Perjalanan pulang menuju Pantai Teluk Penyu |
Dari kejauhan, pantai Teluk Penyu terlihat masih ramai. Perahu mesin yang kami tumpangi perlahan mendekat ke bibir pantai Teluk Penyu. Aku bersiap turun dari perahu mesin sambil menenteng sepatu, kaki kiri ku julurkan kepermukaan diikuti dengan kaki kanan. Setelah berhasil turun dari perahu mesin, aku berjalan setengah berlari, “kecupak-kecupak” begitu suara air terkoyak oleh langkah kakiku.
Sebenarnya aku enggan beranjak dari Pantai Teluk Penyu sore itu, cahaya kemerahan seolah menjadi magnet tersendiri, bagiku melihat matahari kembali keperaduannya merupakan hal yang sangat menyenangkan, tapi sayangnya kami harus bergegas menuju Pasar Gede untuk menuntaskan rasa penasaran dengan cita rasa bakso Pak Joko.
Aku bersiap membonceng masih dengan menenteng sepatu, kebiasaan buruk kalau habis mantai nggak langsung cuci kaki dan memakai alas kaki kembali. Seneng aja naik motor nyeker dengan kaki berselimut pasir. Biar apa? Biar orang-orang tahu kalau aku habis mantai Sist. *ncen cah nggunung ik
Perjalanan dari Pantai Teluk Penyu ke Pasar Gede ditempuh sekitar 5 menitan. Sore itu jalanan kota Cilacap begitu lenggang, mataku bebas menjelajah setiap bangunan yang kami lewati. Sesekali aku kembali menatap layar handphone untuk memastikan jalan yang kami tempuh sesuai maps. Meski sempat bertanya untuk memastikan lokasi Bakso Pak Joko, karena ku kira letaknya di pinggir jalan sekitar Pasar Gede. Eh ternyata lokasinya berada di dalam Pasar Gede tepatnya di Blok C No. 14.
Warung bakso Pak Joko, Pasar Gede Cilacap |
Begitu turun dari sepeda motor, kami disambut ramah oleh mas-mas pelayan bakso Pak Joko. Ternyata menu yang ditawarkan tidak hanya bakso, tetapi juga menyediakan mie ayam. Kami pun memesan bakso dan mie ayam, lalu memilih tempat duduk yang tersedia. Ruko bakso Pak Joko memang tidak begitu besar, hanya ada beberapa meja panjang yang tertata rapih.
Warung bakso ini sudah ada sejak tahun 1985, setiap hari rata-rata menghabiskan 1 kwintal daging sapi. Ini kalau dihitung jadi berapa mangkuk bakso Bos??? Ya pantes aja sih, dengar-dengar kalau mau makan bakso Pak Joko harus sabar rela antre menunggu meja kosong. Tapi alhamdulillah sore itu, hanya tiga meja panjang yang terisi pengunjung. Nggak begitu ramai, ya maklum udah sore udah waktunya tutup.
Bakso Pak Joko, Pasar Gede Cilacap |
Satu porsi bakso Pak Joko, Pasar Gede Cilacap |
Nggak lama kemudian satu mangkuk bakso disajikan lengkap dengan potongan babat mendarat di meja. Dari tampilannya nggak ada yang istimewa sih, seperti bakso pada umumnya. Saking penasaran dengan tekstur dan rasa baksonya, tanpa memberi kecap, saus, serta sambal ku langsung nyicip. Rasanya? Bombastis! Nggak heran kalau sehari menghabiskan daging sapi 1 kwintal, enak banget serius! Bukan lagi ngendorse, bukan. Beneran ini bakso terenak yang ku coba, daging sapinya terasa banget, teksturnya kenyal, empuk, lembut, dan kuahnya pun rasanya pas.
Satu prorsi Mie Ayam Pak Joko, Pasar Gede Cilacap |
Eh ku juga nyicip mie ayamnya dong, satu porsi mie ayam sudah tersaji lengkap dengan potongan pangsit, tapi rasanya biasa aja. Dari tekstur mie dan kuah, nggak begitu wah. Padahal aku tuh penggila mie ayam, agak kecewa dengan rasa mie ayamnya tapi nggak papa, udah tergantikan dengan rasa bakso yang juaraaaaa. Wkwkwk
Sayangnya sore itu warung bakso Pak Joko terlihat begitu kotor, banyak tisu berserakan di kolong meja, lantainya pun licin, bukan licin kinclong karena bersih, tapi mungkin karena ada minuman yang tumpah belum dibersihkan.
Over all, kalau diajak makan bakso legendaris Pak Joko nggak akan ku tolak. Jadi kamu udah ada niat ngajakin jalan ke Cilacap belum? Atau mau sekalian ngajakin ke Pulau Nusakambangan?
Bakso Pak Joko, buka pukul 08.00-17.00 WIB.
Harga satu porsi bakso Pak Joko 15K
Harga satu porsi mie ayam Pak Joko 10K