Ilustrasi Desainer bersama ASUS ProArt StudioBook Pro X |
Motorku kehabisan bahan bakar bukan karena aku lupa mengisinya, melainkan karena saat itu keuanganku sudah terlalu banyak “minus-nya”. Sungguh, aku pernah berada di posisi tersebut. Maklum saja menjadi guru honorer di salah satu sekolah swasta di desa memaksaku untuk selalu putar otak. Boro-boro memiliki tabungan, gajiku satu bulan saja nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Aku percaya Tuhan nggak akan “tertidur” barang sebentar. Aku meyakini janji Tuhan nggak akan pernah keliru, pun aku selalu memiliki harapan untuk terus berkarya dan memanfaatkan peluang yang ada. Pelan tapi pasti, aku menjemput janji masa depan dengan apa pun yang bisa aku lakukan.
Memulai Karya Bersama Gentala Design
Mungkin aku salah satu orang yang memiliki ambisi cukup besar, beberapa tahun ini aku mendobrak diriku untuk terus berkembang, mencoba belajar banyak hal baru dari nol. Ya, dari nol! Dari hal-hal yang sama sekali aku nggak tahu. Mulai belajar bagaimana membuat performa blog lebih bagus, belajar bagaimana menggunakan tools editing foto dan video, bahkan belajar desain grafis. Memang skill-ku belum seberapa, tapi nggak ada salahnya untuk terus bertumbuh supaya akhirnya berbuah.
Beberapa Portofolio Karya Gentala Design di Feed Instagram |
Aku percaya, segala sesuatu di dunia ini nggak ada yang serba instan. Segala sesuatu butuh proses, sama halnya prosesku dalam memberanikan diri terjun di dunia desain grafis bersama seorang partner. Kami membangun brand jasa desain grafis bernama “Gentala Design”. Meski baru satu tahunan merintis bisnis desain grafis, Alhamdulillah ratusan orderan sudah kami selesaikan. Setidaknya kami mulai berproses dan mulai mendesain mimpi masa depan melalui Gentala Design. Memang pendapatanku bukan hanya dari bisnis Gentala Design saja, tapi buatku bisnis ini bisa membantu mencukupi kebutuhan sehari-hari. Oh iya berikut beberapa karya desain logo oleh Gentala Design:
Era Digital Menuntut Inovasi Para Milenial
Era digital ini pelan-pelan membuat kebiasaan masyarakat berubah. Contoh kecilnya, kita yang terbiasa berbelanja offline kini dimudahkan dengan layanan belanja online. Cukup di rumah saja, sambil rebahan, barang akan tiba di rumah. Menurutku, untuk bisa survive di era digital ini, wajib memiliki skill yang mumpuni supaya bisa mengikuti perkembangan teknologi.
Selain itu, kita juga harus memanfaatkan peluang yang ada supaya tetap bisa menghasilkan. Salah satu alasanku merintis bisnis desain grafis ini nggak lain karena saat ini segala usaha sudah mulai go digital. Terlebih data menurut We Are Social dan Hootsuite tercatat pada Januari 2020 Peningkatan Digital dan Pengguna Internet terus bertambah dibanding tahun 2019. Dari total populasi di Indonesia sebanyak 272 juta jiwa, 64% di antaranya atau sebanyak 175 juta jiwa adalah pengguna internet. Pengguna internet terpantau naik 17% dibanding tahun 2019.
Maka, secara otomatis banyak pelaku usaha yang beralih memasarkan produknya melalui digital atau internet. Pun banyak pelaku usaha yang membutuhkan jasa desain guna membranding produk / jasanya dan juga untuk mendukung memasarkan produk / jasa supaya lebih dikenal dan diminati konsumen sehingga kami hadir untuk memberikan solusi berupa desain visual.
Kreatifitas dalam Desain Visual di Era Digital
Kreativitas adalah sebuah proses kerja. -Ilham Khalid Setiawan-
Webinar ASUS x IIDN dengan Tema Professional desain with StudioBook |
- Lingkungan. Memang ya, lingkungan sering kali menjadi faktor munculnya kreativitas. Lokasi dan kebiasaan masyarakat akan sangat mempengaruhi proses kerja kita. Makanya beruntunglah teman-teman jika tinggal di lingkungan yang tepat.
- Pendidikan. Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kreativitas adalah latar belakang pendidikan, misalnya : militer, engineering, sosial, dan desain. Berbagai latar belakang pendidikan pasti akan menghasilkan “kreativitas” yang berbeda.
- Budaya. Tanpa kita sadari budaya juga mempengaruhi pola pikir dan proses kerja kita loh. Cara pandang kita sering kali dibatasi oleh norma dalam masyarakat.
- Teknologi. Nah kalau poin ini sudah pasti sangat berpengaruh, tanpa teknologi seperti laptop / PC yang mumpuni kreativitas kita akan terhambat. Yang harusnya langsung bisa menuangkan ide dalam sebuah desain, tetapi karena laptop / PC yang kita gunakan lemot sehingga membuat proses kerja terhambat.
- Estetika. Estetika ini sangat tergantung dengan personal ya, karena tiap orang pasti memiliki kesukaan atau cita rasa yang berbeda dalam menuangkan kreativitas, terlepas apa pun latar belakang pendidikannya.
- Keadaan (Tekanan). Yap! Yang terakhir adalah keadaan / tekanan. Kalau kata Mas Ilham, negara 4 musim memaksa masyarakatnya berpikir lebih kreatif dari negara 2 musim. Memang benar sih kalau ada tekanan biasanya kreativitas akan muncul lebih mudah.