Siapa sih yang nggak bahagia ketika berencana melangsungkan lamaran pernikahan? Terus terang, dulu aku nggak begitu paham prosesi lamaran nikah seperti apa. Mungkin karena aku juga nggak pernah menghadiri acara lamaran pernikahan atau tunangan. Begitu mas pacar menyampaikan niat untuk melamar, aku mulai mencari tahu prosesnya bagaimana? Lalu, apa saja yang harus disiapkan?
Setahuku, lamaran pernikahan merupakan kunjungan keluarga laki-laki ke keluarga perempuan. Tujuannya, untuk menyampaikan keinginannya menuju jenjang pernikahan. Selain meminta persetujuan pihak perempuan, lamaran nikah juga menjadi sarana silaturahmi agar keluarga besar saling mengenal.
Hal-hal yang Perlu Disiapkan untuk Lamaran Pernikahan
Kebetulan aku dan suamiku memiliki tekad untuk melangsungkan lamaran nikah dan pernikahan secara “mandiri”. Ya meskipun tetap merepotkan orang tua kami karena tanpa orang tua kami, nggak mungkin kami bisa melaksanakan lamaran dan pernikahan dengan khidmat dan lancar. Nah, berikut ini beberapa poin penting yang harus disiapkan untuk lamaran pernikahan.
Buat Kesepakatan dengan Pasangan
Jujur, buat kami berdiskusi terkait proses lamaran pernikahan sangat penting. Meskipun lamaran pernikahan, kami harus tahu berapa budget yang akan kami gunakan untuk proses lamaran. Bahkan, kami membuat excel yang berisi keperluan lamaran dan berapa budget yang dibutuhkan. Mungkin, bagi sebagian orang beranggapan “ya kali lamaran nikah doang sebegitu perhitungannya, sampai dicatat di excel segala.”
No, no, no! Kami punya prinsip pencatatan keuangan jauh sebelum meniatkan untuk lamaran nikah karena kebetulan kami memiliki usaha bersama. Jadi, buat kami ngomongin keuangan dengan pasangan bukan hal yang tabu. Meskipun, saat kami lamaran, Pak Suami yang lebih banyak mengeluarkan anggaran. Hehehe, tetapi balik lagi, hal demikian bisa didiskusikan, kok.
Mungkin, konsepnya akan berbeda dengan teman-teman yang biaya lamaran nikahnya diurus oleh keluarga. Pokoknya, mau diurus keluarga atau hanya diurus oleh kedua pasangan, sama-sama baik, kok. Disesuaikan dengan situasi dan kondisi saja.
Persiapkan Tempat Lamaran
Hal kedua yang nggak kalah penting adalah mempertimbangkan tempat lamaran. Umumnya, lamaran dilakukan di rumah perempuan. Namun, ada juga yang melangsungkan lamaran nikah di resto atau gedung. Biasanya karena banyaknya keluarga yang menghadiri acara lamaran sehingga rumah terasa kurang luas. Atau, bisa jadi karena alasan lain.
Mau di gedung atau di rumah, sama-sama harus menyiapkan dengan matang. Kemarin, aku menyiapkan dekorasi lamaran sendiri. Eh, nggak sendiri banget sih, dibantu dengan Pak Suami yang mencari referensi dan membeli beberapa perlengkapan dekorasi. Hasilnya, not bad lah. Dengan budget sekitar Rp1.500.000.
Btw, untuk dekorasi ini optional, ya. Misalkan nggak mau menggunakan backdrop untuk lamaran, ya it’s oke. Kembali lagi kesepakatan dengan pasangan. Pokoknya sebisa mungkin jika ada kaitannya dengan proses lamaran, ajak pasangan untuk berdiskusi.
Siapkan Cincin Lamaran
Siapkan Cincin Lamaran Nikah |
Untuk cincin lamaran, sebenarnya sudah jauh-jauh hari disiapkan oleh Pak Suami. Maklumlah, karena kami LDR, cie LDR. Kendal-Banjarnegara doang sudah bisa dibilang LDR belum, ini? Lanjut, lanjut. Jadi, kami memesan cincin lamaran via online di Sovia Jewelry di Yogyakarta. Kami request sesuai modal yang kami mau, eh tapi tetapnya model yang aku mau, sih. Ya kan, cincin Pak Suami modelnya begitu doang. Ehehehe. Nih ku kasih link shopee-nya Sovia Jewelry, siapa tahu ada yang butuh referensi cincin lamaran atau buat pernikahan.
Pengalamanku membeli cincin via online alhamdulillah puas. Sesuai keinginan dan lingkar jari kami. Yang perlu diingat, menemukan cincin lamaran dengan lingkar jari kecil seperti aku ini susah banget. Sungguh, so, usahakan memesan cincinnya jauh-jauh hari karena prosesnya lumayan lama. Biasanya paling cepat 2 minggu, tetapi tergantung store jewelry-nya, sih. Bahkan ada yang 2 bulan baru jadi. Hihihi
Oya, jangan lupa juga supaya makin sweet siapkan bucket bunga. Kalau aku memilih bucket bunga kering karena bisa bertahan lama sekalian untuk poperti foto produk. Ahahah. Ini juga optional, kok. Suka-suka kalian berdua saja.
Sesuaikan Pakaian untuk Lamaran Nikah
Bagi sebagian orang, pakaian saat lamaran nikah mungkin nggak begitu penting. Mau pakai kebaya kek, gamis kek, couple-an kek, bebas! Kami pun demikian. Malah kalau diingat-ingat, sejak kami pacaran nggak memiliki pakaian couple, kecuali pakaian yang kami gunakan saat lamaran pernikahan. Ahahaha
Lagi-lagi, kami membeli pakaian lamaran di e-commerce karena nggak ada waktu untuk membeli bahan kain dan menjahitnya. Meskipun pakaianku tetap dirombak di tukang jahit karena terlalu besar. Selain itu, karena saat itu aku memiliki waktu luang bangetttt, aku iseng memayet beberapa bagian bajuku. Alhasil, jadi makin cantik. *Memuji diri sendiri masa, xixixi
Abadikan Momen Lamaran dengan Fotografer dan Videografer
Abadikan Momen Lamaran dengan Fotografer dan Videografer |
Untuk Pihak Laki-laki, Siapkan Parcel Lamaran
Kebetulan di keluarga aku dan Pak Suami menerapkan hal serupa. Jadi, pihak laki-laki membawa parcel berisi makanan, buah, bahan kain, dan lainnya. Namun, aku baru tahu kalau hal ini optional banget karena kata tetanggaku saat dia lamaran nikah, nggak dibawakan pacrel satu pun. Alias, pihak laki-laki nggak membawa makanan, buah, atau lainnya. Jadi, hal ini kembali lagi ke adat keluarga. Kalau pun nggak membawa parcel juga nggak apa-apa asal sudah didiskusikan sehingga nggak ada omongan jelek nantinya.
Untuk Pihak Perempuan, Siapkan Buah Tangan
Nah, untuk pihak perempuan juga menyiapkan buah tangan untuk oleh-oleh keluarga laki-laki. Kemarin, oleh-oleh yang dibawakan ke keluarga suami lebih ke makanan matang dan bahan makanan, sih. Ini juga optional banget, lagi-lagi silakan didiskusikan. Namun, kata mami, kalau nggak memberikan oleh-oleh kesannya bagaimana begitu. Hihihihi
Btw, semua hal-hal di atas bisa saja jauh berbeda dengan adat atau kebiasaan lamaran nikah di tempat teman-teman, ya. Karena kami tinggal di satu provinsi yakni Jawa Tengah, jadi adat kami masih sama. Namun, kadang berbeda desa atau keluarga juga bisa beda juga adatnya. Aahahaha. Nggak apa-apa berbeda, yang penting jangan lupakan untuk komunikasi dengan pasangan.
Semoga yang sedang berniat melangsungkan lamaran pernikahan dilancarkan, ya. Semoga juga yang belum menemukan jodohnya, segera dipertemukan dengan orang yang tepat dan yang terbaik menurut versi-Nya. Aamiin, next, aku akan tulisan persiapan pernikahan kami yang hanya selang satu bulan setengah.