Cobaan atau Keberkahan?

Table of Contents

Cobaan atau Keberkahan?

Katanya kalau kita dikasih cobaan pertanda karena Tuhan sayang, katanya cobaan belum tentu sesuatu yang menyedihkan, karena cobaan bisa juga berupa bahagia yang berlebihan. Terus katanya lagi cobaan juga bisa menjadi sebuah keberkahan. Tergantung gimana kita melihat dan memposisikan sudut pandang.

Rasa emosi berlebih seringkali membuat pikiran dan hati makin letih, sama halnya menyimpulkan sesuatu yang belum terjadi tentu akan menguras energi. Iya kalau kesimpulan yang dibuat positive, nah kalau negatif? Belum apa-apa sudah mewek-mewek dengan kemungkinan yang diciptakan sendiri. Siapa coba, siapa? Iya aku! Huhuhu
Btw, tanya dong. Berapa kali kalian patah hati? Patah yang sepatah-patahnya bukan karena urusan perbucin dengan pasangan.
Level bucin dengan pasangan mah udah lewat, ini Gusti lagi upgrade patah hati level pro+++. Meski disisi lain ada rasa bahagia juga sih, walaupun hati berasa remuk hancur. Apakah ini yang dinamakan sejatinya hidup? Apa iya ini yang dimaksud tawa Mbah Sujiwo Tejo “heuheuheu”? Yang katanya di dalam tawa terkandung tangis yg paling bening? Yang katanya sejatinya hidup nggak ada rasa sedih dan bahagia, yang katanya kedua rasa itu selalu muncul secara bersamaan.
Rumit? Ruwet? Iya! Tapi bisa apa? Belajar husnudzon aja udahlah, ambil yang baik-baik, buang yang buruk-buruk. Dua kali patah, dua kali pula harusnya punya kekuatan lebih! Hari ini, kembali belajar berdamai dengan keadaan. Kembali belajar untuk tidak menyalahkan satu dua orang, kembali belajar bahwa ketetapanNya sudah diatur sedemikian rupa.
Ada hati yang mesti ditemani, ada hidup yang mesti diperjuangkan. Disun sayang Bapak doang langsung mewek, udah kutahan sambil melanjutkan perjalanan tapi nyatanya di tengah jalan nangis sesenggukan. Entah nangis karena sedih atau bahagia, ku nggak bisa bedain. Huhuhu
Doa baikku tetap beradu di langit sana, semoga kekuatan, keikhlasan, dan hati yang damai selalu ada dalam diri kami. Semoga pula, Gusti selalu melembutkan laku kami. Semoga lagi bisa belajar lebih empati memandang sesuatu bukan dinilai hanya sebuah drama. Terima kasih sudah bersedia menemani, mendengarkan, dan mengingatkan, ya!
Ella Fitria

Yuk Baca Lainnya!