Berbicara tentang laptop AI 2025 terbaik, ingatanku melesat kepada produk ASUS. Pasalnya, ASUS memiliki berbagai tipe laptop bertenaga AI atau biasa disebut ASUS AI PC. Saat ini, laptop ASUS AI PC hampir tersedia di semua segmentasi. Mulai dari segmentasi daily use seperti Vivobook dan Zenbook, power user dengan tipe ExpertBook dan ProArt, hingga laptop gaming seperti ROG dan TUF.
Menurutku, laptop ASUS AI PC cocok sekali untuk berbagai task modern yang membutuhkan pemrosesan kecerdasan buatan. Belajar, berkreasi, dan bekerja menggunakan ASUS AI PC menjadi lebih mudah serta intuitif berkat teknologi NPU yang terintegrasi di laptopnya.
Nah, di artikel ini, aku akan berbagi pengalamanku menggunakan salah satu laptop ASUS AI PC, yaitu ASUS Vivobook S14 (M5406UA) dan mengenalkan line-up terbarunya yang lebih powerful. Penasaran bagaimana laptop bertenaga AI ini memudahkan beragam aktivitas sehari-hari? Yuk, simak artikel ini hingga akhir, ya!
Aku termasuk salah satu orang yang memiliki antusias tinggi terhadap perkembangan AI. Meskipun masih banyak orang yang menganggap AI sebagai tantangan di era modern, tetapi bagiku, AI adalah sebuah potensi yang dapat memudahkan pekerjaan di berbagai bidang. Alih-alih bersikap sinis dan menghindarinya, aku cenderung memanfaatkan potensi AI semaksimal mungkin.
Saat ini, aku terbiasa menggunakan AI sebagai asisten yang bisa diandalkan di berbagai aspek kehidupan. Mulai dari hal sederhana seperti bertanya tentang sesuatu yang belum aku pahami, bereksperimen dalam pengembangan ide, melakukan pemrosesan data, pengambilan keputusan berdasarkan analisis, hingga pembuatan konten untuk kebutuhan pekerjaan.
Ada satu momen di mana teknologi AI mengubah hidup dan caraku melihat peran AI dalam kehidupan. AI sangat membantuku dalam mengambil keputusan di situasi sulit dan krusial, yaitu saat keponakanku perlu segera operasi jantung. Ya, teman-teman nggak salah dengar, operasi jantung anak berusia 3 tahun.
Beberapa pekan lalu, pukul 22.30 WIB ada banyak panggilan telepon masuk dari adikku. Ku usap layar handphone dengan mata yang masih berat dan tangan gemetar. Mengingat adikku nggak pernah telepon larut malam hingga puluhan kali. Saat aku coba menghubunginya, terdengar suara lirih menahan tangis di seberang sana, mengabarkan jika anaknya akan segera melakukan operasi jantung. Pergulatan batinku rasanya makin kuat, mencoba berhitung dengan kemungkinan yang akan terjadi.
Seketika mataku basah, membayangkan anak usia 3 tahun tidak sadarkan diri di ICCU dan keesokan harinya harus menjalani operasi jantung. Tak sampai di situ, aku kembali terkejut karena dalam waktu beberapa jam lagi harus menyiapkan 7 pendonor darah A yang sanggup standby di RSUP Sardjito, Yogyakarta. Sementara, keluarga besar kami tinggal di luar kota Yogyakarta. Sungguh, proses ini mendadak sekali, karena sebelumnya keponakanku hanya berencana medical check-up rutin saja.
Pukul 01.00 WIB, aku berpikir keras bagaimana caranya mendapatkan 7 pendonor darah dengan kriteria ketat dalam waktu singkat. Jika dibayangkan, tentu saja rasanya mustahil, kan? Rasanya, seperti membangun candi dalam waktu semalam. Terlebih, semua pendonor wajib hadir di rumah sakit pagi hari.
Di situasi seperti ini, aku nggak bisa berpikir jernih, bahkan aku nggak tahu apa yang harus aku lakukan. Saat itu, aku hanya mengandalkan chat dengan teman-temanku yang mungkin memiliki relasi di Yogyakarta. Aku pun mencoba mengirim info kebutuhan donor darah ke berbagai media sosial yang aku miliki. Namun, hingga subuh, aku belum mendapatkan pendonor satu pun.
Saking hopeless-nya, aku mencoba mencari solusi menggunakan AI. Berharap informasi dari AI akan berguna untuk mengambil keputusan atau setidaknya bisa memberikan saran. Karena informasi medis dan data pasien bersifat confidential, maka aku menggunakan model AI yang dapat dijalankan secara lokal di laptop. Dengan begitu, semua informasi yang aku input hanya akan terproses secara lokal di perangkat.
Untungnya, aku memiliki ASUS Vivobook S14 (M5406UA). Sebuah laptop AI 2025 dengan tenaga Ryzen AI yang memungkinkan aku untuk menjalankan Language Model (LM) secara efisien. Nggak perlu menunggu lama, aku langsung menuliskan situasi di prompt beserta data-data yang diperlukan.
Setelah menunggu beberapa saat, AI memberikan 5 saran yang bisa aku lakukan untuk mendapatkan pendonor. Salah satunya adalah penggunaan aplikasi/web pencarian donor darah dan meng-share flayer ke komunitas yang berbasis di Yogyakarta. Oya, saat itu aku juga membuat desain flyer kebutuhan pendonor darah dengan AI karena lebih cepat dan efisien untuk kebutuhan mendesak seperti ini.
Saran dari AI langsung aku eksekusi saat itu juga. Dengan izin Allah, mulai banyak pendonor yang menghubungi adikku, bahkan sebelum jam 12 siang sudah terkumpul 10 kantong darah yang artinya ada 10 pendonor darah.
Berkaca dari pengalamanku di atas, saran dari AI terbukti efektif dan sangat membantuku di situasi kalut. Terlebih, dengan adanya flyer dan ajakan persuasif yang aku generate menggunakan AI, membuat banyak pendonor berbondong-bondong menghubungi adikku.
Peran AI dalam situasi genting nggak hanya sebatas memberikan saran atau solusi terbaik saja, tetapi aku juga memanfaatkan AI untuk membaca dan menganalisis data medis. Memang penjelasan dari dokter spesialis adalah informasi yang lebih akurat dan tepercaya, tetapi dalam situasi tertentu, AI dapat memberikan gambaran umum atau overview lebih cepat.
Seperti yang terjadi setelah operasi jantung, adikku, sebagai penunggu pasien nggak mendapatkan izin masuk ke ruangan ICCU setiap waktu. Penunggu pasien atau keluarga hanya mendapatkan kabar terkait kondisi pasien via WhatsApp, itu pun dengan intensitas yang tidak menentu.
Selain via WhatsApp, keluarga juga mendapat laporan data medis melalui aplikasi rumah sakit untuk pemantauan secara berkala. Sayangnya, data yang tampil di aplikasi tersebut merupakan data medis yang sulit dipahami oleh orang awam. Hal ini tentu menimbulkan kebingungan dan rasa khawatir. Terlebih, kami nggak tahu harus melakukan apa selain menunggu penjelasan dari dokter saat visit.
Nah, di sini peran AI makin terasa sangat berguna. Sama seperti sebelumnya, masih menggunakan laptop AI 2025 andalanku, aku meminta AI untuk menganalisis screenshot laporan data medis dari HP adik. Menurutku, AI memberikan penjelasan yang lebih baik dari sekadar paparan data mentah dari aplikasi. AI juga dapat memberikan kesimpulan tentang kondisi pasien berdasarkan data input yang terbaca dari gambar.
Dengan pendekatan ini, keluarga bisa lebih tenang dan paham tentang kondisi pasien. Kami nggak perlu lagi panik atau khawatir karena menunggu laporan yang nggak kunjung datang. Hal ini juga mengurangi risiko negatif seperti pemaksaan masuk ruangan ICCU oleh keluarga pasien atau pun spam pesan ke WhatsApp rumah sakit untuk menanyakan kabar.
Pengalaman ini membuka mata dan pikiranku, bahwa AI dapat memberikan dampak besar dan berarti di berbagai bidang, termasuk memecahkan masalah di situasi krusial. Penggunaan teknologi dan device yang mumpuni ternyata bisa menjadi life-changing yang mampu mengubah cara seseorang memandang AI.
Aku sangat bersyukur dapat memanfaatkan ASUS Vivobook S14 (M5406UA) yang kumiliki lebih dari yang aku bayangkan. Pengalaman ini membuatku jadi lebih bersemangat untuk mengekplorasi lebih jauh tentang potensi ini. Semangat itu pun kian tak terbendung ketika ASUS mengenalkan line-up terbaru ASUS Vivobook S14 yang lebih powerful.
Seperti yang telah aku jelaskan sebelumnya, line-up ASUS Vivobook S14 ini merupakan ASUS AI PC yang memiliki teknologi tambahan, yaitu NPU. Menurut laman Microsoft (2024), Neural Processing Unit (NPU) adalah sebuah perangkat dengan arsitektur yang meniru jaringan saraf otak manusia. NPU memiliki peran penting dalam memproses data dengan cepat hingga triliunan operasi per detik (TOPS).
Hadirnya NPU dalam laptop merupakan kunci menjalankan tugas AI di perangkat secara efisien. Hal ini tentu berbeda dengan laptop biasa “tanpa” tenaga AI yang hanya mengandalkan CPU dan GPU dalam menjalankan komputasinya. Laptop dengan NPU dapat menjalankan task AI secara lokal tanpa bergantung pada layanan AI berbasis cloud. Dengan begitu, semua task dan data dapat diproses secara realtime tanpa harus “meninggalkan” laptop.
Nah, adapun line-up terbaru laptop AI 2025 dari ASUS Vivobook S14 ini memiliki berbagai pilihan prosesor yang menurutku variatif dan fleksibel untuk berbagai kebutuhan. Ada pilihan Qualcomm dengan arsitektur ARM yang hemat daya, hingga prosesor dengan arsitektur x64 seperti Intel dan AMD bagi yang menginginkan performa yang lebih bertenaga. Makin penasaran seperti apa laptopnya? Yuk, simak lebih lanjut!
Dari ketiga line-up, yang pertama ada ASUS Vivobook S14 M3407HA (AMD). Laptop ini menggunakan prosesor AMD Ryzen 7 260 (8 cores 16 threads) dengan kecepatan hingga 5.1 GHz dan NPU AMD XDNA hingga 16 TOPS. Berbekal iGPU dari AMD Radeon 780M dan RAM 16 GB, menurutku laptop ini cocok sekali untuk anak kuliahan yang suka bermain game di waktu luang. Memainkan game AAA resolusi Full HD dengan setting-an low-medium tentunya akan tetap mulus.
Selanjutnya ada ASUS Vivobook S14 S3407CA (Intel) dengan dukungan prosesor Intel serta RAM 16 GB. Ada dua pilihan prosesor yang tersedia yaitu Intel Core Ultra 5 Processor 225H (14 cores 14 threads) up to 4.9 GHz dan Intel Core Ultra 7 Processor 255H (16 cores 16 threads) up to 5.1 GHz. Sementara itu, untuk NPU ada Intel AI Boost dengan 13 TOPS. Menurutku, laptop ini cocok untuk daily use atau kantoran yang membutuhkan multitasking intens.
Terakhir, ada ASUS Vivobook S14 S3407QA (Qualcomm) yang memiliki arsitektur ARM. Berbekal prosesor Qualcomm Snapdragon X X1-26-100 (8 cores 8 threads) dan Qualcomm Hexagon NPU, laptop ini dapat menjalankan task AI dengan sangat baik. Bahkan, NPU-nya memiliki kecepatan hingga 45 TOPS, menjadikannya laptop berlabel Copilot+ PC. Laptop ini cocok sekali untuk pengguna yang menggunakan AI secara intensif di berbagai hal.
Dari tiga seri di atas, ASUS Vivobook S14 S3407QA sangat mencuri perhatianku. Selain karena laptop ini menggunakan arsitektur CPU berbasis ARMv8.7 yang terkenal hemat daya, seri ini adalah satu-satunya yang sudah berlabel Copilot+ PC. Jadi, mengapa seri S3407QA berbeda dengan laptop AI lain? Penasaran? Sudah aku rangkum jawabannya, nih!
Sebelum membahas lebih jauh tentang Copilot+ PC, ada baiknya kita memahami dulu perbedaan laptop “biasa” dengan laptop AI. Mungkin masih banyak orang yang menganggap bahwa laptop tanpa NPU (laptop biasa) nggak bisa menjalankan fitur Copilot atau AI berbasis cloud di Windows 11. Padahal, selama laptop tersebut masih bisa terkoneksi dengan server AI milik penyedia layanan, kita masih bisa menggunakan AI secara online.
Hal utama yang membedakan antara laptop AI (memiliki NPU) dan laptop biasa terletak pada kemampuan melakukan komputasi AI secara lokal (offline) di perangkat secara lebih efisien. Selain itu, tanpa NPU, beberapa fitur eksklusif Windows berbasis AI seperti, Studio Effects, Live Captions, dan sebagainya akan otomatis ditiadakan oleh sistem.
Bagaimana dengan Copilot+ PC? Label tersebut merupakan acuan kategori laptop AI yang telah memenuhi kriteria khusus untuk menjalankan fitur AI yang lebih canggih dan eksklusif di Windows 11. Menurut Microsoft (2023), untuk menjalankan fitur eksklusif Copilot+ PC, laptop harus memiliki NPU minimal 40 TOPS, RAM 16 GB, dan storage cepat UFS dengan kapasitas 256 GB.
Bagaimana, nih? Sudah tahu perbandingannya, kan? Meskipun tiga seri ASUS Vivobook S14 di atas merupakan laptop AI 2025, tetapi supaya bisa disebut Copilot+ PC, laptop harus memenuhi minimum system requirements yang telah ditetapkan oleh Windows. Syarat tersebut bukan tanpa alasan karena untuk memastikan komputasi berjalan lancar. Nah, salah satu seri yang berlabel Copilot+ PC adalah ASUS Vivobook S14 S3407QA yang cocok untuk teman-teman pengguna AI secara intensif.
Btw, setelah membahas tentang laptop AI dan Copilot+ PC serta membandingkannya, aku yakin teman-teman makin penasaran apa saja sih yang bisa dilakukan oleh ASUS Vivobook S14 S3407QA ini? Untuk menjawab rasa penasaran, yuk kita selami lebih dalam!
Kalau membahas ASUS Vivobook S14 S3407QA untuk kerja, jelas laptop ini ahlinya. Menyandang gelar Copilot+ PC, menjadikan laptop ini compatible dengan semua fitur AI yang Windows 11 tawarkan. Produktivitas pun jadi makin satset tanpa membuat pikiran terkuras.
Salah satu fitur baru yang menurutku akan mendobrak produktivitas, yaitu Windows Recall. Dengan fitur ini, aku nggak lagi kerepotan ketika mencari file, email ataupun situs web. Eh, kok cuma fitur pencarian? Mungkin memang terdengar sepele, tetapi justru mencari data sering kali menjadi rutinitas yang menjengkelkan dan menghambat pekerjaan.
Recall memungkinkan aku melakukan pencarian hanya melalui deskripsi dan intuisi. Misalnya, untuk menemukan email invoice bulan April, aku cukup mengetik “Cari email dari Wise berisi invoice gaji bulan April” atau jika ingin membuka kembali artikel di website yang pernah dikunjungi tetapi lupa alamatnya, gampang banget! Cukup ketik “Cari blogpost Ella Fitria yang membahas tentang ASUS AI”. Simpel dan intuitif, bukan?
Namun, tunggu dulu, apakah fitur ini aman dan terhindar dari spyware atau penyalahgunaan? Tentu saja aman, karena semua data dan proses AI di laptop ini berjalan secara lokal berkat dukungan NPU Qualcomm Hexagon up to 45 TOPS dan dapur pacu mumpuni dengan prosesor Snapdragon X, GPU Adreno, dan RAM 16 GB LPDDR5X. Artinya, nggak ada data sensitif yang akan bocor ke ranah publik.
Terlebih, untuk mengaktifkan fitur Recall, pengguna harus melakukan autentikasi dengan Windows Hello yang dapat diintegrasikan dengan face unlock IR camera. Supaya menambah keamanan berlapis, ada ASUS Adaptive Lock yang secara otomatis mengunci sistem ketika kamera AI nggak mendeteksi pengguna di depan laptop.
Selain Recall, ada juga fitur Click to Do yang dapat melakukan tugas AI secara interaktif langsung di layar, seperti merangkum teks dan mengedit gambar hanya dengan sekali klik. Nggak ketinggalan, demi memberi kemudahan produktivitas, ada juga tombol Copilot Key yang memudahkan akses asisten Copilot di ujung jari.
Selain menunjang produktivitas, ASUS Vivobook S14 S3407QA juga menghadirkan pengalaman berkreasi yang makin kreatif dan inovatif. Berbeda dari workflow pembuatan konten konvensional, laptop AI 2025 ini membuat proses terasa lebih mudah. Ibarat pepatah “Bring your idea, and let AI do the rest” kini jadi makin nyata.
Misalnya, fitur AI eksklusif Copilot+ PC di aplikasi Paint. Siapa yang nggak kenal Paint, sih? Aplikasi editing legendaris ini kian powerful berkat fitur barunya, yaitu Cocreator. Fitur ini memungkinkan aku membuat gambar epic hanya berbekal ide dan sketsa awal. Aku cukup membuat gambar kasar, lalu menambahkan deskripsi tentang style, rincian, atau elemen lain yang ingin aku buat. AI pun akan menyempurnakan gambar secara real-time.
Selain itu, aplikasi Paint kini telah mendukung generative fill & erase sehingga bisa memperbaiki gambar atau foto jadi makin praktis tanpa aplikasi tambahan. Namun, jika masih ingin mengeksplorasi lebih jauh lagi, saat ini banyak aplikasi pihak ketiga yang telah mengoptimalkan NPU dalam komputasi AI. Contohnya, seperti aplikasi edit grafis Adobe Photoshop, Lightroom, Illustrator, Luminar Neo, dan sebagainya.
Untuk teman-teman yang suka membuat content video, aplikasi seperti DaVinci Resolve Studio dan CapCut juga sudah mengadopsi teknologi ini. Dengan Magic Mask di DaVinci Resolve Studio, aku bisa menerapkan efek visual pada objek dengan lebih mudah. Sementara di aplikasi CapCut, aku bisa menghapus background pada objek hanya dengan satu klik.
Nggak hanya teknologi AI saja yang membuat content creation jadi lebih asyik, tetapi dukungan device di ASUS Vivobook S14 S3407QA juga berperan penting. Berbekal layar IPS 14 inch dengan resolusi 2.5K (2560 x 1600), 100% sRGB, serta aspect ratio 16:10, laptop ini menawarkan tampilan lebih luas dan jernih untuk keperluan editing.
Dari sisi audio, laptop ini telah mengadopsi teknologi Dolby Atmos, Snapdragon Sound, dan ASUS Audio Booster. Hal ini tentu saja akan memastikan setiap detail suara hasil produksi terdengar jelas tanpa penurunan kualitas.
Produktivitas dan pembuatan content sudah, bagaimana untuk belajar atau remote working? Apakah ASUS Vivobook S14 S3407QA dapat diandalkan? Tentu saja! Apalagi, dengan adanya fitur AI Noise Cancelation, Windows Studio Effect dan segudang fitur AI lainnya.
Untuk menunjang pekerjaan remote, terutama saat meeting, AI Noise Cancelation berperan penting dalam meredam kebisingan yang mungkin bisa mengganggu percakapan. Ada juga Windows Studio Effect yang membantu menyempurnakan tampilan saat aku on cam dengan berbagai fitur seperti meningkatkan pencahayaan, membuat efek blur pada background, mengoreksi pandangan mata, dan memusatkan frame.
Selain itu, bekerja di mana saja terasa lebih nyaman karena desain ASUS Vivobook S14 S3407QA yang ringkas dan ringan. Laptop ini hanya berbobot 1,35 kg dengan ketebalan 1,59 cm, menjadikannya sangat portable, kan? Meskipun terlihat tipis, laptop ini tetap tangguh dan tahan banting berkat sertifikasi standar militer MIL-STD 810H. Pilihan warna Matte Gray dan Cool Silver juga menambah kesan profesional, cocok sekali dibawa meeting bersama klien.
Berlama-lama kerja di working-space atau tempat tanpa sumber listrik nggak perlu khawatir kehabisan daya lagi karena ASUS Vivobook S14 S3407QA memiliki kapasitas baterai 70Wh yang tahan hingga 30,5 jam. Bahkan, laptop ini sudah mendukung fast charging yang memungkinkan pengisian baterai hingga 60% dalam 49 menit. Performa laptop ini pun tetap optimal ketika menggunakan baterai, penurunan performanya hanya 2% saja.
Selain itu, dari segi konektivitas laptop AI 2025 ini telah mendukung produktivitas modern dengan penggunaan jaringan Wi-Fi 6E, Bluetooth 5.3, serta berbagai port penunjang seperti USB 3.2, HDMI, dan 3.5 jack audio. Nggak ketinggalan, ada juga fitur Microsoft Phone Link yang memudahkan pengguna mengintegrasikan perangkat mobile ke laptop.
Snapdragon® X X1 26 100 Processor (30MB Cache, up to 2.97GHz, 8 cores, 8 Threads); Qualcomm® Hexagon™ NPU up to 45TOPS
Qualcomm® Adreno™ GPU
Qualcomm® Hexagon™ NPU up to 45TOPS
14.0-inch, 2.5K (2560 x 1600, WQXGA) 16:10 aspect ratio, IPS-level Panel, LED Backlit, 60Hz refresh rate, 400nits, 100% sRGB color gamut, Anti-glare display, (Screen-to-body ratio)86%
16GB LPDDR5X on board
512GB M.2 NVMe™ PCIe® 4.0 SSD
Expansion slots: 1x M.2 2280 PCIe 4.0×4
2x USB 3.2 Gen 1 Type-A
1x HDMI 2.1 TMDS
1x 3.5mm Combo Audio Jack
FHD camera with IR function to support Windows Hello
With privacy shutter
SonicMaster
Smart Amp Technology
Built-in speaker
Built-in array microphone
Wi-Fi 6E(802.11ax) (Triple band) 2*2 + Bluetooth® 5.3 Wireless Card (*Bluetooth® version may change with OS version different.)
Microsoft Office Home 2024 + Microsoft 365 Basic
Jadi, bagaimana menurut teman-teman? ASUS Vivobook S14 S3407QA memang pilihan tepat bagi pengguna yang mengandalkan AI dalam berbagai keperluan, bukan? Mulai dari produktivitas, berkreasi, hingga coworking.
Dari ketiga seri line-up terbaru ASUS Vivobook S14, teman-teman lebih prefer seri yang mana, nih? Atau malah masih bingung menentukan pilihan? Yuk, tanyakan saja ke Copilot! Cukup buat prompt berisi daftar ketiga laptopnya dan kebutuhan spesifik teman-teman. Copilot akan memberikan jawaban jelas dengan berbagai pertimbangan. Gampang banget, kan?
Apapun seri line-up terbaru ASUS Vivobook S14 yang teman-teman pilih, pemanfaatan AI secara bijak tentu akan memberikan dampak positif di berbagai aspek kehidupan. Seperti pengalamanku di situasi genting yang pernah aku alami. Mungkin, bagi beberapa orang berpikir jernih ketika berada di situasi krusial adalah hal mudah, tetapi bagiku, tekanan situasi bisa membuat emosi menghalangiku untuk mencari solusi terbaik. Di saat seperti, AI dapat membantuku. Sebuah kecerdasan yang bebas dari pengaruh emosi dan sepenuhnya fokus pada pemecahan masalah.
Oya, teman-teman bisa mendapatkan ASUS Vivobook S14 di online store dan offline store ASUS. Jika teman-teman ingin membelinya via online, pastikan di official store ASUS, ya. Menurutku, dengan harga Rp12.299.000 sangat worth it karena bisa digunakan untuk kebutuhan harian hingga profesional. Yuk, manfaatkan AI semaksimal mungkin karena AI bukan untuk menggantikan peran kita, melainkan untuk mendukung potensi terbaik yang kita miliki. Mari terbuka pada teknologi, lalu wujudkan ide-ide besar melalui inovasi!
#LaptopAI #LaptopAITerbaik, #ASUSVivobookS14, #S3407QA, #ASUSAI, #CopilotPCs
Sumber & Referensi:
Microsoft. (2024b, May 20). Memperkenalkan PC Copilot+ – Indonesia News Center. Microsoft.com. https://news.microsoft.com/id-id/2024/05/20/memperkenalkan-pc-copilot/
Qualcomm. (2025). Snapdragon X Elite. Qualcomm. https://the.my.id/qualcomm-snapdragon-x
Windows. (2024, May 15). Recall instantly with Recall on Copilot+ PC. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=maC9iZMaAlM
Semoga saat ini anak adiknya sudah mebaik ya Mbak
Sebegitu membantu AI, tak hanya berperan dalam memberi saran, solusi tapi juga membaca dan menganalisis data. Sungguh jika teknologi AI ada dalam evolusi komputasi seperti pada varian ASUS Vivobook ini, akan membantu sekali
Huwaaaa selalu keren emang artikelnya. Btw AI memberikan kemudahan bagi kita ya kak, tergantung bagaimana cara kita memanfaatkannya. Mantabbbb 🙂