Terlepas dari apa pun yang terjadi di tahun 2021, semoga nggak akan membuat kita mengingkari nikmat-Nya, ya! Kali ini aku akan menuliskan sedikit refleksi. Refleksi bagaimana aku dan orang tersayang melewati tahun ini dengan suka cita. Harapanku di tahun depan, aku, kamu, kita semua bisa melangkah lebih ringan dan banyak menggapai pencapaian yang sempat tertunda.Biasanya menjelang akhir tahun, aku akan merasakan “lho kok cepat banget ya tahun ini. Perasaan baru kemarin berganti tahun, eh ini sudah mau tahun baru lagi”. But, perasaan tersebut nggak lagi aku rasakan. Sungguh! Mungkin bukan hanya aku saja yang merasakan bahwa tahun 2021 ini lama banget, nggak kelar-kelar dan banyak kegagalan.
Refleksi Gempuran Tahun Ini yang Dihadapi
Aku yakin, nggak hanya aku yang merasakan gempuran di tahun ini. Berat, tetapi aku nggak bisa menghindar begitu saja. Mulai dari memutuskan tinggal jauh dari keluarga, aku dan suami terinfeksi Covid-19, hingga aku memutuskan resign dari guru honorer.
Hidup mandiri jauh dari keluarga memang sudah aku rasakan sejak duduk di bangku MTs. Dulu, atas keputusan sendiri, aku memilih sekolah dan tinggal di pondok pesantren. Usiaku saat itu 12 tahun dan ya, semua serba dikerjakan sendiri. Berlatih bertanggung jawab atas diriku sendiri. Berat? Tentu, tetapi ternyata rasanya tuh lebih berat ketika sudah sebesar ini jauh dari keluarga.
Terlebih saat aku dan suamiku terkonfirmasi positif Covid-19. Rasanya antara hidup dan mati kian tak menentu. Pergulatan batin terus bergejolak, beradu membuat dua minggu isolasi mandiri rasanya sedang berada di jurang ketidakpastian. Sampai akhirnya, segala rasa kami terima, pasrah, dan juga berusaha. Alhamdulillah, kami dinyatakan negatif Covid-19 di hari ke lima belas setelah isolasi mandiri. Bersyukur banget kami masih diberi kesempatan untuk hidup hingga detik ini.
Pencapaian Tak Terduga Berkat Usaha, Doa, dan Derma
Berkat kehendak Tuhan, acara wedding berjalan lancar |
Rasanya serba cepat, serba lancar, dan serba mulus acara lamaran dan pernikahan kami. Sejak awal kami nggak ada niatan untuk secepat ini menikah. Namun, rupanya rencana Tuhan indah sekali. Padahal saat itu, keuangan kami masih jauh dari target untuk keperluan lamaran dan pernikahan. Maklum, kami memiliki tekad untuk menikah tanpa merepotkan orang tua kami. Nyatanya, rezeki mengucur deras, sungguh deras banget sampai kami bingung “kok Tuhan bisa baik banget, ya? Bisa mengubah segalanya hanya hitungan hari?”.
Nggak hanya itu, aku pun bersyukur sekali saat resign dari guru honorer dan diterima sebagai writer di salah satu perusahaan Jepang. Kehendak Tuhan tuh memang nggak bisa ditebak. Sekuat apa manusia merencanakan, tetap saja kehendak Tuhan yang akan menuntun kita. Semua ini nggak lain berkat suamiku yang mengajarkan kepadaku untuk selalu berderma.
Seberapa pun yang aku punya, berbagi adalah sebuah keharusan. Belum lama ini, kami sempat membagikan nasi kotak di jalanan. Sungguh, aku nggak menyangka ternyata setelah membagi-bagikan nasi kotak ada perasaan bahagia setengah mati. Terlebih, ketika terbayang senyuman sendu mereka yang seharian menahan lapar.
Senyum sendunya dihiasi oleh rapalan doa-doa yang indah untuk kami. Ya Tuhan. Aku jadi ingat buku “Bahagia Bersama” karya Kang Maman dan Mice. Berbagi itu benar-benar menularkan energi kebahagiaan. Sama seperti 3 filosofi utama JNE yaitu Berbagi, Memberi dan Menyantuni.
Buku Bahagia Bersama karya Kang Maman dan Mice |
Meniru Konsep Connecting Happiness di HUT JNE Ke-31
Siapa sih yang nggak tahu jasa ekspedisi JNE? Aku yakin teman-teman pasti tahu, apalagi setiap daerah bahkan setiap desa ada konter JNE. Nah pada 26 November lalu adalah HUT JNE ke-31. Pada usia 31 Tahun JNE ini, aku merasakan tagline “Connecting Happiness” seakan menular kepadaku. Cipratan energi positif untuk berbagi kebahagiaan tergambar jelas.
Bagaimana nggak tergambar jelas coba, pada usia 31 Tahun JNE mengajak 20 yayasan yatim piatu di Jakarta untuk shopping bareng. Selain itu ada khataman Al-Qur’an serentak dari 10 Cabang, acara syukuran dan potong tumpeng. Lanjut acara ziarah ke makam pendiri JNE Alm. H. Soeprapto Soeparno. Ikut bahagia banget karena JNE peduli dengan saudara kita yang membutuhkan rengkuhan kebahagiaan. Barangkali kita bisa mencontoh filosofi JNE untuk terus berbagi kebahagiaan.
Khataman Al-Qur’an dan Doa Bersama 31 Tahun JNE (foto: @jne_id) |
Acara puncak HUT JNE ke-31 dilaksanakan secara virtual pada Minggu, 28 November 2021 pukul 09.30 WIB– selesai. Haru banget sungguh, karena perayaan 31 Tahun JNE ini, JNE membagikan doorprize dan grandprize sebagai apresiasi kepada karyawan. Nggak tanggung-tanggung pula. Grandprize-nya berupa 2 unit rumah dan 31 unit motor untuk karyawan yang beruntung. Plus ratusan hadiah menarik lainnya.
Semoga pada usia 31 Tahun JNE bisa membawa manfaat untuk sesama. Semoga bisa juga untuk melembutkan hati kita bahwa memiliki bisnis nggak hanya mementingkan keuntungan secara material saja. Melainkan, jangan lupa untuk Connecting Happiness ke sesama. Pun semoga, di tahun 2022 jalan kita makin dimudahkan, ya! Pun semoga kita juga senantiasa bisa terus berbagi kebaikan kepada sesama. Aamiin..