![]() |
Jazz Atas Awan DCF X |
Sudah jauh hari aku menyiapkan hati untuk datang ke event Dieng Culture Festival 2019. Eh nggak cuman hati ding, kesehatan juga nggak kalah pentingnya. Meski sedang mengkonsumsi obat, alhamdulillah bisa menikmati event tahunan ini. Hari jumat sepulang kerja, kami berempat menuju dataran Tinggi Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Sekitar dua setengah jam, kami menakhlukkan jalanan menanjak dan berelok. Pemandangan tebing-tebing tinggi berganti dengan hamparan tanaman sayur di kanan kiri, itu tandanya kami sudah berada di dataran tinggi Dieng. Udara yang menusuk sudah aku antisipasi dengan menggenakan kaus kaki dobel, kaus tangan dobel, celana panjang dobel, dan kaus tripel. Nggak lupa juga mempersiapkan syal dan topi rajut untuk bersiap menjemput kerinduan di Jazz Atas Awan.
Jazz Atas Awan Menjemput Kerinduan
Banyaaaaaakkk rinnnnduuuunyaaaa
Uuuuuu uuuuuuu uuuu
Senandung Negeri Di Atas Awan Memanen Kerinduan
![]() |
Perform Isyana Sarasvati |
![]() |
Amorisa |
Memang ada Djaduk dan Kuaetnika yang membawakan lagu-lagu daerah, sumpah kereeeen banget aransemen lagunya. Tapi menurutku Senandung Negeri Di Atas Awan lebih syahdu kalau diisi dengan lagu-lagu yang melow daripada lagu daerah. Bukan aku nggak suka lagu daerah, ya. Bangga banget malah. Cuma menurutku ketika lagu daerah dinyanyikan saat Senandung Negeri Di Atas Awan kurang ngena aja. Kita diajakin nyanyi lagu daerah Sumateraan. Tapi pas meraka ngajakin nyanyi lagu Bapalan Solonya Didi Kempot, suara penonton langsung menggelegar ikutan nyanyi semua. Dasar sobat mboissss barisan patah hati, yah!!!
![]() |
Djaduk dan Kuaetnika |
Tepat pukul 23.00 WIB seluruh penonton menerbangkan lampion bersama Bupati Banjarnegara diiringi lagu Tanah Airku. Duh, emosional banget rasanya. Seluruh ego, emosi, marah, benci, sakit hati, dendam, dilepaskan bersama lampion. Langit Dieng berubah gemerlap. Semesta mendukung. Kabarnya tahun ini lampion terakhir yang diterbangkan di event Dieng Culture Festival, tahun depan bakal diganti dengan hal yang lebih seru lagi. Biar mahabenar netijen juga nggak nyinyirin sampah lampion, kan. Ehehehehe
Oh ya, semoga lagi tahun depan lampu penerangan di pintu masuk area lapangan Pandawa ditambah lagi, ya! See you, Dieng Culture Festival Ke XI
Kalian pada dengarin musik, sementara saya menyesap kopi dari atas resto Tani Jiwo kakakakkakak
sangat romantis ini bisa dengerin musik jazz di daerah dengan cuaca yang sangat mendukung, jadi kangen sama suasana dieng
Aduh penasaran banget ,coba kalau ada videonya lebih mantap deh
Apalai itu mbak Isyana ikut nyanyi, tidak kebayang betapa merdunya
wah festival jazz ini emang seru.. dah ngerasain thn kemaren 😀