Apa Kamu Pernah Merasa Kehilangan?
Aku membutuhkan hening untuk sekedar menyapamu. Menanyakan satu dua hal yang barangkali kamu melupakannya. Belakangan ini aku hanya mampu merebahkan kenanganmu, merangkul sepimu dan menggandeng apa yang menjadi masa lalumu. Berkali-kali aku melawan rasa yang Tuhan titipkan tetapi berkali-kali pula aku kalah. Aku tidak akan menyerah. Tidak. Aku akan menempatkan titipan rasa dari Tuhan di tempat yang jauh di sana, tempat di mana manusia tidak bisa berbuat dusta, tempat di mana manusia pulang setelah jauh mengembara.
Kau tahu? Saat ini di belakangku ada banyak sekali orang yang hidup dengan bantuan alat-alat yang menempel di tubuhnya, ada orang-orang yang hanya bisa berbaring lemah menunggu keajaiban dari Tuhan, ada orang-orang yang sedang merasa dirinya sama sekali tidak berguna, ada orang-orang yang sangat ingin mengakhiri hidupnya. Lalu apa yang mereka butuhkan? Mereka sangat membutuhkan kekuatan dari orang-orang sekitar, orang-orang yang tulus membantu demi kesembuhannya, orang-orang yang rela mempertaruhkan hidupnya demi keselamatannya. Aku disadarkan Tuhan saat mengunjungi mereka setiap pekan. Bahwa hidup bukan melulu soal rasa penyesalan.
Ketetapan dan ketentuan Tuhan tidak pernah keliru. Aku mencoba meyakini kembali. Aku memulai menerima apapun rasa yang saat ini aku rasakan. Tidak dengan melawan lagi, tetapi dengan menerimanya. Menerima dengan penerimaan yang tulus dan memahami dengan pemahaman yang baik. Jika ada pertanyaan seberapa sering aku kehilangan, akan aku menjawab “tidak pernah”. Betapa serakahnya manusia yang kadang merasa kehilangan seseorang, padahal diri kita saja bukan milik kita. Meski sudah tidak bertegur sapa, tidak lagi ada interaksi, bukan berarti kita kehilangannya. Kita masih dapat beinteraksi dengan rasa yang terus terjaga. Kita masih bisa terus menyebut namanya dalam doa-doa terbaik hingga suatu saat kita memutuskan berhenti untuk tidak lagi menyebut namanya dalam setiap doa.
Benar kata orang, jika hujan memiliki banyak kenangan. Aku sepakat. Hanya dengan mendengar suara hujan yang menghantam atap rumah kemudian jatuh satu persatu membasahi tanah dapat membuat ingatanku berlari secepat kilat membuka memori yang sudah lama tersusun rapi, bahkan satu dua sudah ada yang berdebu. Jika sudah seperti itu, aku tidak akan melawannya. Aku akan membiarkan semampu dan sekuat otakku berkompetisi dengan hati. Silakan saja. Jika nanti sudah bosan, akan berhenti sendiri. Di luar sana aku yakin, ada banyak orang yang sama sepertiku. Susah payah melatih diri sendiri untuk berdamai dengan siapapun termasuk dengan diri sendiri. Beruntunglah orang-orang yang pintar mengolah rasa, orang-orang yang bisa menyederhanakan sesuatu, dan mengetahui kelemahan dirinya sendiri sekaligus bisa mencari solusi.
Hai... Kemarilah aku ingin bicara denganmu. Namun jika kau sudah lelah, silakan rebahkan lelahmu dulu supaya terlelap. Tidak perlu membangunkan mereka yang sudah susah payah kau rebahkan. Kemarilah, duduk bersamaku, ceritakan harimu. Aku selalu suka ketika kau bercerita tentang Tuhan dengan semangat menggebu-gebu, sesekali merayu otakku untuk ikut menari-nari bersama argumenmu. Kemarilah, ceritakan juga betapa sibuknya kau menyiapkan bahan diskusi untuk dibahas bersamaku. Ceritakanlah doa-doa yang setiap hari kau panjatkan, tentang mimpi yang kau yakini dalam-dalam, tentang beban yang mereka sandarkan, tentang ide yang tersimpan, tentang apapun yang kau punya. Kehebatan apalagi yang sudah kau capai hingga hari ini? Ceritakanlah padaku. Aku takkan keberatan kau habiskan. Sama sekali tidak. Karena meskipun aku tidak melakukan apa-apa kau akan tetap berjalan menghabisku. [WAKTU]
Kau tahu? Saat ini di belakangku ada banyak sekali orang yang hidup dengan bantuan alat-alat yang menempel di tubuhnya, ada orang-orang yang hanya bisa berbaring lemah menunggu keajaiban dari Tuhan, ada orang-orang yang sedang merasa dirinya sama sekali tidak berguna, ada orang-orang yang sangat ingin mengakhiri hidupnya. Lalu apa yang mereka butuhkan? Mereka sangat membutuhkan kekuatan dari orang-orang sekitar, orang-orang yang tulus membantu demi kesembuhannya, orang-orang yang rela mempertaruhkan hidupnya demi keselamatannya. Aku disadarkan Tuhan saat mengunjungi mereka setiap pekan. Bahwa hidup bukan melulu soal rasa penyesalan.
Ketetapan dan ketentuan Tuhan tidak pernah keliru. Aku mencoba meyakini kembali. Aku memulai menerima apapun rasa yang saat ini aku rasakan. Tidak dengan melawan lagi, tetapi dengan menerimanya. Menerima dengan penerimaan yang tulus dan memahami dengan pemahaman yang baik. Jika ada pertanyaan seberapa sering aku kehilangan, akan aku menjawab “tidak pernah”. Betapa serakahnya manusia yang kadang merasa kehilangan seseorang, padahal diri kita saja bukan milik kita. Meski sudah tidak bertegur sapa, tidak lagi ada interaksi, bukan berarti kita kehilangannya. Kita masih dapat beinteraksi dengan rasa yang terus terjaga. Kita masih bisa terus menyebut namanya dalam doa-doa terbaik hingga suatu saat kita memutuskan berhenti untuk tidak lagi menyebut namanya dalam setiap doa.
Benar kata orang, jika hujan memiliki banyak kenangan. Aku sepakat. Hanya dengan mendengar suara hujan yang menghantam atap rumah kemudian jatuh satu persatu membasahi tanah dapat membuat ingatanku berlari secepat kilat membuka memori yang sudah lama tersusun rapi, bahkan satu dua sudah ada yang berdebu. Jika sudah seperti itu, aku tidak akan melawannya. Aku akan membiarkan semampu dan sekuat otakku berkompetisi dengan hati. Silakan saja. Jika nanti sudah bosan, akan berhenti sendiri. Di luar sana aku yakin, ada banyak orang yang sama sepertiku. Susah payah melatih diri sendiri untuk berdamai dengan siapapun termasuk dengan diri sendiri. Beruntunglah orang-orang yang pintar mengolah rasa, orang-orang yang bisa menyederhanakan sesuatu, dan mengetahui kelemahan dirinya sendiri sekaligus bisa mencari solusi.
Hai... Kemarilah aku ingin bicara denganmu. Namun jika kau sudah lelah, silakan rebahkan lelahmu dulu supaya terlelap. Tidak perlu membangunkan mereka yang sudah susah payah kau rebahkan. Kemarilah, duduk bersamaku, ceritakan harimu. Aku selalu suka ketika kau bercerita tentang Tuhan dengan semangat menggebu-gebu, sesekali merayu otakku untuk ikut menari-nari bersama argumenmu. Kemarilah, ceritakan juga betapa sibuknya kau menyiapkan bahan diskusi untuk dibahas bersamaku. Ceritakanlah doa-doa yang setiap hari kau panjatkan, tentang mimpi yang kau yakini dalam-dalam, tentang beban yang mereka sandarkan, tentang ide yang tersimpan, tentang apapun yang kau punya. Kehebatan apalagi yang sudah kau capai hingga hari ini? Ceritakanlah padaku. Aku takkan keberatan kau habiskan. Sama sekali tidak. Karena meskipun aku tidak melakukan apa-apa kau akan tetap berjalan menghabisku. [WAKTU]
51komentar
Rasa yang terus terjaga...
BalasHapuskau benar. Dengannya, seseorang atau sesuatu yang telah hilang, yang ia ada jauh di sana, ia akan tetap terasa dekat. Bahkan, akrab.
Ngomong2 tentang kata "kehilangan", sebelas tahun lalu ketika satu orang teman kami mengahadap-Nya, kebetulan waktu itu kami sering memutar OST Heart yang judulnya "Kehilangan". Lagu itu indah sekaligus mencekam.
Kami menyimaknya, menyayikannya, sambil terus melangitkan doa.
Sama kang, aku juga sebenarnya pernah "kehilangan" temen deket, dia kecelakaan setelah jengukin aku di rs.. Sempat aku ngerasa bersalah bgt, tp ya gimana.. Ketetapan dan ketentuan Tuhan tidak bisa diganggu gugat :)
HapusSemua ciptaan Tuhan itu punya kelebihan dan kekurangan. Begitu pun dengan kehilangan. Kehilangan mengajarkan kita menghargai apa yang telah kita miliki.
BalasHapusTapi bila merasa kehilangan mantan, wajar. InsyaAllah dapat yang lebih baik.
Lho? Ini kok jadi saya yang bawa-bawa mantan? Hehehehe....
Loh loh, mbak siti malah bawa2 mantan ki pie? Aku udah muvon malah diingetin sama mantan lagi.. :( *nangis dipojokkan kamar
Hapuswanita dan lelaki setangguh apapun pasti akan pernah merasakan kehilangan
BalasHapusIya, karena hidup adalah soal datang dan pergi, soal sekarang dan nanti.. :)
HapusIni antara melankolis atau galau mbak? Ahahahaha
BalasHapusLama nggak baca yang seperti ini kok rasanya kaku bacanya :-D
Mas Sitam harusnya pura2 ikutan sedih kek, atau gimana.. Malah jujur banget bacanya kaku gitu, kan ngrusak suasana banget, *jewer kuping
HapusPernah kehilangan tapi gak aku ingat ,soalnya takit kalo di ingat :v
BalasHapusBagus, nggak usah diinget2.. Disimpen aja udah, hhh
Hapuspada setiap hubungan, akan ada yang namanya pernikahan dan perpisahan. Jika berakhir pernikahan, maka akan dirasakan bahagia dan nyaman.Namun jika ujung setiap hubungan adalah perpisahan, maka ada ada yang merasa kehilangan. Semangattt nih mba kata katanya melow bener hehe bikin baverrr
BalasHapusHahaha, plis jangan baper.. Ini cuma ilustrasi kok, wkwk
HapusJujur, Merinding Mbak ella. Keren sekali tulisannya. Yang saya kutip paling keren, "Betapa serakahnya manusia yang kadang merasa kehilangan seseorang, padahal diri kita saja bukan milik kita." Tapi tetap saja mbak, susah untuk tidak menangisi kehilangan. Kadangkala untuk kehidupan, aku sering tidak berdamai dengan diri sendiri dan merasa seolah tidak berguna. Sedih sih rasanya..
BalasHapusPuk puk, jangan sedih2 mulu ya.. Hhh
HapusKetentuan dan ketetapan Tuhan tidak pernah salah :)
Mangatssss!!!
ini semua tentang si dia kah, orang yang pernah menghampiri sisi ruang hatimu itu,atau tentang sang waktu yang benar-benar akan menghabisimu suka atau tidak suka.
BalasHapuscome on.. semua orang pasti pernah kehilangan.
tapi jangan sampe berdebu gitu ah. sudahlah hapus air matamu jika sampai membasahi pipimu. he..he..
cieee..cieeee nasehatnya, seperti drama Korea, hahahah.....
Hapustpi jng dikasih tisue merek kumendan yach mas... :)
jika ditanya seperti itu, maka bangettttt,,,,,
HapusApalagi soal waktu,,,,banyak waktu hilang tanpa bisa diambil kembali.
Tapi yang paling berkesan saat kehilangan uang receh 500 perak, mana si tokonya ngk mau kurang, akhirnya ngk jadi beli.
Artikelnya dalemmm sekali maknanya Mbak......
Mas Andi, plis jangan bawa2 dia.. Ini bukan tentang dia atau mereka.. Udah habis tisu sebox nih. Bahahaha
HapusKang nata bisa aja, malah bawa2 duit 500 perak ih.. Ceritanya udah lama nggak nulis curhat yg menye2 kang, jd lg pengin aja.. Hhh
Terima kasih sang motivator....
HapusKehilangan? Iya pernah, kalau kau tanyakan bagaimana rasanya? sangat sedih
BalasHapustapi ini adalah kenyataan hidup yang harus dihadapi kemudian mengikhlaskannya
Kehilangan apa mbak may? Kehilangan duit 500 perak juga? Hhh
HapusKarena pada akhirnya semua orang akan kehilangan bukan hanya orang sekitar tapi juga kehilangan dirinya..
HapusHadeh.... setelah say baca sampai habis...
BalasHapusSaya susah memahami... karena saya sendiri kurang memahami kata-kata yang mempunyai makna yang dalam...
Tapi satu yang saya yakin dari postingan mbk Ella yang satu ini.Ada sebagaian kata terinspirasi dari sang mantan... hahahah
Maaf, jangan di anggap bercanda...
Bahahah, nggak ini ku anggap bercanda yg serius bgt.. Bukan mantan ya salam, kenapa pd suka nebak2 gitu sih.. Nebaknya kompakan lagi :(
Hapusaq g pernah kehilangan..
BalasHapuskarena dari awal aku g pernah merasa memiliki..
(sakit yg tak berdarah)
what is love?
Keprok2.. Tos dlu sini, kunci supaya nggak merasa kehilangan ya eemg nggak usah ngerasa memiliki XD
HapusNo. Nukan about love kok, hhh
Kayaknya baru pertama kali main kesini.
BalasHapusDan sepertinya lagi enggak satu frekeunsi nih, makanya pas baca ga ngerasa sedih. Ehehe
Tapi ya sepertinya manusia itu makhluk egois. Merasa kehilangan padahal sejatinya apa yg dipunya hanya sebuah titipan yg nantinya akan diminta pertanggungjawabannya.
Bisa bijak trnyata
*kibasinrambut
Pengin ku gebuk kak? Sok2an bijak nih sambil kibas rambut?😤😤😤
HapusTp bener juga sih, sepakat deh.. Tos dlu sini
Dalem sekali tulisanmu, Mbak..jadi merinding saya bacanya... :(
BalasHapusDalem kaya sumur po pie mbak? Hhh
HapusMrinding kaya liat hantu ya? :(
Kehilangan atau menghilang, aku ataukah kamu dulu. Takdir misteri dalam hidup.
BalasHapusCurhat dong maaahhh 😂
Mau curhat? Buru2 pasang tarif ah😅
HapusBagaimana bisa aku merasa kehilangan sebelum sempat memilikinya. Aduuhhh..tulisanmu bikin baper. Nyebeli ah...
BalasHapusCie akhirnya bisa komen di tulisanku yg ini.. Bener kan, bukan blogku yg nggak bisa dibuka, tp karena hpmu jelek gengs.. Bodol bodol, bahahha
HapusPisss
Saya mau jujur nih
BalasHapuslagi males baca
tadi buka buka blog orang aja gak saya baca
juga ladi males komen.. gimana dong
y udah saya komen dulu nanti saya baca, saya bookmark dulu hahaha
seharusnya saya gak boleh komen karena saya belum baca
tapi gpp saya komen aja dulu mbak Ella XD
Pengin tak tabok bgt deh ini orang satu😂
HapusNah sekarang baru sudah saya baca,
BalasHapusKenapa kita merasa kehilangan, sedangkan kita lahir tidak membawa apa2. Sebutir atom pun kita tidak memilikinya.
Diri kita pun bukan milik kita, semua akan kembali kepada -NYA
Meskipun begitu kitanya manusia, terkadang kehilangan bukan karena kita merasa memiliki tapi karena kita merasa sudah terlalu dekat.
Sebuah kebersamaan membuat ikatan saling perduli, semakin bersama ikatan itu semakin kuat.
di saat salah satu pergi, timbul rasa kehilangan.
saya kemarin kehilangan indomie d kost, dalem plastik saya pikir sampah, tak buang aja eh baru inget dalem nya masih ada indomie 2 bungkus. Ketika itu saya merasa kehilangan.
Kampret, aku kok malah jd ngakak baca indomie yg kebuang sih, hahaha
HapusHaish, apapun deh makna kehilangan menurut versi banyak orang tentunya banyak perbedaan, hhh
tentang mimpi yg kau yakini dalam2..
BalasHapusSuka tulisannya yg ini sist Ella 😍
Di bikin tenang sm kalimat2nya..
Sering2 yah. Hohoh
Halah sering2 nulis kaya gini nanti dikira aku galau tiap hari mbak nia😂😂😂
HapusSeperti nya saya faham perasaan ini.
BalasHapusKondisi dimana diri sedang merasa kesepian meskipun ramai di sekitar, kondisi dimana hati benar2 butuh suport dan perhatian.
Kondisi dimana hati merasa tenang ketika mendengarkan damai nya suara hujan..
Ya benar, aku pernah merasakan nya..
Ah masa sih? Kok kl aku lg dikeramaian masih tetep aja kerasa ramai sih, pun sama kl lagi sendirian juga rasanya tetap ramai aja.. Wkwk
HapusBerarti beda yg di rasa..
HapusHahaha :D :D
Jika kau ingin pergi, pergilah dengan tenang, tanpa harus meninggalkan luka (kehilanangan) dan jika kau ingin kembali, kembali lah dengan benar. (gak jadi kehilangan), hahaha
BalasHapusBaper dah
Awalnya baca komenmu jadi tambah bapeeeer, eh giliran ada kata (gak jadi kehilangan) njuk aku ngakak.. Asem tenan iki, hahaha
Hapushi kak ela, aku suka kata-kata kak ela yang ini ",, sesekali merayu otakku untuk ikut menari-nari bersama argumenmu" puitis banget
BalasHapusDudududu, puitis dari mananya mbak.. Itu tulisan menye2 banget.. XD
HapusAjari aku nulis begini dong, Mbak :(
BalasHapusJangan kisanak.. Jangan nulis beginian. Nanti kau kena bully netijen, ini tulisan kan menye2 sekali. Hahaha
HapusMengenai kehilang, benar Mbak, kadang kita nggak sadar kalau aslinya kita emang nggak punya apa-apa. Semua cuma titipan, yang kita miliki akan kembali dan kita harus berusaha mengikhlaskan. Berat, tapi harus :')
BalasHapusxoxo,
honeyvha.com
Tos dulu sini mbak :D
Hapus