Kolaborasi Perpustakaan Digital bersama

ASUS Vivobook 13 Slate OLED

by Ella Fitria | 30 Juni 2022

Lahir dari keluarga dan lingkungan yang sangat jauh dari dunia literasi tak membuatku merasa benci dengan kondisi dan keadaan tersebut. Melainkan, setiap kali bisa membaca buku yang aku sukai, rasa syukur berlimpah ruah. Dulu, jangankan mencium aroma buku-buku yang berjejer rapi di toko buku, melihat majalah Bobo saja aku pun tak pernah. Namun, Tuhan punya jalan yang indah untuk mengenalkanku kepada dunia literasi hingga aku berkeinginan memiliki perpustakaan sendiri.

Membaca buku salah satu hobiku yang menyenangkan

Terlebih, saat ini kita bisa berinovasi dengan memadukan dunia literasi dan dunia digital sehingga dapat menumbuhkan ketertarikan dan menjadikan dunia literasi lebih baik. Salah satu inovasi yang sedang aku coba yaitu membuat katalog perpustakaan digital. Nantinya katalog tersebut dapat diakses secara daring melalui smartphone atau laptop. Selain membaca buku, aku juga berkeinginan agar pengunjung perpustakaan bisa berkreasi dan mengeksplor dunia digital melalui perangkat serbaguna. Seperti halnya laptop keluaran terbaru dari ASUS, yakni Laptop Vivobook 13 Slate OLED (T3300).

Laptop Vivobook 13 Slate OLED (T3300) sudah menggunakan sistem operasi terbaru yaitu Windows 11. Makanya, laptop ini menjadi salah satu laptop impian untuk mewujudkan perpustakaan digital yang bermanfaat. Nah, beberapa waktu lalu, aku berkolaborasi dengan Mas Basuni, beliau adalah teman suamiku yang tinggal di daerah Kendal, Jawa Tengah. Mas Basuni ini mendirikan perpustakaan “Ayesha” untuk memfasilitasi anak-anak di sekitar rumahnya. Dengan semangat yang meletup, aku pun mulai mencoba berkolaborasi membangun kebaikan melalui diskusi dan membuat katalog perpustakaan digital untuk Ayesha Library.

Ayesha Library: Pintu Pengetahuan dan Wadah untuk Berkreasi

Buatku, perpustakaan Ayesha merupakan terobosan yang sangat menggetarkan hati. Pendirian perpustakaan ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan Mas Basuni saat melihat anak-anak di sekitar rumahnya yang banyak kecanduan game online.

CNN Indonesia mengungkapkan sebuah survei yang menunjukkan bahwa lebih dari 19 persen remaja di Indonesia kecanduan internet. Ahli Adiksi Perilaku dr. Kristiana Siste mengatakan angka itu diperoleh berdasarkan survei kepada anak-anak dari 34 provinsi di Indonesia. Bayangkan saja jenis permainan yang paling banyak diminati yaitu multiplayer online battle arena (MOBA) sebesar 46%. Sementara itu, penggunaan media sosial sebanyak 23,2% .

Remaja Kecanduan Internet
19%
Game MOBA 46%
Media Sosial 23.2%

Memang, bermain game online untuk sekadar hiburan tidak ada masalah, tetapi jika anak-anak bermain game online hingga lupa waktu, bahkan sampai kecanduan, apa yang bisa kita lakukan? Diam saja atau melembutkan hati kita mencarikan solusi untuk membantu anak-anak menikmati masa kecil “seutuhnya”?

Jujur, aku sangat terinspirasi dengan sosok Mas Basuni yang sudah lama memiliki kecintaan terhadap dunia literasi. Beliau rela merogoh kocek sendiri untuk melengkapi koleksi buku-buku bacaan tanpa mengharapkan imbalan.

Berburu buku untuk koleksi Ayesha Library

Mas Basuni hanya berharap, semoga langkah kecil mendirikan Perpustakaan Ayesha dapat menarik perhatian anak-anak sehingga pelan-pelan kecanduan game online akan teralihkan. Intinya, beliau berharap perpustakaan Ayesha bisa lebih bermanfaat untuk masyarakat dan menjadi tempat terbaik untuk berkreasi dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan.

Perpustakaan Ayesha ini bukan perpustakaan mewah dengan ruangan ber-AC dan kursi meja yang mewah. Perpustakaan ini hanya digelar di teras rumah Mas Basuni yang buka setiap hari dengan jadwal yang berbeda. Beliau hanya mengandalkan rak buku dan dua karpet sederhana untuk men-display buku-bukunya.