meyakini informasi yang tidak jelas sumbernya. Dampak kekhawatiran di tengah pandemi seperti sekarang ini justru akan menimbulkan ketakutan yang luar biasa.
Jauh sebelum corona menginfeksi ratusan ribu orang di seluruh dunia, para ahli sains dan research sudah memprediksi bahwa pandemi akan selalu terjadi seiring perputaran hidup. Menurutnya, pandemi seperti yang sedang kita alami merupakan hal yang wajar. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus melewati bersama. Bukan hanya satu dua orang atau satu dua negara saja, melainkan semua orang di seluruh dunia harus menggunakan akal sehat demi menjaga kewarasan dan mengurangi rasa takut berlebihan.
Jauh sebelum corona menginfeksi ratusan ribu orang di seluruh dunia, para ahli sains dan research sudah memprediksi bahwa pandemi akan selalu terjadi seiring perputaran hidup. Menurutnya, pandemi seperti yang sedang kita alami merupakan hal yang wajar. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus melewati bersama. Bukan hanya satu dua orang atau satu dua negara saja, melainkan semua orang di seluruh dunia harus menggunakan akal sehat demi menjaga kewarasan dan mengurangi rasa takut berlebihan.
Melakukan Karantina Mandiri
Siapa coba yang tidak parno di masa pandemi seperti ini? Batuk atau bersin sesekali aja rasanya was-was, ya. Meskipun was-was itu perlu, tetapi usahakan jangan berlebihan. Kita bisa melakukan karantina mandiri untuk membantu memutus penyebaran virus corona. Kalau teman-teman merasa tidak enak badan dan menunjukkan gejala yang mengarah ke virus corona, segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat atau rumah sakit rujukan corona, ya. Wajar saja kalau kita khawatir, hanya saja supaya kekhawatiran tidak menjadi bom waktu, kita bisa memperbanyak bacaan seputar informasi corona di laman Kumparan. Di laman tersebut dijelaskan sangat detail mengenai bagaimana isolasi mandiri hingga kapan perlu ke rumah sakit.
Jujur ada rasa sesak di dalam hati ketika mengetahui sebagian masyarakat mengucilkan OPD atau PDP di lingkungannya. Hancur banget sungguh, aku tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan OPD atau PDP yang sedang berjuang melawan corona. Bukankah OPD atau PDP ini tetap manusia? Bukankah harusnya kita bisa lebih bijak dalam menyikapi hal demikian? Beberapa waktu lalu timelineku dipenuhi video ibu-ibu yang tinggal di daerah Sleman, mereka gotong royong membantu membelikan sayur mayur untuk tetangganya yang dinyatakan PDP. Sayuran tersebut tiap pagi diletakkan di teras rumah PDP. Melihat video singkat itu mataku basah, semoga makin banyak orang-orang di luar sana yang bisa melakukan hal yang sama.
Tetapi perlu diingat, bagi ODP atau PDP juga harus menyadari status yang sedang dialami. Kalaupun sudah dinyatakan ODP atau PDP mari sama-sama menyelamatkan lingkungan sekitar. Lakukan isolasi mandiri dengan di rumah aja, bukan malah mengabaikan imbauan pemerintah dan protokol kesehatan. Kan kesel juga ya kalau di lingkungan kita ada yang sudah dinyatakan PDP malah dengan santainya masih bebas bepergian dengan dalih badan sehat dan tetap bugar.
Tetapi perlu diingat, bagi ODP atau PDP juga harus menyadari status yang sedang dialami. Kalaupun sudah dinyatakan ODP atau PDP mari sama-sama menyelamatkan lingkungan sekitar. Lakukan isolasi mandiri dengan di rumah aja, bukan malah mengabaikan imbauan pemerintah dan protokol kesehatan. Kan kesel juga ya kalau di lingkungan kita ada yang sudah dinyatakan PDP malah dengan santainya masih bebas bepergian dengan dalih badan sehat dan tetap bugar.
Patuhi Imbauan Pemerintah
Nanya dong, apakah seluruh masyarakat di tempat kalian sudah mematuhi imbauan pemerintah? Kalau di tempatku sebagian kecil sudah patuh, sisanya masih bandel keluar rumah dengan santai. Bahkan masih ada yang sempat belanja ke mall dan haha hihi bukber (buka bersama) dengan teman-temannya. Ya Tuhan bukan aku iri dengki, tapi mbok ya keluar rumah kalau ada hal penting saja mengingat kasus corona di Indonesia makin hari makin meningkat.
Anak muda di tempatku masih banyak yang abai dengan imbauan pemerintah, keluar rumah tidak menggunakan masker, ngabuburit berboncengan, dan kumpul-kumpul hingga larut malam. Hampir setiap hari story whatsappku penuh dengan mereka yang seolah bangga tidak takut dengan virus corona. Please, kita ini sedang melawan makhluk kasat mata, apalagi kabarnya di tetangga desaku sudah ada yang positif. Huhuhu
Cuci tangan dengan sabun, tidak keluar rumah kecuali ada kepentingan mendesak, menggunakan masker ketika terpaksa keluar rumah, makan makanan yang bergizi, hingga olahraga teratur harusnya sudah menjadi kebiasaan kita demi ikut andil supaya bumi kembali berseri tanpa ada virus mematikan seperti ini.
Memfilter Berita Hoax
Melalui tulisan ini aku berharap semoga di luar sana banyak orang yang sadar dan paham pentingnya membaca atau mencari informasi corona dengan sumber yang jelas dan terpercaya, tidak lagi mengedepankan pemahaman sendiri yang belum tentu kebenarannya. Apalagi percaya begitu saja dengan informasi yang disebarkan melalui grup whatsapp. Kalau teman-teman ada yang sering menerima berita hoax seputar corona di grup whatsapp, teman-teman bisa mencoba mengingatkan mereka di grup whatsapp dengan mengshare Informasi Corona dari website Kumparan, Alhamdulillah terbukti ampuh banget karena sejauh ini grup whatsappku sudah tidak ada yang berani mengshare berita hoax lagi. Meskipun terkadang dianggap anak yang tidak memiliki sopan santun karena berani melawan orang yang lebih tua, tapi ya bismillah aja demi makin #TenangUntukMenang melawan Corona.
Kumparan Menjadi Pusat Informasi Corona
Kumparan merupakan platform media yang diluncurkan pada Januari 2017. Platform ini sebagai wadah yang menyediakan berbagai informasi dengan menggabungkan jurnalisme berbasis teknologi dan memungkinkan interaksi antara semua pengguna ke dalam satu platform. Kumparan bisa diakses melalui smartphone, bahkan tersedia aplikasinya yang bisa kita unduh melalui playstore, lho. Fyi, belum lama ini Kumparan meluncurkan laman baru yang fokus membahas Informasi corona. Laman tersebut berisi rujukan informasi terpercaya dan terlengkap seputar corona. Terdapat berbagai collection yang dibahas, diantaranya adalah:
![]() |
Laman Informasi Covid-19 Kumparan |
- Memahami Virus Corona
- Pencegahan Diri dan Keluarga
- Prosedur Tes dan Pengobatan
- Happy at Home
- Rumah Sakit Rujukan
- Hotline
- Kumpulan Doa
- Pengumuman Pemerintah
- Donasi Lawan Corona
Dari semua collection yang aku sebutkan di atas memiliki beberapa konten pilihan yang bisa dijadikan rujukan supaya kita bisa #TenangUntukMenang melawan corona. Selain itu, di laman Informasi Corona Kumparan juga terdapat peta, data, dan kurva sebaran kasus corona di Indonesia yang diupdate secara berkala. Grafik dan tabelnya pun mudah dipahami oleh orang awam sekalipun.
Di tengah pandemi seperti ini portal berita terpercaya dan terupdate seperti Kumparan memang bagaikan angin segar untuk mengedukasi orang-orang yang masih saja percaya dengan provokator. Sedihnya ketika negara sedang terkena wabah justru makin banyak portal berita yang memanfaatkan issue ini demi mendapat viewers semata. Padahal, seringkali judul dan isi beritanya hanya menimbulkan asumsi publik menjadi semakin panik. Lain dengan Kumparan yang fokus menyajikan informasi akurat serta membantu meredakan kegelisahan di masa seperti sekarang. Terbukti di laman Pusat Informasi Corona terdapat kategori kumpulan doa yang berisi doa-doa dari berbagai agama di Indonesia. Menurutku, kategori ini sangat membantu masyarakat supaya lebih tenang dalam melawan pandemi covid-19 dengan tetap mendekatkan diri kepada Tuhan.
![]() |
Yuk Cerdas Sejak Dini dalam Mencari Informasi |
Yuk ah cerdas sejak dini dalam mencari informasi. Sebisa kita share informasi yang jelas sumbernya. Mari sebarkan informasi biar #BerkahNulisdiRumah makin bertambah.
Itu tadi, sedikit cerita selama Ramadan #DirumahAja supaya tetap #TenangUntukMenang melawan corona. Kira-kira, kamu sudah menerapkan keempat tips di atas belum, nih?
97komentar
Menurutku berita hoax malah lebih serem daripada covid-19 ini Mbak.
BalasHapusDan yang paling parahnya, banyak orang yang percaya ama berita hoax kalo udah menyangkut tentang agama. Bikin garuk-garuk kepala yang nggak gatal.
Bener bgt Mas Rudi.. Rasanya kl denger ada org yg dg polosnya percaya sm issue yg memecahbelah persatuan gemes bgt ya.. Huhu
HapusCara agar bisa menghadapi corona : tidak melakukan apa apa. Iya, gausah ngapa-ngapain wkwk. Terkadang diem aja susah wkwk
BalasHapusNggak dong. Harus ngapa2in malah, kudu makin produktif menebar kebaikan mumpung bulan ramadan. Akakaka. Sok bgt kya mamah dedeh yak
HapusSebenarnya yang paling tepat adalah social distancing. Oya, kadang banyak media yang menyebarkan informasi dari sisi ketakutan sehingga orang lebih banyak termakan tulisan tersebut.
BalasHapusBener bgt Mas Sitam. Kondisi lg panas, masyarakat byk yg khawatir tp byk informasi yg digoreng dlu. Makin panas dong ya. Huhu
HapusPusat Informasi Corona milik Kumparan bagus, deh. Visualnya cakep!
BalasHapusTos dulu mbak. Sekali buka lgsg paham apalagi grafiknya dan tabel updatean sebaran corona ya. Gampang bgt dipahami. Hhh
HapusLengkap juga ya informasi soal corona di Kumparan. Kayaknya Kumparan bisa jadi pembanding deh buat informasi di portal online yang saya baca. :D Tema happy at home-nya juga kayaknya punya vibe yang positif banget.
BalasHapusIyap Mas. 1 laman lengkap bgt byk informasi yg berguna di saat WFH gini, ada beragam tips dan panduan selama menjalani aktivitas sehari2 di masa pandemi :)
HapusSedih banget memang, ramadhan tahun ini tidak bisa tarawih di mesjid dan berburu takjil. Beda sekali suasanya. Semoga pandemi ini dapat segera diatasi ya Mbak.
BalasHapusSama kak. Yuk kita aminkan bareng supaya pandemi segera berakhir, aamiin
HapusStay safe selalu di sana ya
Yup bener tuh, patuhi imbauan pemerintah. Jangan bandel! Keluar rumah sepentingnya saja. Kalo sekadar mau nongki-nongki enggak jelas, mending gak usah keluar rumah. Keluar rumah juga kudu pake masker. Andai semua orang mengikuti apa yang diperintah ini, aman damai dah kehidupan heheh
BalasHapusSuka gemes nggak sih sekarang ini di lingkunganku byk yg pergi2 bukber dan berburu takjil mbakkk. Mo nangis rasanya :(
HapusDuhh parah ya hoax emang, setuju banget kita harus tenang dan rasional. Semoga pandemi ini segera berlalu ya
BalasHapusAamiin Mbak Sera. Semoga byk orang di luar sana yg sadar pentingnya memfilter informasi supaya bisa selalu berpikir rasional dan tetap tenang
HapusBerita hoaks ini benar-benar ngeri.
BalasHapusSaya sendiri sampai bingung ,tapi herannya ada saja yang percaya dengan berita tersebut.
Kalau saya paling ya mendengerkan, daripada nanti diajak berdebat.
Harus pandai-pandai memfilter berita, biar isi kepala tetap jernih.
jangankan berita hoax mas, sms yang isinya, "kirim sms ini ke 20 temen kamu, kalo tidak kamu akan kena sial" itu aja masih ada yang percaya loh, gw heran, padahal dipikir logika gak akan nyampe loh :D
HapusMas Djangkaru sepakat bgt mas. Suka gemes ya sm org2 yg gampang terprovokasi. Huhu
HapusKhanif : BENER BANGEEEET. KAN MAKIN HERAN NGGAK SIHHHHHH😭
Sebetulnya udah boring banget yaa, tapi mau gimana lagi, si koronah ini kayaknya masih enggan pergi, padahal akupun yg udah termasuk patuh banget ama anjuran pemerintah, sayangnya yg lain masih cuek seolah ga peduli, kalo koronah ini udah ga ada lagi, q mau jalan" lagi mbaaak....bebasin pikiran yg udh mulai jenuh
BalasHapusPeluk jauh mbak Santuy.. Iyaa apalagi perjuangan tenaga kesehatan ya, kita disuruh anteng di rumah doang nggak pd sabar :(
HapusIya besok kl koronah udah pergi kita puas2in jalan2. Hhh
Nggak tau kenapa akhir-akhir ini jadi jarang buka media, soalnya kebanyakan bukan kabar yang menggembirakan yang sering dilihat.. :'(
BalasHapusWkwkw. Iyaaa sama, tp aku tetep secara berkala cari berita biar tahu kondisi di luar sana gimana.. Plus biar nggak gampang khawatir dg info ga jelas. Hhh
Hapusbener banget soal berita hoax covid ini, di WAG terutama yang isinya emak emak makin cepet nyebarnya, dikotaku sampe nyebar kemana-mana padahal yang dikira positif ini orangnya baik baik aja, sampe nih orang bikin video buat mengklarifikasi dirinya
BalasHapusuntuk saat ini memang lebih banyak dirumah aja, awal awal covid, disini mall atau tempat nongkrong udah mulai tutup, sekarang udah buka beberapa lagi
Bener mbak. Tp grup yg isinya bapak2 juga sm cepet bgt menyebarnya. Huhu
HapusSamaaa, di tempatku orang2nya udh byk yg bodo amat :(
Berita hoax lebih kejam dari Corona tanpa ada gejalanya orang bisa langsung terinfeksi dan positif terkena hoax dan efeknya pun bisa mematikan.
BalasHapusDi tempat saya sepertinya orang masih banyak yang mengabaikan Corona, masih banyak yang keluar rumah bahkan anak-anak masih bermain di luar rumah sampai jauh malam.
Iya bener Kak El. Ditempatku juga, orang2 ramai pd ngabuburit, pd bukber, pd jalan2 ke mall. Ya Tuhan :(
Hapusaku ke sini lagi untuk ke sekian kali hahaha
BalasHapussejak kamu menang lomba OYO, aku jadi ketagihan mampir ke blog kamu yang rapih ini mbak.
Setiap ulasannya selalu runut dan kreatif, terus grafisnya juga oke, nyaman dilihat. gudjoob mbak Ella!
Salam kenal :)
Terima kasih mbak. Ku tersanjung hhh. Pdhl mah menang OYO cuma kebetulan doang mbak. Wkwkwk
HapusSalam kenal, stay safe di sana yaaa🥰
Tapi serba salah juga. menurut para ahli informasi yang benar perihal covid 19 wajib di sampaikan ke tengah masyarakat, menyembunyikannya malah bisa berakibat buruk dan fatal.
BalasHapusBErita hoax tentu saja sangat buruk, negetif dan menyesatkan.
Di tempat kami (Batam) suasananya sangat terasa karena memang setiap hari korban terus berguguran, hari misalnya ada lebih 21 orang di jemput paksa dari tempat kerja karena ternyata hasil swabnya positif.
Kami hanya membaca informasi dari sumber walikota saja sekarang. Karena datanya selalu beda dengan hasil baca berita.
Kl menurutku data valid memang harus disebarkan ke masyarakat supaya masyarakat aware terhadap kondisi yg sebenernya. Yap bener bgt, kudu baca berita atau informasi dg sumber yg jelasss
Hapusyang bikin heran itu si penyebar beritanya, di saat seperti ini kok masih sempet-sempetnya nyebarin berita yang gak bener, di sangkut pautkan sama agama pula.. memang selalu ada orang seperti itu di tengah-tengah kita semua :D
BalasHapusAku lg berada di tengah orang2 demikian mas. Kudu sabar dan pinter2 buat ngingetin memang, supaya nggak menjadi2 kan. Huhu
Hapusiya lo sedih dan empet di masa sulit gini banyak hoak berkeliaran demi konten dan viewer
BalasHapusmakanya kita harus pinter pinter ya mbak
aku juga baca kumparan soalnya imbang aja beritanya dan informatif
Iya mas. Suka kesel nggak sih kl masyarakat aja lg khawatir malah ditmbh issu2 nggak jelas demi viewers doang
HapusBener mba,, Berita hoax bikin gak nyaman,, mesti pinter² nyaring info, mesti tabayyun,, simpang siur berita harus jelas dulu beritanya baru kita cerna,,,
BalasHapusSepakat mbak. Semoga di luar sana byk orang yg makin sadar pentingnya informasi dg sumber yg jelas ya :)
HapusIya nih, Mbak Eeeeel. Gara-gara Corona semuanya jadi kena imbasnya. Yang biasanya bisa mudik pas lebaran, eh malah kali ini gak bisa mudik. Contohnya, akuuuu. Moga aja pandeminya segera berakhir supaya bisa mudik walaupun gak pas lebaran..
BalasHapusKalau hoax ini memang banyak banget tersebar. Kebanyakan sih memang lewat WhatsApp grup. Kalau aku biasanya nemu di grup wa keluarga besar nih, Mbak El. Mau ngomong kalau itu hoax juga gak berani, soalnya yang ngirim para sesepuh. Takut kualat.😭
Aamiin semoga wabah ini segera berakhir ya luurrrr. Biar bisa mudik dan kita mitap di jogja. Ahahaha
HapusKl aku lgsg cas cis cus mbak. Ada info agak aneh lgsg q googlingin info validnya. Bodo amat dibilang sok pintar dan kualat. Demi kebaikan bersama supaya nggak makin byk orang yg kemakan berita hoax gt🤣
Aamiin. Semoga coronanya segera pergi ya, Mbak El. Supaya kita bisa ketemuan di Jogja. Gak sabar deh nungguin pengen segera ke sana, pengen ketemu Mbak Ella juga. Lumayan, Mbak Ella bisa jadi tour guide sekalian. Atau bisa minta saran tempat-tempat bagus di Jogja juga. Soalnya aku gak tau mana-mana 😂.
HapusWah, hebat berarti Mbak Ella. Kalau aku masih belum berani ngomong langsung sama sesepuh. Cuma berani ngomong ke ayah ibu aja, bilang kalau berita di grup wa itu cuma hoax belaka.🤭
Aamiin.. Iyak mbak Roem. Siap kita jalan2 ke jogja besok 🤗
Hapusaku selalu kagum dengan infografis di blogmu ini... itu bikinnya pake apa? keren2 semuaa..
BalasHapus-traveler paruh waktu
Ehehe makasih mas Bara. Masih belajar nih, pkenya adobe ilustrator sm photosop, kadang juga pke canva :D
HapusBaru pertama kali mampir ke blog ini, dan first impresion yang aku rasain "kok blog ini bagus banget ya hahaha, apalagi gambar ilustrasinya"
BalasHapusBtw, postingannya menarik sekali. Isi dari artikelnya sangat bermanfaat. apalagi laman yang diluncurkan kumparan ini. Salam kenal dari saya pendatang baru di blog ini hahaha.
Terima kasih kak Yusuf, salam kenal juga yaa. Hehe
HapusMemang iya kudu bgt cari informasi yg kredibel biar di masa pandemi gini sedikit tenang untuk melawan covid 19 :)
betul dalam situasi apapun ketenangan akan menyelamatkan orang yang memiliki sikap tenang, semoga Corona segera berakhir
BalasHapusAamiin.. Iya mas semoga wabah ini segera berlalu yaa. Dan masyarakat juga lebih cerdas dlm memilih sumbe informasi
HapusSayangnya rata-rata orang Indo mudah banget sih yang namanya percaya suatu berita.
BalasHapusMungkin udah kebiasaan kali ya sukanya banyak yang bergosip wwkkkk ..., makanya jadi ngga kritis dan percaya gitu saja sama berita bohong.
Ya moga-moga saja makin kesini, makin berkurang oknum penyebar hoax dan makin banyak warga jadi lebih smart ngga mudah percaya suatu berita.
Iya mad Him. Tp aku juga termasuk suka bergosip. Ahahaha
HapusSemoga ya makin kesini makin byk orang cerdas dlm memfilter informasi :)
Berita hoax tentang covid dimana-mana ya Mbak...ngeri banget. Kalau bukan kita siapa lagi yang harus menghentikannya ya? Saatnya kita mengikuti himbauan pemerintah dan petunjuk kesehatan tentang pandemi covid-19 ini, filter setiap berita, dan tetap bersemangat beraktivitas dengan menghadirkan aktivitas2 positif ya Mbak. Bagus banget infografis dan artikel Mbak. Semoga menang yaa.
BalasHapusAamiin. Makasih mbak Laily.. Semoga pandemi ini segera berakhir biar kita bisa beraktivitas seperti dulu lagi, ya :)
HapusKak Ella, blognya keren banget. saya malah salkus ke tampilan blog kakak yg kece bnget. Berniat buka kelas ga kak? #ehh
BalasHapusTetap #dirumahaja ya kak, semangat menahan diri untuk tidak mudik dan tidak berkerumun. Terima kasih ulasanny kak^^
Mbak Vidya bisa aja deh
HapusMakasih mbakk. Kapan2 ku buka kelas menggalau aja gmn? Wkwk
Iya bener. Tahan diri dulu demi kebaikan bersama
Pokoknya say no untuk berita hoax. Lebih baik cari informasi yang benar-benar bisa dipercaya dan kebenarannya sudah tidak diragukan. Supaya kita jadi lebih tenang.
BalasHapusTos dulu mbak. Semoga kita bisa ikutan andil dlm memerangi informasi hoax yaa
HapusBerita hoax mmg bikin pusing plus nambah worry. Tp salut dg kumparanbkrn termasuk media yg berusaha imbang memberikan informasi
BalasHapusBener mbak. Informasinya ringan bgt mudah dipahami yaa :)
HapusSuka saya baca kumparan, bahasanya ringan dan mudah dimengerti. Emang yang serem ya berita hoax bikin panik dan bisa menimbulkan masalah kalau berita hoax terus disebar. Memang mesti cermat, cerdas, dan hati-hati dalam membaca apapun sekarang.
BalasHapusBener bgt mbak. Suka miris kl tahu ada orang yg bener2 percaya dg berita hoax. Smpe keblinger :(
HapusSemoga Covid 19 segera berakhir yaa mbak Ell...😊😊 Namun apapun itu kita harus tetap semangat dan rajin berdoa,a..Karena sesuatu pasti akan tetap ada akhirnya. Amiin!.🙏🙏
BalasHapusAamiin. Stay safe di sana ya bang Satria :)
HapusBerita Hoax yg bikin resah tur lucu seperti beberapa waktu lalu sebelum corona merebak seperti sekarang.
BalasHapusAda info beredar kayaknya dari sabang sampai meraoke, khususnya wilayah Makasar sampai Papua beredar pesan berantai lewat Wa bahwa "Ada anak kecil baru lahir bisa bicara bilang Virus Corona bisa di tangkal dengan makan telur rebus 2 biji sebelum jam 12 malam".
Dg adanya info itu teman" di perantauan maupun yg di rumah di gedor pintunya malam ada yg di telpon malam" keluarganya, suruh rebus telur katanya untuk menangkal Corona alhasil penjual telur di kios" seketika itu langka malam itu.
Sudah siang baru informasi itu terang benerang ternyata itu informasi hoax bahkan vudio anak kecil yg bisa bicara pun editan kurang rapi pula editannya.
Hari itu kita tertawa rame wkwk.
Meskipun pernah liat videonya. Baca komenmu ini bikin ketawa lagi, Mas. Wkwwk
HapusKdg berita hoax memang jd hiburan ya tp kl smpe percaya dan keblinger ya ngalamat hancur bangsa ini :(
i agre with u mbak ella...bener nih kita harus filter informasi kalau ga bisa kena tsunami informasi dengan kumparan salah satu penyedia portal berita ttg corona ya
BalasHapusiya mbak Shafira, tsunami informasi hoax bahaya banget ya :(
Hapusdi kumparan emang lengkap banget berita soal corona, akupun suka menyimak disana kak
BalasHapusIya mbak Enny, grafik dan kurvanya juga mudah dipahami yaa :)
HapusDi situasi seperti sekarang ini, memang banyak sekali beredar berita-berita gak jelas yang menyesatkan. Jadinya, kita harus pintar-pintar menyeleksi berita yang ada. Salah satunya dengan mencari berita dari situs atau website yang memang sudah terpercaya.
BalasHapusYap mbak Haeriah, kudu pinter2 memfilter informasi yaa :)
Hapusselain virus corona ada lagi virus yang lebih membahayakan jiwa dan fisik. yatu virus suka nge-share berita yang belum terkonfirmasi. bahayanya jauh lebih menyakitkan dari pada corona
BalasHapusBner mbak. Apalagi kl udh keblinger yakin dan percaya dg berita hoax :(
HapusKeren amat sih mbak Ella, bloggernya keren, Kumparan juga keren pisan bisa ngasih info lengkap hanya dalam 1 laman.
BalasHapusIya mbak Meykke, aku merasa terbantu bgt masalah informasi perkembangan kasus Covid-19 ini dr laman Kumparan :)
HapusWow lengkap sekali. Makasih infonya nmbak. Semoga pandemi ini segera berakhir
BalasHapusAamiin mbak Yeti, semoga yaa supaya kita bisa beraktivitas seperti dulu lg :)
HapusSangat disayangkan di saat orang banyak yang kesusahan akibat virus corona ini masih ada saja yang mendapat kepuasan dengan menyebar berita bohong. Lebih baik sebisa mungkin kita ikuti anjuran pemerintah untuk menjaga diri dan keluarga serta orang-orang terdekat. Ternyata Kumparan mempunyai info yang sangat lengkap soal pandemi ini, sangat baik untuk dibaca daripada termakan berbagai hoaks
BalasHapusBner kak, kdg suka heran sm org2 yg sempet nyebarin berita hoax demi kepuasan sendiri. Pdhl kita jg kg susah begini nglawan virus yg kasat mata. Semoga pandemi ini segera berakhir :)
HapusWah info di kKumparan lengkap banget yah
BalasHapusMemang kita harus betul-betul memfilter info yang diterima
Jangan sampai kita ikut andil menyebarkan hoax
Iya mbak Ratu. Semoga byk org yg tersadar pentingnya mengakses informasi yg jelas dan kredibel sumbernya :)
HapusTernyata bisa akses berita terbaru tentang perkembangan covid-19 via kumparan, ya. Baru tahu saya, biasanya cek di laman pemerintah aja. Pandemi COVID-19 ini memang berdampak banyak terhadap kehidupa, sangat berharap kalau pandemi ini cepat berakhir dan bisa beraktivitas seperti semula.
BalasHapusIya mbak Lia :)
HapusKumparan ini versinya laman pemerintah dg berbagai kategori informasi. Byk tips dan panduan untuk menghadapi covid-19 dlm kehidupan sehari2 :)
Yang bikin gak tenang itu, anggota keluarga sendiri yang gak peduli sama bahaya Corona. Masih ke luar rumah. Masih enjoy jalan dan shoping. Kesel banget dah. Akhirnya cuma bida berdoa agar tetap dilindungi.
BalasHapusYa ampun mbak. Aku paham khawatirnya kek apa. Yg sabar yaaa, semoga saudaranya bisa segera sadar bahanyanya virus covid-19 ini
Hapusduuh yang pesan berantai di WhatsApp ini ya yang bikin geemeess.
BalasHapusapalagi di WAG semacam ibuibu kompleks gitu, deehhh bleekk dishare tanpa disaring deh kayaknya, belum lagi kalau ada yang memprovokasi, duuuhh gemes akutuh.
macam seminggu sebelum Ramadhan kemarin, ada berita kalau di kompleks ada yang dinyatakan PDP (padahal hasilnya belum pasti), muncullah ibuk yang menggerutu dan seakan mengucilkan orang yang dimaksud, hikss, padahal ODP, PDP bahkan yang udah positif itu bukan musuh melainkan korban juga yang harus dibantu.
Kumparan lengkap banget ya info Covid-19 nya ini, wajib dishare lah kalau macam gini.
Iya mbak Diah. Kadang kekhawatiran bikin kita makin takut dan secara nggak sadar percaya dg berita2 yg blm tentu kebenaranya. Semoga meskipun kita semua sedang khawatir, masih tetap bisa menjaga akal sehat ya :)
HapusBegitu terjadi pandemi rasanya langsung banjir informasi. Kudu pandai-pandai memfilter biar nggak semua dikonsumsi. Cos bahaya juga sih, malah jadi gak tenang kalau kebanyakan info yang gak tahu salah benarnya.
BalasHapusBener bgt, ngeri kan kl berita2 yg kita konsumsi ternyta nggak berdasarkan fakta. Hhh
HapusSemoga pandemi ini segera berakhir yaaa :)
Filter berita hoax ini perlu banget. Mulai dari diri kitanya aja alias stop di kita jangan lagi di share, telaah lebih jauh dulu ya
BalasHapusSepakat bgt mbak Fenni. Memang ya kudu pintar2 pilih sumber informasi yg terpercaya :)
HapusSetelah covid-19 ada di Indonesia, semua mendadak jadi "pakar covid". Share ini itu yang nggak jelas sumbernya. Agak kesel sih. Tapi kok yang ngeshare orang-orang sepuh.
BalasHapusMending kl orang2 sepuh mbak. Bisa maklum dikit krna mungkin sumber yg mereke cari dan terima nggak begitu banyak. Tp kl anak muda yg sukanya ngshare2 berita hoax rasanya gemeees bgt. Huhu
HapusMemilah berita khususnya di masa pandemi kayak gini, kayaknya mesti digalakkan nih. Secara, berita-berita yg hoax gak jelas justru bikin mental down dan otomatis bikin imun jadi lemah. Fix, mesti jelas nih pilih sumber berita, apalagi kalau mau disebar ke WAG, heheh. Asik kan
BalasHapusIya mbak. Kadang baca info doang rasanya mendadak khawatir berlebih. Tp sblm menelan info2 trsbt ada baiknya cek sumbernya terlebih dahulu supaya nggak terjebak info2 hoax :D
HapusBener banget mbak ada banyak berita hoak di luar sana yang membuat kita harus lebih selektif mengfilter berita. Jujur jika dengar berita di medsos atau dari sekitar saya, saya biasanya langsung cek di portal nasional yang saya rasa akurat dan gk memihak salah satunya kumparan. Waduh ngikut promo🤭
BalasHapussama mbak, tos dulu lah. wkwkwk
Hapusdulu pernah di fase yg sama sekali nggak mau tau berita perkembangan covid-19 ini karena saking banyaknya berita hoax bertebaran, tapi mau nggak mau kudu tau juga perkembangan covid-19 ini kan, untung ada kumparan. eh ikut iklan lagi, wqwqwq
Mba ella selalu kece ketika menyuguhkan sebuah artikel, super luvvv. Tapi sejak pandemi,ak memang selalu akses pusat informasi korona dari Kumparan
BalasHapusmakasih mbak Grandys, memang di masa pandemi gini kudu pinter2 cari portal berita yang kredibel ya :)
Hapus