Mendesain Mimpi & Upgrade Visi bersama ASUS ProArt StudioBook Pro X

oleh Ella Fitria

Ilustrasi Desainer bersama ASUS ProArt StudioBook Pro X
Tiap kali bepergian dan hujan turun tanpa aba-aba, ingatanku seolah kembali ke masa beberapa tahun silam. Aku masih ingat betul sore itu, saat perjalanan pulang dari sekolah tempatku mengajar, terpaksa aku harus menepikan sepeda motorku karena kehabisan bahan bakar. Sementara rintik hujan mulai turun menyapa wajahku, disusul angin bertiup kencang yang membawa air hujan. Aku menghela napas pelan, sambil mengenakan jas hujan dan berhitung warung mana yang menyediakan bahan bakar eceran.

Motorku kehabisan bahan bakar bukan karena aku lupa mengisinya, melainkan karena saat itu keuanganku sudah terlalu banyak “minus-nya”. Sungguh, aku pernah berada di posisi tersebut. Maklum saja menjadi guru honorer di salah satu sekolah swasta di desa memaksaku untuk selalu putar otak. Boro-boro memiliki tabungan, gajiku satu bulan saja nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Aku percaya Tuhan nggak akan “tertidur” barang sebentar. Aku meyakini janji Tuhan nggak akan pernah keliru, pun aku selalu memiliki harapan untuk terus berkarya dan memanfaatkan peluang yang ada. Pelan tapi pasti, aku menjemput janji masa depan dengan apa pun yang bisa aku lakukan. 

Memulai Karya Bersama Gentala Design

Mungkin aku salah satu orang yang memiliki ambisi cukup besar, beberapa tahun ini aku mendobrak diriku untuk terus berkembang, mencoba belajar banyak hal baru dari nol. Ya, dari nol! Dari hal-hal yang sama sekali aku nggak tahu. Mulai belajar bagaimana membuat performa blog lebih bagus, belajar bagaimana menggunakan tools editing foto dan video, bahkan belajar desain grafis. Memang skill-ku belum seberapa, tapi nggak ada salahnya untuk terus bertumbuh supaya akhirnya berbuah.

Beberapa Portofolio Karya Gentala Design di Feed Instagram

Aku percaya, segala sesuatu di dunia ini nggak ada yang serba instan. Segala sesuatu butuh proses, sama halnya prosesku dalam memberanikan diri terjun di dunia desain grafis bersama seorang partner. Kami membangun brand jasa desain grafis bernama “Gentala Design”. Meski baru satu tahunan merintis bisnis desain grafis, Alhamdulillah ratusan orderan sudah kami selesaikan. Setidaknya kami mulai berproses dan mulai mendesain mimpi masa depan melalui Gentala Design. Memang pendapatanku bukan hanya dari bisnis Gentala Design saja, tapi buatku bisnis ini bisa membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Oh iya berikut beberapa karya desain logo oleh Gentala Design:

1 / 4

2 / 4

3 / 4

4 / 4

Era Digital Menuntut Inovasi Para Milenial

Era digital ini pelan-pelan membuat kebiasaan masyarakat berubah. Contoh kecilnya, kita yang terbiasa berbelanja offline kini dimudahkan dengan layanan belanja online. Cukup di rumah saja, sambil rebahan, barang akan tiba di rumah. Menurutku, untuk bisa survive di era digital ini, wajib memiliki skill yang mumpuni supaya bisa mengikuti perkembangan teknologi.

Selain itu, kita juga harus memanfaatkan peluang yang ada supaya tetap bisa menghasilkan. Salah satu alasanku merintis bisnis desain grafis ini nggak lain karena saat ini segala usaha sudah mulai go digital. Terlebih data menurut We Are Social dan Hootsuite tercatat pada Januari 2020 Peningkatan Digital dan Pengguna Internet terus bertambah dibanding tahun 2019. Dari total populasi di Indonesia sebanyak 272 juta jiwa, 64% di antaranya atau sebanyak 175 juta jiwa adalah pengguna internet. Pengguna internet terpantau naik 17% dibanding tahun 2019.

Maka, secara otomatis banyak pelaku usaha yang beralih memasarkan produknya melalui digital atau internet. Pun banyak pelaku usaha yang membutuhkan jasa desain guna membranding produk / jasanya dan juga untuk mendukung memasarkan produk / jasa supaya lebih dikenal dan diminati konsumen sehingga kami hadir untuk memberikan solusi berupa desain visual. 

Kreatifitas dalam Desain Visual di Era Digital 

Menggeluti dunia desain grafis membuatku selalu interested ketika ada webinar yang berkaitan dengan desain visual. Sungguh, aku beruntung banget berkesempatan mengikuti webinar ASUS x IIDN Business Webinar sesi 4 dengan tema Professional desain with StudioBook. Ya bagaimana nggak beruntung, di webinar ini ada Mas Ilham Khalid Setiawan yang merupakan KS Owner Motionvalley Studio, Dosen Visual Fx, dan Praktisi Industri Kreatif. Beliau memberikan insight baru untukku mengenai kreativitas. 

Kreativitas adalah sebuah proses kerja. -Ilham Khalid Setiawan-

Webinar ASUS x IIDN dengan Tema Professional desain with StudioBook
Aku masih ingat betul ketika beliau memaparkan bahwa kreativitas sangat dipengaruhi oleh perangkat apa yang kita gunakan. Semakin tinggi tools yang dipakai, maka semakin sedikit tingkat stres kita. Sepakat banget sih ini, soalnya kalau mendesain dengan perangkat yang kurang mendukung nggak akan bisa digunakan untuk kerja cepat. Selain itu, Mas Ilham juga memaparkan beberapa faktor yang mempengaruhi kreativitas, di antaranya:
  1. Lingkungan. Memang ya, lingkungan sering kali menjadi faktor munculnya kreativitas. Lokasi dan kebiasaan masyarakat akan sangat mempengaruhi proses kerja kita. Makanya beruntunglah teman-teman jika tinggal di lingkungan yang tepat.
  2. Pendidikan. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kreativitas adalah latar belakang pendidikan, misalnya : militer, engineering, sosial, dan desain. Berbagai latar belakang pendidikan pasti akan menghasilkan “kreativitas” yang berbeda.
  3. Budaya. Tanpa kita sadari budaya juga mempengaruhi pola pikir dan proses kerja kita loh. Cara pandang kita sering kali dibatasi oleh norma dalam masyarakat.
  4. Teknologi. Nah kalau poin ini sudah pasti sangat berpengaruh, tanpa teknologi seperti laptop / PC yang mumpuni kreativitas kita akan terhambat. Yang harusnya langsung bisa menuangkan ide dalam sebuah desain, tetapi karena laptop / PC yang kita gunakan lemot sehingga membuat proses kerja terhambat.
  5. Estetika. Estetika ini sangat tergantung dengan personal ya, karena tiap orang pasti memiliki kesukaan atau cita rasa yang berbeda dalam menuangkan kreativitas, terlepas apa pun latar belakang pendidikannya.
  6. Keadaan (Tekanan). Yap! Yang terakhir adalah keadaan / tekanan. Kalau kata Mas Ilham, negara 4 musim memaksa masyarakatnya berpikir lebih kreatif dari negara 2 musim. Memang benar sih kalau ada tekanan biasanya kreativitas akan muncul lebih mudah.
Selain 6 poin di atas, kreativitas juga erat kaitannya dengan literatur seperti referensi spesifik (eksisting study), seni terapan, dan juga seni murni. Aku sepakat banget sih sama pemaparan Mas Ilham di atas, karena proses kreativitas memang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Selain itu, menghasilkan kreativitas nggak semudah mengedipkan mata doang. Semua butuh proses dan kemungkinan akan muncul beberapa kendala jika beberapa poin di atas menghasilkan output yang berbeda pula. Kira-kira apa saja kendala desainer grafis yang sering dialami sih? Yuk disimak!

Kendala yang Dialami Desainer Grafis

Meski bisnis desain grafis ini cukup menggiurkan, namun tantangan dan proses yang dilalui nggak kalah melelahkan. Eh tapi, nggak apa-apa demi konten yang berkualitas dan kepuasan pelanggan dengan senang hati kami siap melayani. Kali ini aku akan sedikit bercerita keluh-kesah seorang yang memiliki bisnis desain grafis, itung-itung dari cerita ini kita bisa sama-sama belajar meminimalisir kendala yang sering dialami oleh desainer grafis pemula, di antaranya:

Desain Grafis yang Sering Dipandang Desain Gratis

Ilustrasi kendala desainer yang sering dianggap desain gratis
Nah, salah satu kendala yang paling sering dialami oleh desainer grafis pemula yaitu desain grafis yang dianggap sebagai desain gratis, karena sebagian orang masih beranggapan bahwa mendesain itu gampang, simpel, cepat, dan murah. Malah ada yang berpikir desain grafis itu gratis, karena proses membuat desain nggak perlu mengeluarkan biaya pembuatan, terlebih hasil desain nggak berwujud fisik karena hanya berupa softfile. Bayangkan? Ingin nangis nggak sih? Ya kan mendesain membutuhkan ide dan perangkat yang mumpuni, apalagi untuk melahirkan sebuah ide kudu belajar dari pengalaman yang nggak sebentar kan?

Perbedaan Pemikiran yang Bikin Nggak Sejalan

Berprofesi sebagai desainer grafis pasti akan sering menemui perbedaan pandangan antara desainer dan klien. Terlepas dari perbedaan latar belakang individu, seberapa dalam pemahaman tentang desain dan hal lain yang sebenarnya sepele. Meskipun pada awal proses mendesain sudah sesuai dengan brief dari klien, namun biasanya tetap saja ada perbedaan persepsi mulai dari selera dalam memilih font, variasi warna, tata letak, hingga aplikasi yang digunakan.

Kendala yang sering dihadapi desainer

Kami pun pernah mengalami hal serupa saat pemilihan warna, kami memilih warna dengan mengikuti tren desain masa kini, namun klien malah memilih warna primer yang cenderung mencolok. Tapi mau bagaimana lagi, karena keputusan desain akhir ada di tangan klien mau nggak mau kami hanya bisa memberikan saran atau menyetujui keinginan klien.

Revisi yang Nggak Kunjung Membuahkan Visi

Perbedaan pemikiran antara desainer dan klien ternyata juga menimbulkan masalah lain. Seperti revisi yang nggak kunjung usai. Memang klien memiliki hak untuk revisi sebuah desain, tapi kan nggak terus-terusan minta revisi, ya? Malah ada juga yang minta revisi tetapi plin-plan banget, berasa kaya ABG lagi cari pacar nggak sih? Huhuhu

Ilustrasi desainer yang sering revisi karena klien plin-plan

Beberapa waktu lalu, kami pernah mendesain logo untuk sebuah bisnis. Klien meminta revisi karena nggak sesuai dengan selera klien. Setelah direvisi menurut arahan klien, justru logo tersebut terlihat kurang menarik dan terkesan jelek. Akhirnya klien minta lagi untuk menggunakan desain awal saja dan nggak jadi revisi dong. Kalau begini kan buang-buang waktu, tenaga, ide, dan energi ya?

Waktu yang Nggak Mau Menunggu 

Btw, dikejar deadline adalah santapan sehari-hari seorang desainer grafis. Banyak waktu yang dibutuhkan untuk sekadar mencari ide. Menurut pengalaman kami, mencari ide dan inspirasi untuk sebuah logo adalah hal yang nggak mudah. Makanya, kami selalu meminta detail rinci brief logo yang akan dibuat dari klien daripada ujungnya revisi nggak kelar-kelar. Sebelum memulai mendesain, kami juga selalu membagikan form kepada klien yang berisi kemauan klien untuk memudahkan memahami kemauan klien serta menemukan ide / konsep. 

Alat Tempur yang Kurang Menggempur

Memang ya nggak bisa dipungkiri kalau seorang desainer grafis memerlukan pemrosesan yang cukup berat. Makanya diperlukan laptop atau PC dengan spesifikasi tinggi. Selain itu, untuk multitasking diperlukan CPU yang kencang serta memiliki jumlah core dan thread yang banyak. Oh iya, desainer grafis juga membutuhkan perangkat dengan RAM besar untuk menampung segala pemrosesan yang sedang dijalankan dan penyimpanan SSD yang kencang untuk memasok file-file yang dibutuhkan saat proses berlangsung.

Menurutku, poin ini penting banget sih karena penggunaan device yang nggak sesuai spesifikasi minimum (Minimum System Requirements) sebuah aplikasi akan mengakibatkan kesalahan fatal. Seperti file gagal diproses, not responding, dan akhirnya file hilang karena gagal disimpan. Kerja keras berjam-jam bahkan berhari-hari hilang nggak tersisa, akhirnya terpaksa mendesain ulang deh. Selain itu, proses dari sebuah laptop / PC yang lamban juga akan menghambat kerja kita. Menumpuknya deadline hingga berujung ketidakpercayaan klien terhadap bisnis kita.

Hasil 3D Rendering menggunakan SketchUp + V-Ray
Makanya, bagi desainer grafis mempunyai laptop / PC yang sesuai kebutuhan adalah hal yang penting banget. Misal untuk kebutuhan desain grafis 2D bisa menggunakan laptop / PC Mid-Range. Sementara untuk desain grafis 3D dan animasi yang membutuhkan render tinggi bisa menggunakan laptop / PC High-End. Jangan seperti kami yang masih mengandalkan PC dan laptop dengan spesifikasi yang kurang memadai untuk aktivitas desain terlebih untuk desain 3D.

Proses Render yang Sering Error Karena Perangkat Kurang Memadai
Jujur, kami sering banget mengalami force close secara tiba-tiba. Seperti pengalaman force close yang sering kami alami saat melakukan rendering desain 3D interior rumah menggunakan SketchUp + V-ray Next beberapa waktu lalu. Ketika rendering berlangsung, tiba-tiba muncul jendela error. Aplikasi terpaksa menutup deh, hasil render yang sudah separo pun hilang. Padahal lagi asyik-asyiknya ngedesain rumah impian. Huhuhu. Makanya, semenjak itu kami mulai upgrade visi (pandangan) bahwa perangkat yang memadai adalah sebuah keharusan. Paling nggak. perangkat yang kita gunakan harus memenuhi standar Minimum System Requirements dari aplikasi yang ingin digunakan.

Aplikasi SketchUp yang Tiba-tiba Error dan Menutup Paksa ketika Rendering Berlangsung

Kreasi Tanpa Batas dengan ASUS ProArt StudioBook Pro X

ASUS ProArt StudioBook Pro X
Nah untuk mewujudkan kreasi tanpa batas diperlukan perangkat yang memadai, supaya kejadian seperti force close, not responding, dan hal menyebalkan lainnya nggak terulang lagi dong. Selain dituntut untuk mengupgrade skill, seorang desainer juga harus berani berinvestasi untuk perangkat yang bisa menunjang kelancaran pekerjaan sebagai desainer. Ya kan kalau memiliki perangkat dengan performa tinggi bisa menunjang bisnis desainnya semakin profesional.

Salah satu laptop impianku untuk membawa bisnis desain grafis supaya lebih profesional adalah ASUS ProArt StudioBook Pro X. Hayuk, aamiinkan atuh aamiinkan! Eh tapi teman-teman sudah tahu ASUS ProArt StudioBook Pro X belum, nih? Sudah kan? Sudah dong! Kalau belum pernah mendengar, sini aku kenalkan salah satu laptop paling canggih untuk profesional. 

Laptop seri StudioBook hadir di Indonesia dengan beragam tipe dan pilihan loh, mulai dari tipe ProArt StudioBook 15 yang ditenagai prosesor Intel® Core™ i7-9750H hingga ProArt StudioBook Pro X yang ditenagai Intel® Xeon® E-2276M. Laptop seri StudioBook ini telah disesuaikan dengan berbagai kebutuhan kreator. Keren banget nggak sih? Sudah pasti ngebut dong karena menggunakan prosesor sekelas workstation? Apalagi buat yang bekerja di industri animasi, arsitektur, IT, perfilman, dan fotografi yang memang membutuhkan perangkat berperforma tinggi.

Beberapa Tipe ASUS ProArt StudioBook Series dan Tabel Segmen Penggunaan

Saat webinar berlangsung Mas Ilham juga menampilkan sebuah video desain perumahan yang dibuat dengan ASUS StudioBook Pro X W730G5T loh. Menakjubkan banget uy, proses rendernya cepat wush-wush. Terus nih, Mas Ilham mempraktikkan membuat gambar bantal 3D dengan ASUS StudioBook Pro X W730G5T, lagi-lagi proses rendernya cepat banget. Makin ngiler sama ASUS StudioBook nggak sih?

Mas Ilham Mendemokan Proses Render saat Webinar

Oh iya, di webinar sesi 4 ini ada Mas Muhammad Firman (Bang Emet) selaku Head of Public Relation ASUS Indonesia yang mengenalkan ASUS ProArt StudioBook lebih dekat kepada peserta webinar. Sepanjang webinar ini aku tuh speechless banget karena ternyata ASUS ProArt StudioBook dirancang dan didesain setelah tim ASUS melakukan riset kepada para content creator di dunia. Bahkan tim ASUS juga melakukan riset dengan developer dari beberapa software seperti Adobe, AutoDesk, Dassault Systèmes, PTC, dll. Makanya nggak heran kalau performa ASUS ProArt StudioBook ini memang diperuntukkan untuk para profesional.

Yuk Mengenal ASUS ProArt StudioBook Pro X Sahabat Kreator Profesional

ASUS ProArt StudioBook Pro X ini berbeda dengan laptop gaming (ROG) loh, meski ROG memiliki performa yang tinggi untuk aktivitas multitasking, namun laptop gaming (ROG) ini berbeda dengan ASUS ProArt StudioBook Pro X. Ya kan kalau laptop gaming (ROG) menggunakan Geforce RTX sedangkan ASUS ProArt StudioBook menggunakan Quadro RTX yang memang dirancang khusus untuk para profesional untuk memberikan kinerja maksimal di berbagai aplikasi.

Kalau laptop gaming (ROG) diperuntukkan untuk gamer supaya saat bermain game bisa merasakan pengalaman ngegame yang asyik dan nyaman tanpa lagging, sedangkan ASUS ProArt StudioBook Pro X diperuntukkan untuk seseorang profesional di bidang grafis, 3D, animasi, bahkan game developer.

Oh iya karena laptop ini dibuat khusus untuk para profesional, pastinya laptop ini dituntut untuk melakukan tugas berat secara terus menurus karena maraton deadline. Makanya laptop ASUS ProArt StudioBook Pro X ini mampu digunakan dalam waktu 24 jam non-stop loh, bahkan satu minggu non-stop pun nggak masalah. Please, jangan dibandingkan dengan laptopku ya. Hahaha

Selain itu, ASUS ProArt StudioBook Pro X juga dilengkapi dengan ISV-certified (Independent Software Vendor) yang sangat komprehensif untuk memastikan ProArt StudioBook Pro X ini berfungsi seperti yang diharapkan dengan aplikasi profesional dari perusahaan perangkat lunak terkemuka dunia.

Kelebihan ASUS ProArt StudioBook Pro X

Membahas kelebihan yang ada di ASUS ProArt StudioBook Pro X memang bikin makin mumpeng. Ya Tuhan, semoga tahun depan bisa memiliki ASUS ProArt StudioBook Pro X ini supaya bisnis desain kami makin profesional. Pun supaya aku makin semangat membuat desain rumah sendiri. Hihihi. Biar aku nggak ngiler ASUS ProArt StudioBook Pro X sendirian, makanya aku share kelebihan laptop ini, biar teman-teman juga ikutan ngiler. Nah, berikut ini beberapa kelebihan ASUS ProArt StudioBook Pro X:

Performa Ekstrim Terdepan yang Tak Terhentikan

Ngomongin performa ASUS ProArt StudioBook Pro X keren banget sih. Kalau kata Om Jagat Review, laptop ini bekerja lebih dari ekspektasi. Kenapa? Yuk cari tahu!
Highlight Spesifikasi ASUS ProArt StudioBook Pro X

Pertamadi bagian dapur pacu, ASUS ProArt StudioBook Pro X dibubuhi Intel Core i7-9750H yang terkenal cepat dengan 6 cores dan 12 threads. Memiliki kecepatan base clock 2.60 GHz dan boost 4.50 GHz. Dengan jumlah cores dan threads yang banyak, kecepatan clock yang tinggi, laptop ini mampu melakukan tugas multitasking yang berat seperti 3D rendering dan aplikasi semacamnya dengan mudah.

Sedangkan varian tertinggi dari ASUS ProArt StudioBook Pro X menggunakan Intel Xeon E-2276M yang memiliki 6 cores dan 12 threads dengan kecepatan base clock 2.80GHz dan boost sampai 4.70GHz, ngebut banget kan? Nah, Intel Xeon ini berbeda dengan prosesor pada umumnya yang menggunakan memory Non-ECC. Intel Xeon memiliki memory control ECC (error correcting code) yang mampu mendeteksi sebuah kesalahan pada saat pengiriman data antara prosesor dan RAM sehingga meminimalisir blue screen. Kapan lagi bisa menggunakan laptop yang dilengkapi dengan ECC coba, kan nggak mungkin kalau kita memasang memory ECC di i7 atau i9. Nggak cocok ih, sudah macam hubungan kita saja atuh. Ahahaha.
Kedua, ASUS ProArt StudioBook Pro X dibekali RAM 64GB DDR4 dengan kecepatan 2666Mhz. Otomatis lega banget dong untuk berbagai pemrosesan yang berat. Terlebih RAM ini berperan sangat penting dalam pemrosesan sebagai media penyimpanan sementara dari sebuah proses aplikasi. Ketika kapasitas RAM nggak memadai, maka aplikasi nggak akan berjalan secara optimal karena kekurangan space untuk menjalankan pemrosesan. Beberapa aplikasi grafis, animasi, dan 3D modelling membutuhkan RAM berkapasitas besar untuk menyimpan semua proses dan cache yang besar. Contohnya saja Adobe After Effect CC 2020 merekomendasikan RAM dengan kapasitas setidaknya 16GB. Nah sedangkan aplikasi 3D modeling seperti Blender untuk bekerja secara optimal membutuhkan setidaknya RAM 32GB.
So, sudah jelas dong berbekal RAM 64GB laptop ini bisa melahap berbagai aplikasi berat, apalagi dengan konfigurasi SO-DIMM x 4 yang memungkinkan untuk upgrade kapasitas RAM-nya sampai 128GB. Ya Tuhan, memang ya ASUS ProArt StudioBook Pro X nggak ada lawan. Dengan RAM yang besar dan bisa di upgrade tentunya akan membuat performa laptop semakin ekstrim dan tak terhentikan.
Ketiga, Sebagai laptop yang diperuntukkan untuk para profesional seperti desain grafis dan desain 3D, mustahil jika ASUS ProArt StudioBook Pro X nggak disematkan Graphic Processing Unit (GPU) yang mumpuni kan? Nah, ASUS ProArt StudioBook Pro X ini merupakan laptop “bezel-less” (NanoEdge) pertama yang dibekali GPU Nvidia Quadro loh. Laptop ini menggunakan discrete graphics NVIDIA® Quadro® RTX 5000 yang bisa membantu para profesional dalam bekerja. NVIDIA® Quadro® RTX 5000 ini memiliki VRAM 16GB yang berguna untuk menyimpan data-data grafis yang dibutuhkan saat proses rendering.

Mungkin teman-teman ada yang bertanya-tanya, buat apa sih prosesor grafis (GPU) ini? Kan sudah ada Prosesor (CPU), bukannya sudah cukup cepat? Ooo, jangan salah dong! Prosesor grafis GPU sangat membantu dalam pengolahan proses aplikasi. Seperti pengalamanku menggunakan 3D Modeling SketchUp + V-Ray Next, penggunaan GPU ini sangat membantu proses render yang berlangsung. Pemrosesan akan lebih cepat dengan penggabungan kinerja CPU + GPU, apalagi seri NVIDIA® Quadro® RTX 5000 dibekali kemampuan real-time-ray-tracing (RT Cores) yang membuat hasil gambar nampak lebih nyata.
Benchmark Render Vido dan 3D NVIDIA® Quadro® RTX 5000 (cgchannel)
Benchmark Render 3D NVIDIA® Quadro® RTX 5000 (cgchannel)
Keempat, ASUS ProArt StudioBook Pro X memiliki penyimpanan dengan kapasitas sampai 4TB. Kecepatan transfer filenya pun hingga 6 GB/s berkat dua slot PCIe® NVMe Gen 3×4 SSD dalam konfigurasi RAID 0 yang telah terpasang CPU. Penggunaan konfigurasi RAID 0 memungkinkan data disebar di beberapa drive sehingga memaksimalkan kinerja write-read karena tugas dibebankan ke beberapa drive. Proses booting dan pemuatan aplikasi berat pun dapat dibuka dengan sekejap. Oh iya laptop ini juga tersedia tambahan slot ekspansi HDD 2,5″ yang bisa digunakan sebagai media penyimpanan tambahan untuk menampung berkas video atau gambar besar dari proyek-proyek yang akan dipakai untuk berkreasi.
Nah bagaimana menurut teman-teman? Performanya eksrim banget kan untuk sekelas laptop. Ini mah nggak kalah dengan PC Worskstation, apalagi laptop ini masih bisa diupgrade sesuai kebutuhan dari sisi RAM dan penyimpanan.

Desain yang Elegan dan Presisi Mutlak di Segala Sisi

Menurutku desain body ASUS ProArt StudioBook Pro X gagah dan elegan banget. Kelihatan laptop profesional uy, katanya sih desain body ASUS ProArt StudioBook Pro X terinspirasi dari durable briefcase yang kokoh. Desain body laptop ini hadir dengan material magnesium alloy. Sedangkan untuk warna laptopnya star grey dengan elemen garis rose gold. Perpaduan warna grey dan rose gold memang terlihat mewah banget. Nah, uniknya nih engsel layar ASUS ProArt StudioBook Pro X bisa diluruskan hingga 180 derajat loh. Makin terlihat mewah dan elegan nggak sih?
Desain dan Dimensi ASUS ProArt StudioBook Pro X
ASUS ProArt StudioBook Pro X memiliki dimensi panjang 38.2 cm, lebar 26.5 cm, ketebalan di sisi paling tipis 2.82 cm dan sisi paling tebal 3.19 cm. Untuk berat laptopnya sekitar 2.9 kg, chargernya memiliki berat sekitar 848 gram. Dengan ukuran tersebut, laptop ini menjadi laptop profesional 17 inch pertama yang muat dimasukkan ke dalam tas laptop 15 inch loh. Jadi mudah dibawa kemana-mana meskipun laptop ini nggak lebih slim dari laptop-laptop ASUS seri lain, namun laptop ini masih ringkas jika dibandingkan dengan laptop profesional lain yang ada di pasaran.
Untuk menambahkan kesan elegan dan ringkas, layar laptop ini mengadopsi desain ASUS NanoEdge di keempat sisinya sehingga ASUS ProArt StudioBook Pro X tampil ciamik dengan Screen-to-body-ratio 92%. Tipis banget ya bezelnya? Jadi makin elegan deh. Padahal laptop profesional pada umumnya memiliki desain yang identik tebal, kaku, dan kurang estetik.
Oh iya, selain itu layar ASUS ProArt StudioBook Pro X menggunakan panel IPS 17 inch yang sangat direkomendasikan untuk para kreator loh. Tahu kan kalau panel IPS memiliki view-angel yang luas hingga 178° dan akurasi warna yang lebih tajam, apalagi laptop ini memiliki cakupan warna gamut 97% DCI-P3 dan akurasi warna Delta-E < 1.5 yang akan memberikan jangkauan dan akurasi warna yang lebih baik. Kerennya lagi kita bisa melakukan color calibration menggunakan software ASUS Pro Art Creator Hub loh. Makanya laptop ini cocok banget buat para kreator atau desainer yang sering bergelut dengan warna.
Layar ASUS ProArt StudioBook Pro X
Untuk menunjang kerja lebih optimal, layar ASUS ProArt StudioBook Pro X menggunakan aspect ratio 16:10 dengan resolusi 1920 x 1200px (WUXGA) yang akan memberikan tampilan lebih lebar dibanding aspect ratio layar 16:9. Hal ini sangat berguna bagi para kreator karena akan memperoleh ruang kerja 25% lebih lebar dan luas. Tambahan fitur lain seperti panel Anti-Glare yang tersemat di layar laptop ini memberi kenyamanan lebih untuk para kreator. Panel ini akan meminimalisir pantulan cahaya dari luar ke layar yang sering menggangu saat proses editing berlangsung.

Konektivitas dan Fleksibilitas yang Melampaui Segala Batas

Sebagai laptop yang ditujukan untuk para profesional, tentunya proses input-output adalah hal rutin yang sering dilakukan oleh seorang content creator. Mulai dari mengunduh sources, mengirim, memindahkan, menyalin file, hingga mempresentasikan hasil kerja. Untungnya, ASUS ProArt StudioBook Pro X dibekali dengan port I/O yang lengkap sehingga memudahkan mobilitas para penggunanya.

ASUS ProArt StudioBook Pro X juga dilengkapi dengan 2 port Thunderbolt™ 3 USB-C yang memiliki kecepatan transfer hingga 40Gbps dan 3 port USB 3.1 Gen 2 dengan kecepatan transfer hingga 10Gbps. So, nggak perlu khawatir lagi kalau kita menggunakan USB-A atau USB-C karena semua tersambung ke laptop ini, kecepatannya pun nggak main-main loh.
Port i/o terbaru dan lengkap memudahkan mobilitas pengguna

Oya, ASUS ProArt StudioBook Pro X juga dilengkapi dengan 1 Audio Combo, Kensington lock, DC-in, RJ45 LAN (1 Gbps), dan HDMI 2.0 yang mampu menampilkan output video hingga 8K. Terus nih ada slot SD 4.0 card reader juga. Buatku ini adalah slot yang begitu fleksibel karena bisa digunakan untuk SD Card atau pun MicroSD + adapter. Ya kan SD Card ini memang masih sering digunakan untuk penyimpanan perekam video, jadi kita nggak perlu repot menggunakan card reader eksternal lagi deh.

Sedangkan untuk koneksivitas, ASUS ProArt StudioBook Pro X menggunakan Wi-Fi 6 (802.11ax) dengan kecepatan 2,4Gbps. Wi-Fi ini memiliki kecepatan 3 kali lebih cepat dari Wi-Fi 802.11ac loh, bahkan lebih cepat dari koneksi kabel LAN. Dengan konektivitas Wi-Fi yang cepat dan terbaru, memungkinkan laptop ini bekerja lebih optimal untuk transfer file via wireless dari satu perangkat ke perangkat lain ataupun via internet. Beneran deh, laptop ini tuh berasa laptop masa depan.

Serius deh, ASUS ProArt StudioBook Pro X salah satu laptop masa depan (futuristik) yang menunjang produktivitas-fleksibilitas karena laptop ini dilengkapi dengan touchpad pintar berupa layar sentuh sekunder yang bernama ScreenPad™ 2.0. Touchpad ini berukuran 5.56″ inch dengan panel IPS. Resolusinya pun cukup tinggi yakni 2160 x 1080px dengan aspek rasio 18:9. Boro-boro laptopku ada screenpadnya, touchpadnya nggak macet-macet saja sudah syukur banget. 🙁
ScreenPad 2.0 – Touchpad pintar dengan layar IPS 5.56 inch
Btw, ScreenPad™ 2.0 bisa digunakan untuk memutar musik, menggambar, melampirkan chat, atau menonton video, film, tutorial, number key, app navigator, dan lain-lain. Keran banget sih, satu laptop bisa memiliki dua layar sekaligus, bikin kerja multitasking makin simpel. Oh iya, screenpad ini dengan mudah bisa diubah fungsinya menjadi touchpad dengan mengetuk ikon mode switch. Kita juga bisa mengaktifkan mode touchpad sementara dengan mengetuk 3 jari. Mode touchpad sementara ini akan kembali otomatis ke screenpad setelah 2 detik. Cukup simpel dan fleksibel bukkan? Aku sih yakin banget fitur ScreenPad™ 2.0 akan sangat membantu dalam hal produktivitas dan fleksibilitas.

Stabilitas yang Terbukti dan Keamanan yang Teruji

Selain terlihat gagah, ternyata laptop ini sudah lolos uji ketahanan militery standart 810G dengan berbagai uji ketahanan seperti tes keyboard, tes abrasif, tes tekanan, tes kebisingan, tes engsel, tes getaran, tes goncangan, tes akselerasi tinggi, tes temperatur, tes pemelintiran, tes port, hingga tes jatuh. Jadi nggak khawatir membawa laptop ini kemana pun dan kapan pun karena memiliki daya tahan yang sudah teruji.
Sedangkan dari sisi stabilitas, ASUS ProArt StudioBook Pro X telah melalui serangkaian stress test performa yang sangat ketat. Bahkan performa laptop nggak akan menurun (throttle) meski kinerja CPU dan GPU 100% secara terus menerus. Dalam kinerja maksimum, tingkat kebisingan laptop ini pun cukup senyap hanya <39dB.
Untuk sisi keamanannya, ASUS ProArt StudioBook Pro X dibekali dengan sensor finger print di sebelah kanan dekat keyboard. Fitur ini mempermudah pengguna untuk login dengan sekali sentuh yang telah diintegrasikan dengan Windows Hello. Fitur tambahan lain untuk menambah keamanan dan privasi yaitu adanya tombol pintas berupa system lock, mic off, camera off, dan quick snip yang ada pada bagian atas keyboard.
Stabilitas yang Terbukti dan Keamanan yang Teruji
Btw, tingkat kecerahan backlight keyboard ASUS ProArt StudioBook Pro X bisa disesuaikan sesuai yang kita mau loh. Kalau laptop biasa kan tingkat kecerahan backlightnya nggak bisa diganti tuh, nah kalau backlight ASUS ProArt StudioBook Pro X memiliki 3 tingkat kecerahan yang bisa diatur sesuai dengan kebutuhan pengguna. Buatku adaya fitur backlight ini sangat memudahkan banget saat kita bekerja di ruang yang kurang cahaya.

Spesifikasi Lengkap ASUS ProArt StudioBook Pro X

Layar 17” LED-backlit WUXGA (1920 x 1200) NanoEdge display, 300 nits
IPS-level (In-Plane Switching)
1000:1 contrast ratio
16:10 aspect ratio
Anti-glare panel
3.8mm-thin bezel with 92% screen-to-body ratio
97% DCI-P3 color gamut, 8-bit color
Delta-E < 1.5 color accuracy, PANTONE® Validated
CPU Intel® Xeon® E-2276M processor
2.8GHz hexa-core with Turbo Boost (up to 4.7GHz) and 12MB cache
Intel® Core™ i7-9750H processor
2.6GHz hexa-core with Turbo Boost (up to 4.5GHz) and 12MB cache
GPU NVIDIA® Quadro® RTX 5000
16GB GDDR6 VRAM
RAM Up to 128GB DDR4 2666MHz (SO-DIMM x 4, supports ECC)
Storage Up to 4TB (PCIe® NVMe Gen 3 x4 SSD x 2)
Supports CPU-attached RAID 0/1 (up to 48Gbps)
Konektivitas Wi-Fi
Dual-band 2×2 Wi-Fi 6
Bluetooth®
Bluetooth® 5.0
Webcam HD Camera
I/O 2 x Thunderbolt™ 3 USB-C™ with Display Port 1.4 (up to 40Gbps)
3 x USB 3.1 Gen 2 Type-A (up to 10Gbps)
1 x HDMI 2.0
1 x SD 4.0 / UHS-II card reader (312MB/s)
1 x Audio combo jack
1 x RJ45 LAN jack
1 x Kensington lock
1x DC-in
Baterai 95Wh 6-cell lithium-polymer battery
280W power adapter
Plug Type: ø6.0 (mm)
(Output: 20V DC, 14A, 280W)
(Input: 100-240V AC, 50/60Hz universal)
OS Windows 10 Pro for Workstations
(For models with the Intel® Xeon® processor)
Windows 10 Pro
(For models with the Intel® Core® processor)
Keyboard dan ScreenPad Keyboard
Full-size backlit keyboard with 2.0mm key travel and privacy hotkeys, 19mm full size key pitch, integrated Numeric keypad
ScreenPad
5.65” FHD+ (2160 x 1080) Super IPS display
178˚ wide-view technology
Glass-covered for fingerprint and smudge resistance
Precision touchpad (PTP) technology supports up to four-finger smart gestures
Audio Sound by Harman Kardon
Smart amplifier
Array microphone with Cortana and Alexa voice-recognition support
Long-travel voice coils for improved low-frequency response
Included Software
MyASUS
McAfee Common Build for All
Dimensi dan Berat Height:
2.82cm (1.11 inches)
Width:
38.2cm (15.03 inches)
Depth:
26.5cm (10.43 inches)
Weight:
2.5kg (5.5 pounds)

ASUS ProArt StudioBook Pro X Juga Cocok untuk Non-desainer Grafis

ASUS ProArt StudioBook Pro X memang bukan hanya diperuntukkan untuk desainer grafis saja, melainkan untuk para profesional yang bekerja di bidang creator seperti animasi, arsitek, IT, perfilman, dan fotografi. Ya seperti Mas Ilham yang menggunakan ASUS StudioBook Pro X W730G5T untuk aktivitas mendesain perumahan.
ASUS ProArt StudioBook Pro X dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan para pengguna yang sering menggunakan beberapa software yang hanya bisa dioperasikan dengan perangkat yang memiliki performa tinggi. Meski diperuntukkan untuk para profesional, kalau teman-teman memiliki budget dan ingin menjajal laptop sultan ini bisa banget dong! Nggak usah khawatir meski menggunakan Quadro RTX ASUS ProArt StudioBook Pro X ini tetap bisa digunakan untuk aktivitas ngegeme kok.

Dimana Bisa Mendapatkan ASUS ProArt StudioBook Pro X?

Untuk mendapatkan ASUS ProArt StudioBook Pro X ini, teman-teman bisa mengunjungi official store baik online maupun offline. Atau kalau ingin custom disesuaikan dengan kebutuhan kita bisa langsung menghubungi ASUS Indonesia karena memang ASUS ProArt StudioBook ini diperuntukkan untuk pengguna yang spesifik. Jadi jarang ditemukan di toko-toko komputer, kecuali di kota-kota besar ya.

Harga ASUS ProArt StudioBook Pro X

Untuk ASUS StudioBook Pro X ini dibandrol dengan harga Rp. 88.000.000. Murah nggak? Atau mahal? Kalau buat kelancaran bisnis mah termasuk murah, worth it harga laptop di bawah 100 juta tetapi memiliki spesifikasi yang canggih kebangetan. Apalagi kalau bisa memanfaatkan peluang bisnis yang ada, bakal bisa balik modal lebih cepat nih.
Do’ain ah, biar kami segera memiliki ASUS StudioBook  Pro X supaya bisnis desain grafis yang kami rintis bisa makin profesional. Aamiin ya, semoga semesta ikut mengaminkan. 

Kenapa Harus Memilih Brand ASUS Sih?

Fyi, Asus merupakan salah satu perusahaan yang termasuk dalam daftar World’s Most Admired Companies dari majalah Fortune loh. Menurut lembaga riset terkemuka GfK, hingga akhir tahun 2019 lalu ASUS berhasil menguasai pangsa pasar konsumer di Indonesia dengan 40,4%. Angka ini mencapai lebih dari dua kali lipat produsen lain yang berada di perangkat kedua dan ketiga di pasar Indonesia. Luar biasa nggak sih?
GfK juga menyebutkan sepanjang tahun 2019 total penjualan komputasi di Indonesia mencapai 1.841 juta unit. Sudah tahu kan jawaban kenapa harus memilih produk ASUS? Nah biar makin yakin, berikut ini ada beberapa alasan yang bisa menjadi pertimbangan memilih brand ASUS:

ASUS Brand Motherboard No. 1 di Dunia

Pantes saja Asus ini menjadi brand Motherboard no. 1 di dunia, ya bayangkan saja sekarang ini, 1 dari 3 komputer yang terjual di dunia menggunakan Motherboard ASUS loh. Sejak tahun 1989 ASUS ini telah menjual lebih dari 500 juta Motherboard.

Perusahaan IT paling TOP di Dunia

Fyi, bagaimana nggak menjadi perusahaan IT paling TOP di dunia? Wong brand ASUS masuk di peringkat 10 dalam kategori Elektronik Konsumer sebagai “Perusahaan paling inovatif 2010” yang diberikan oleh Fast Company.

Kualitas dan Pelayanan Terbaik

Btw, kualitas ASUS nggak perlu diragukan karena setiap produk yang dihasilkan sudah lolos quality control untuk pengujian ekstrim seperti tes keyboard, tes abrasif, tes tekanan, tes kebisingan, tes engsel, tes getaran, tes goncangan, tes akselerasi tinggi, tes temperatur, tes pemelintiran, tes port, hingga tes jatuh.
Selain itu, pada tahun 2019 ASUS menerima 4.390 penghargaan yang diberikan oleh organisasi teknologi terpandang dan media IT sedunia. Nah dari semua penghargaan yang diterima, banyak yang ditujukan untuk produk notebook, tablet dan smartphone ASUS. Ngeri ya, satu tahun bisa menyabet ribuan penghargaan, karena memang komitmen ASUS sangat baik dalam hal inovasi, desain, dan kualitas. 

Teknologi Ramah Lingkungan 

Teman-teman tahu nggak kalau ASUS ini merupakan perusahaan pertama di dunia yang meraih Sertifikat EU Flower Eco untuk komputer dekstop dan Sertikifat EuP untuk Notebook? Keren banget sih, selain mengedepankan inovasi dan kualitas, ASUS juga menghasilkan produk-produk yang ramah lingkungan.

Service Center yang Tersebar di Berbagai Kota

ASUS ini salah satu brand yang memiliki service center yang tersebar di seluruh kota Indonesia loh, dari Sabang sampai Merauke. Selain memiliki service center, ASUS juga memiliki Service Partner. Bahkan satu kota bisa lebih dari 5 ASUS Service Partner yang bisa kita pilih.

Bisnis Makin Profesional Karena ASUS ProArt StudioBook Pro X

Kebayang nggak sih kalau menjalani suatu pekerjaan yang erat kaitannya dengan teknologi didukung dengan perangkat yang mumpuni? Bakal produktif dan kerjaan selesai tepat waktu kan? ASUS ProArt StudioBook Pro X memang pilihan yang tepat untuk para content creator. Dengan segudang kelebihan yang dimiliki oleh laptop ini wajar saja jika harganya pun lumayan mahal. Eh, tapi masalah harga mahal atau murah relatif ya?
Tapi menurutku, jika kita memiliki bisnis yang erat kaitannya dengan perangkat teknologi nggak ada salahnya memilih ASUS ProArt StudioBook Pro X ini sebagai investasi dan juga sebagai alat kerja yang profesional. Kalau kita bisa memanfaatkan peluang dan jam terbang kita sudah tinggi bakal cepat balik modal tuh. Ahahahaha
Semoga ya, buat teman-teman yang bekerja di dunia kreatif memiliki perangkat yang mumpuni supaya makin profesional dan juga makin semangat dalam berkarya, pun semoga Gentala Design bisa makin profesional dalam melayani klien, terus nih semoga lagi tahun depan Gentala Design bisa upgrade perangkat menjadi ASUS ProArt StudioBook Pro X. Aamiin. 
Sumber:
https://www.asus.com/id/Laptops/ProArt-StudioBook-Pro-X-W730G5T/
https://www.blender.org/download/requirements/
https://www.youtube.com/watch?v=57SZsLX91_c&t=584s
http://www.cgchannel.com/2019/10/group-test-nvidia-quadro-titan-and-geforce-rtx-gpus/

Ella Fitria

You may also like

0 0 vote
Rating Artikel
Subscribe
Notifikasi
guest
0 Komentar
Feedback Sebaris
Lihat semua komentar
Mayuf
31 Desember 2020 18:19

Wuih mantul tenan ini mah buat designer, tapi kalo buat gaming sepertinya lebih ke asus rognya menurutku hehe

Ashan
1 Januari 2021 01:06

Tulisannya selalu menarik dan rinci. Semangat, Mbak, semoga beruntung!

Amir Mahmud
2 Januari 2021 11:04

Keren banget Asus ProArt ini. Cocok banget buat desain. Btw desain bannernya juga sekeren laptopnya. Tapi harganya itu lho, pastinya sesuai kualitasnya

Ikrom Zain
3 Januari 2021 18:08

wah mbak ella makin dar der dor buat desain grafisnya
pantesan sering ikut kelas pelatihan mbak
lanjutkan ini bagus kayak puteri indonesia
apalagi kalau pakai asus ini ya makin mengganas jadinya

Bundamami Devi
4 Januari 2021 02:11

Mantappp Mbak…. Selalu suka dengan infografis di tulisan-tulisan Mbak Ella, cantik dan komplit… Brand ASUS memang terkenal awet dan fitur-fitur yang mumpuni, laptop yang saya pake ngetik komen ini pun bermerk ASUS, meski bukan yang harga 88jutaan, hihihi…
Semangattt Mbak Ella, semoga lancar dan sukses lombanya…

Kiky | riskysupriati.com
5 Januari 2021 11:37

Gilak banget sih mupeng pengen. Good luck buat mbanya yaa. Harganya pasti untuk kaum sultan yaaa, moga kita-kita segera bisa naik kasta.

Kangg Mas Joe
6 Januari 2021 06:18

Waaah, laptopnya canggih banget.. 88jt lumayan jg tapi yaa mbak hahaa

Ursula Meta Rosarini
6 Januari 2021 06:18

Wahhh keren bgt Ella, udah punya bisnis design, pantesan aja editan fotonya ciamik semua.
Jaman kuliah dulu aku juga belajar desain grafis, tp emang aku ga bakat disitu kali ya, aku ogah mempelajari lebih dalam hahaha, sampe skrg aku payah bgt kalau suruh edit foto, apalagi bikin design, nyerah.

Sukses terus ya buat bisnisnya, akupun pengen nih laptop baru wkwkwk, meskipun skrg juga pakai asus tp kan yg jadul hahaa

Gustyanita Pratiwi
6 Januari 2021 06:18

wah canggih juga ya leptop asus makin hari…jadi pengen…

terlebih memang kalau yang service centernya banyak bisa memudahkan tatkala leptop sedang trouble atau rewel

apalagi klaimnya sudah konsen ke lingkungan juga ya

Nur Chafshoh Sa'idah
7 Januari 2021 22:23

Lagi-lagi asus kak.
☺ eh tapi asus kusuka.. ☺☺ selain karena tampilannya, harganya juga tak kalah saing. Lumayan terjangkau. Saya juga penggemar Asus.

Yustrini
7 Januari 2021 22:23

Pantesan blognya mba Ella ini keren banget rupanya memang jago desain. Pas banget kalo didukung dengan laptop yang mumpuni seperti ASUS. Tulisannya juga dalem banget. Sukses ya Mbak :))

Arif Rudiantoro
7 Januari 2021 22:23

Wah ngiler q Mbak dg laptop ASUS StudioBook Pro X. Gila pokoknya, tapi harganya juga gile betul hehe.

Saya juga sebenarnya seneng desain, edit-edit foto tapi masalahnya perangakat yg kurang mamadai, pernah sudah capek2 desain mau di seve ternyata error, suruh turunkan resolusi karena ram nggak memadai, apa daya terpaksa kasih turun resolusinya jadinya hasilnya agak blur.

Shafira Adlina
8 Januari 2021 03:29

Mbak elaaa…aku baru tahu mbak Ela di gentala desain. Desain logo blog ceritamamah.com aku order di gentala. Keren aku puas sm hasilnya. Emg kendali desain grafis dibacanya desain gratis ya huhu. Semangat ya mbak Ella, seperti biasanya tulisan lombamu shining2…

Deta Rofiatul Badriyah
9 Januari 2021 05:11

Tulisan bagus mbak. Lengkap banget pembahasannya

Lailianayla's blog
9 Januari 2021 13:54

Waa ternyata Mbak Ella pernah jd honorer jg, tp sekarang sdh keren euy jd desain grafis.

Ulasan yang sangat lengkapp banget Mbak

Dari awal baca sy penasaran bngt ma harga asus StudioBook Pro X nya…dan ketika nemu di bawah banget seharga 88jt daku langsung wowwww.
Ada harga ada kualitas
Apalagi produk ASUS
Jelas terdepan

Ainun
10 Januari 2021 04:18

engselnya 180 derajat, omaigoddd, canggih bener specknya
buat yang demen desain, atau yang kerjaannya nggak jauh jauh dari mendesain, speck sebagus ini pas banget
komputer kantor udah dikasih speck yang lumayan khususnya buat desain, karena divisiku nggak jauh jauh dari desain juga, itu aja menurut temen aku masih suka lemot hahaha

Diah Alsa
10 Januari 2021 04:18

jadi designer grafis itu memang butuh ekstra sabar juga ya Kak, apalagi kalau ketemu dengan klien plin plan, duuhh kebayang deh.
ohyaa, baru ngeh kalau design logo Estrilook dari Kak Ella 🙂

ASUS terbaru ini kece badai ya, harganya juga wow banget deh tapi worth it lah ya dengan spek dan peruntukannya 🙂

Ella Fitria
10 Januari 2021 01:30

yap! ini khusus buat kreator kaya desainer, arsitek, programer, dll. kalau untuk nggame prefer ROG karena ROG pakai Geforce RTX, jadi makin nyata kl main game 😀

Ella Fitria
10 Januari 2021 01:33

thank you Mas Ashan.. semoga tahun 2021 banyak hal baik berdatangan ya 🙂

Ella Fitria
10 Januari 2021 01:34

iya Mas Amir, bagus banget laptopnya. aku pun ngiler setengah mati, hahaha
thank you, Mas.. iya nih, harganya sebanding sama performa yang ditawarkan 🙂