![]() |
Ilustrasi Bayu di Sekolah |
Tiap pagi langit halaman sekolahku dipenuhi senyum dan doa dari para orang tua yang mengantar anaknya. Aku ingat betul ketika pertama kali masuk ke ruang kelas dan berkenalan dengan anak-anak pada awal semester lalu. Minggu pertama, formasi anak-anak masih lengkap, mereka terlihat semangat dan menikmati kelas baru.
Masuk minggu kedua, ketiga, hingga keempat salah satu anak mulai sering tidak berangkat tanpa ada keterangan. Tiap kali dia kembali masuk, aku berusaha mencari tahu alasan kenapa dia tidak berangkat sekolah. Bahkan selain sering bolos, dia juga sering tertidur di kelas. Anggap saja namanya Bayu. Bayu seharusnya sudah kelas 5 SD, namun karena pernah berhenti sekolah, saat ini dia baru duduk di bangku kelas 2 SD. Bukan tanpa alasan Bayu berhenti sekolah, bukan tanpa alasan pula Bayu sering bolos dan tertidur di kelas.
Bayu, Malaikat Kecil yang Butuh Diperhatikan
Nenekku tidak punya uang buat uang sakuku, bu. Aku mau berangkat sekolah tapi malu sama teman-teman kalau tidak jajan. Mau sarapan banyak biar di sekolah tidak lapar ternyata cuma ada nasi kemarin, ya udah jadinya aku tidur lagi pas nenek berangkat ke kebun.
![]() |
Foto Anak-anak Makan Siang Bersama |
Please ini tahun 2020, di depan mataku persis ada sosok malaikat kecil yang sering menahan lapar ketika anak-anak yang lain jajan hingga perut kenyang. Ketika teman-temannya dibawakan bekal oleh ibunya, Bayu hanya mampu membeli nasi goreng dengan harga seribu rupiah di kantin sekolah. Gusti. Aku jahat sekali.
Dunia Kita Sama tetapi Terasa Berbeda
Bu, aku lapar. Pengin bakso tapi ditraktir bu guru lagi, ya? Hehehe
Katanya sambil nyengir. Aku mengiyakan sambil mengusap kepalanya.
Kenapa aku sama bu guru makan dua mangkuk doang harus bayar mahal banget, pak? Biasanya aja aku beli siomay 3 ribu banyak banget!
Padahal kami hanya habis sekitar Rp. 30.000,-.
![]() |
Kegiatan KBM di dalam kelas |
Hari-hari kami lalui dengan semangat dan kehangatan di dalam kelas. Aku yang tiap hari dibekali jus alpukat oleh ibuku membuat Bayu heran hingga terlontar pertanyaan dari Bayu
Bu, bu guru punya buah alpukat banyak, ya? Kok tiap hari bawa jus alpukat terus sih?
Aku cuma tersenyum, dan melempar tanya.
Bayu mau jus alpukat? *sambil mengusap kepalanya.
Lagi-lagi senyumnya mengembang dan menjawab dengan nada pelan
Mau bu, aku belum pernah minum jus alpukat, nggak tahu rasanya jus alpukat seperti apa.
Seketika mataku panas, ada anak dengan usia hampir 13 tahun belum pernah merasakan jus alpukat, sedangkan setiap hari bahkan sampai bosan aku minum jus ini. Gusti, sungguh aku merasa tertampar.
Esok harinya, ibuku membuatkan jus alpukat untuk Bayu. Wajahnya terlihat bahagia bukan main, seolah tidak percaya saat kubawakan dua botol jus alpukat. Jemarinya dengan lincah membuka tutup botol tak sabar, mata bulatnya terpejam lalu mulutnya seolah membaca mantra. Satu tegukan, perlahan Bayu membuka mata sambil mengecap-ecap lidah.
Bu, kenapa jus alpukat rasanya kaya daun, ya? Emmm. Tapi enak juga sih *sambil meneguk jus
Lagi-lagi aku hanya bisa tersenyum. Sekarang malaikat kecil yang ada di depanku ini sudah menuntaskan rasa penasarannya dengan jus alpukat, jenis minuman yang mungkin akan Bayu nikmati lagi jika ada yang memberinya.
Lockdown Membuat Bayu Kehilangan Kehangatan
Bu, kalau aku di rumah merasa bosan tetap nggak boleh main ke rumah teman? Terus bagaimana aku bisa mengerjakan tugas, bu? Nenekku aja nggak bisa baca, bu guru juga tahu kan kalau aku belum lancar membaca? Bagiamana bu guru akan menilai tugasku, sedangkan nenekku nggak punya Whatsapp?
![]() |
Ilustrasi seorang anak yang terisolasi karena lockdown |
Sungguh aku menuliskan cerita ini dengan hati yang berkecamuk, pertanyaan Bayu masih terngiang-ngiang sampai sekarang. Bagaimana tidak? Saat anak seusia Bayu belajar di rumah didampingi oleh orang tua, Bayu hanya bisa berusaha keras belajar sendiri. Aku pun tidak bisa terhubung dengan Bayu karena tidak ada akses yang bisa kuhubungi. Sepintas aku membayangkan, bagaimana Bayu menjalani keseharian di tengah pandemi ini. Mungkin saat ini Bayu seolah berada di dimensi lain, satu-satunya muridku yang mengalami lockdown di tengah lockdown. Dunianya tiba-tiba sepi tanpa bisa bermain dengan teman, tanpa bisa merasakan ketenangan, dan hangatnya dekapan seorang ibu.
Doaku semoga kita semua selalu sehat, semoga pula pandemi Covid-19 segera berakhir. Aku sudah menyiapkan kurma, madu, susu, biskuit, dan beberapa kebutuhan gizi untuk Bayu. Untuk menyambut bulan Ramadan yang sebentar lagi datang. Alhamdulillah, kemarin sempat mengantarkan paket ini untuk Bayu dengan menitipkannya di posko penanganan Covid-19 di komplek rumah Bayu. Sebenarnya aku ingin sekali bertemu dengan Bayu, setidaknya untuk menanyakan kabar dan memberi semangat. Namun Bayu dan neneknya harus melakukan isolasi mandiri karena tepat di samping rumah Bayu terdapat satu orang positif rapidtest. Hatiku makin tak karuan saat mengetahui berita tersebut, mulutku tidak berhenti merapal doa-doa baik untuk Bayu dan neneknya, untuk malaikat kecil yang semoga kelak dapat merasakan kehangatan dan ketenangan di masa depan.
![]() |
Menebar Kebaikan dengan Berbagi |
Barangsiapa membawa amal yang baik, maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan). Q.S Al-An’am : 160
Dear teman-teman, cerita di atas benar-benar nyata. Ada banyak Bayu-Bayu lain di luar sana. Semoga Tuhan selalu melembutkan dan membuka hati kita untuk berbagi. Berbagi tidak hanya dengan materi, apalagi di saat dunia sedang berduka seperti ini. Tidak perlu muluk-muluk untuk berbagi kebaikan, tidak perlu berpikir mengharap balasan dari Tuhan. Toh harta yang kita miliki juga milik mereka yang membutuhkan.
Kebaikan Berbagi Membuka Pintu Rezeki
Menebar Kebaikan bersama Dompet Dhuafa
![]() |
5 Pilar Program Utama Dompet Dhuafa |
Pendidikan Sebagai Salah Satu Program Utama Dompet Dhuafa
- SMART Ekselensia Indonesia merupakan sekolah menengah berasrama yang bebas biaya dan memiliki program akselerasi. Didedikasikan untuk anak-anak yang memiliki keterbatasan ekonomi namun berprestasi dari seluruh Indonesia. SMART Ekselensia ini didirikan pada tahun 2004, hingga tahun 2019 penerima manfaat sebanyak 575 siswa.
- Sekolah Literasi Indonesia, program ini berkosentrasi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengembangan culture sekolah dengan pendekatan khas literasi, terdapat lebih dari 54 Sekolah Literasi Indonesia yang tersebar di 16 provinsi.
- eTahfidz merupakan pembinaan insentif untuk para santri agar menjadi seorang hafidz dan juga pemimpin masyarakat. Harapannya para santri yang telah dibekali dengan ilmu dapat membantu merubah peradaban Bangsa menjadi semakin sejahtera.
- Beastudi Etos diberikan kepada mahasiswa berprestasi yang memiliki keterbatasan ekonomi. Beasiswa ini tidak hanya berupa uang namun juga fasilitas asrama, pembinaan, dan pendampingan mahasiswa sehingga terbentuk profil pemuda kontributif. Hingga saat ini penerima manfaat Beastudi Etos telah mencapai 2.366 mahasiswa yang tersebar di 20 Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia.
- Beasiswa Aktivis Nusantara atau dikenal dengan BAKTI NUSA merupakan beasiswa pengembangan kepemimpinan bagi aktivis mahasiswa untuk membentuk pemimpin yang berintegritas, cendikia, transformatif, dan melayani. Terdapat 282 mahasiswa penerima manfaat Beasiswa Aktivis Nusantara di 20 Perguruan Tinggi Negeri terbaik di Indonesia.
- Makmal Pendidikan, program ini melingkupi kajian strategis, advokasi, riset, dan development tentang pendidikan serta menjalin kualitas mutu kelembagaan.
Berbagi Di Tengah Pandemi Bersama Dompet Dhuafa
Dengan berdonasi Ayo Lawan Corona melalui Dompet Dhuafa berarti kita ikut membantu dalam pembagian sembako kepada kelompok rentan, membantu pemasangan instalasi Disinfectant Body Chamber di Wisma Atlet Kemayoran, ikut andil membantu pembagian Hygiene Kit ke kelompok rentan, serta membantu proses penyemprotan cairan disinfektan di beberapa tempat fasilitas umum, dan membantu penyediaan alat perlindungan diri (APD) untuk tenaga kesehatan.
Alasan Memilih Dompet Dhuafa Sebagai Pengelola Dana ZISWAF
Memiliki Legalitas Hukum yang Jelas
Proses Mudah dan Praktis
Pengelolaan Profesional Sesuai dengan Syariah
![]() |
Kwitansi Setoran Donasi |
Setelah menyalurkan dana melalui Dompet Dhuafa, kita akan menerima kwitansi pembayaran by email dari Dompet Dhuafa yang bisa kita gunakan sebagai laporan untuk lampiran SPT Tahunan Pajak Penghasilan. Dari hal kecil ini terlihat pertanggungjawaban dari Dompet Dhuafa sangat terperinci, ya. Selain itu, aku juga mendapat laporan via telpon dari pihak Dompet Dhuafa. Customer carenya ramah banget, rasanya adem mendengarkan doa-doanya. Apalagi saat CSnya menjelaskan pemanfaatan donasi yang kemarin aku salurkan. Karena kemarin memilih donasi untuk Lawan Corona, maka pemanfaatannya untuk pembelian APD, masker, handsanitizer, serta kebutuhan bahan pangan untuk dibagikan ke kaum dhuafa. Padahal kemarin donasinya nggak seberapa, tetapi pihak Dompet Dhuafa melaporkan dengan sangat rinci. Nah, ini sebagai salah satu bukti transparansi pengelolaan dana ZISWAF. Dompet Dhuafa juga selalu mengupdate dana yang terkumpul, bahkan ada laporan pengelolaan dana tiap tahun yang bisa kita download.
Pengelolaan Dana ZISWAF Menjadi Program Pemberdayaan
Jangkauan Secara Global
Mudahnya Menebar Kebaikan Melalui Dompet Dhuafa
![]() |
Mudahnya Menebar Kebaikan Melalui Dompet Dhuafa |
Sekali lagi, kebaikan berbagi bukan hanya soal banyak atau sedikitnya bantuan yang kita berikan, tetapi soal rasa kemanusiaan dan solidaritas antar sesama. Setidaknya kita telah berusaha membantu menyelamatkan Indonesia dengan berbagi kebaikan bersama. Berbagi kebaikan tidak sulit kok, bisa dimulai dari diri sendiri dengan hal terkecil sekalipun.
Katanya, kita akan merasakan kebahagiaan ketika bisa membahagiakan orang-orang di sekitar. Kebahagiaan hakiki bukan diukur dengan materi, melainkan dengan menebar kebaikan. Kalaupun kita tidak bisa berbuat baik, setidaknya jangan berbuat jahat. Apalagi sampai merampas “hak” orang lain. Mari mulai membiasakan diri untuk berbagai bersama menebar kebaikan. Seandainya teman-teman hanya memiliki kuota internet, bisa tetap berbagai kebaikan dengan cara menshare link donasi dari Dompet Dhuafa.
*aku sengaja tidak memasukkan foto Bayu karena mempertimbangkan berbagai hal. Pun menggunakan nama “Bayu” sebagai nama samaran. Semoga kelak ketika Bayu tumbuh besar dan menemukan tulisan ini bisa menjadi penyemangat dalam hidupnya karena ada seseorang yang diam-diam menyayanginya.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa”
smeoga bayu bisa menggapai apa yang dicita-citakan ya mbak ella
suka sedih klo liat cerita anak seperti ini
Story telling nya bikin nympe pesannya. Masih bnyk bayu2 lainnya mungkin yg belum seberuntung bayu ini, diperhatikan bu guru .
Jus alpukat rasanya kaya daun ,,,
baru kelihatan button follownya XD
done follow. ^^
sedih aku bacanya. Disini juga ada temen anakku kelas 6 SD dan tiba-tiba berhenti sekolah. Katanya susah ngerjainmatematika, ortunya buruh gt jd pasrah aja
Semoga Bayu bisa mencapai cita2nya ya. Dan mbak Ella dapat keberkahan berlimpah atas kebaikannya ya. Aamiin
Tulisan ini menyentuh sekali, Mbak Ella. Semoga Bayu-Bayu di Indonesia bisa terbantu dengan uluran-uluran di Dompet Dhuafa. Dan semoga wabah ini secepatnya berlalu sehingga semua bisa kembali bercengkerama seperti sedia kala.
dunia kita sama tapi terasa berbeda, kayak lagunya siapa gituu pernah denger :D.. btw ceritanya memang sedih, di luar sana masih banyak bayu lain yang butuh pertolongan kita, semoga saja dengan adanya dompet duafa bayu tidak lagi sedih, ya hehe 😀
bentar aku ikut cirambai bacanya, keinget jaman aku kkn juga ketemu anak SD spt Bayu, di kelas kurang semangat belajarnya dan gurunya meminta kami buat sedikit bantu. Mudah2an anak-anak spt Bayu selalu dalam pertolongan Tuhan dan ketemu orang-orang baik ya
Dompet Dhuafa ini salah satu 'penyalur' zakat yang aku pilih. Aku percaya mereka amanah. Efeknya, semoga anak-anak seperti Bayu ini bisa terbantu untuk melanjutkan kehidupan yang layak dan mencapai cita-citanya seperti anak-anak lainnya 🙂
Kadang kita gak sadar kalau ada Bayu di sekitar kita. Terima kasih telah membagikan kisah yg inspiratif mbak
Pagi2 baca postingan ini dari paragraf pertama sampai terakhir.
Memprihatinkan..dan sikap bu ella menginpirasi dan mengingatkan…
Swmakin sukses
jadi sedih banget bacanya, jadi kepikiran seandainya ad di lingkungan sekitar saya gmana hemmmm
masya Allah. Menginspirasi kisahnya, Mbak 🙂
Duh, aku belum bisa jadi seperti bi guru, yang peka. Semoga kita menjadi orang yang peka terhadap lingkungan.
Pandemi ini memang mengerikan, dari sini kita sadar jika orang Indonesia itu saling membantu. Kelihatan dari antusias mereka dalam berbagi
alhamdulillah ini kegiatan nya keren bnget mba… semoga barokah.
Semoga wabah ini cepat hilang dan semoga semua anak-anak bisa mengecap pendidikan yang layak dan hidup dengan layak juga. Aamiin..
Mbak sayang, tadi komenku pertama bacanya sekilas. Sekarang aku baca pelan-pelan. Asli perasaanku campur aduk banget. Terhanyut dengan kisahnya dan juga penulisannya yang bagus sekali.
Membaca cerita bayu bikin air mata merembes ya. Karna aku laki laki jadi harus kuat. Malu liat hape sambil nangis. Dan mbaknya baik banget. Salut
Kasihan Bayu ya, masih kecil sudah ditinggal ibunya, bapaknya juga kawin lagi. Sekolah juga jadi terlantar. Untung ada mbak Ella sebagai guru yang baik hati dan mau membantu. Tapi sejak ada Corona jadi berpisah lagi ya.
terharu bacanya bu guru T_T.. story tellingnya bagus dan pesannya dapet,, dan ikut merasakan apa yg bu guru rasakan ttg Bayu.. 🙁
P.S. semoga menang lombanya..
-Traveler Paruh Waktu