Tingkatkan Mutu Pengajaran Guru melalui GuruInovatif.id

oleh Ella Fitria

Pagi itu hari terakhir masuk kelas, aku masih ingat betul kegaduhan anak-anak di dalam kelas saat harus pulang sebelum bel pulang berbunyi dikarenakan pandemi. Barangkali 7 bulan yang lalu terakhir kami bertemu secara tatap muka tanpa masker yang menghalangi, tanpa jarak yang harus dipatuhi, dan tanpa kekhawatiran yang menghantui. Ya, pandemi ini membuat sebagian guru susah payah untuk survive menjalani tugas dan perannya. Banyak guru yang kesulitan menggunakan media modern dalam pembelajaran karena mereka sering mengabaikan perkembangan zaman dan teknologi. Selain itu akses untuk mengikuti perkembangan teknologi juga terbatas.

Aku bersyukur sekali berada di tengah guru-guru yang memiliki dedikasi tinggi dalam menjalankan tugasnya. Menjadi salah satu guru termuda di sekolah nggak membuatku merasa minder karena pengetahuanku dalam menghadapi anak-anak belum sedalam mereka. Justru, menjadi salah satu guru muda membuatku sering dibutuhkan dalam berbagai hal yang berkaitan dengan dunia teknologi, terlebih di tengah pandemi ini karena segala hal dilakukan secara daring dan virtual.

Pemanfaatan Teknologi untuk Proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Sebelum adanya pandemi, proses belajar mengajar terasa sangat leluasa karena guru bisa menyampaikan materi secara langsung. Pun peserta didik juga bisa langsung berdiskusi dengan guru jika ada materi yang kurang paham. Setiap hari hampir 8 jam, kami menghabiskan waktu bersama anak-anak di sekolah. Namun, pandemi ini mengubah model belajar yang selama ini kami gunakan. Nah, berikut ini beberapa model yang bisa digunakan dalam proses pembelajaran jarak jauh di masa pandemi, sebagai berikut:

Daring 

Pembelajaran via Whatsapp

Saat teman-teman mendengar kata daring, sudah nggak asing lagi kan? Menurut KBBI Kemendikbud, Daring adalah akronim dari dalam jaringan. Daring ini bisa diartikan terhubung dengan komputer, internet, dan juga berbagai macam teknologi. Selama PJJ kami lebih sering menggunakan whatsapp sebagai media pembelajaran mulai dari menyampaikan materi dalam bentuk video dan voice note hingga peserta didik mengumpulkan tugas melalui foto, video, dan juga voice note untuk setoran hafalan.

Sungguh, tanpa adanya kerjasama dengan orang tua proses pembelajaran daring ini nggak akan berjalan lancar. Sebenarnya daring ini bisa memanfaatkan beberapa media seperti zoom, google meet, atau pun team viewer. Namun, karena keterbatasan fasilitas dan SDM yang kurang, kami hanya memfokuskan media whatsapp.  

Luring

Nah, kalau luring ini adalah antonim dari daring. Menurut KBBI luring adalah luar jaringan dan terputus dari jejaring komputer. Selain menggunakan model belajar daring, kami pun mengkombinasikan dengan model belajar luring untuk menjangkau anak-anak yang memiliki keterbatasan fasilitas smartphone dan kuota. Untuk model pembelajaran luring ini kami memberikan stimulus berupa soal-soal yang dibagikan kepada peserta didik untuk dikerjakan sesuai dengan jadwal yang sudah ditentukan. Biasanya tugas luring ini dikerjakan dalam waktu satu minggu, setelah tugas selesai, maka anak-anak mengumpulkan tugasnya ke sekolah.

Home Visit Learning

Barangkali dua model belajar daring dan luring bisa disempurnakan dengan model home visit learning. Meski home visit ini nggak kalah merepotkan bagi guru karena harus door to door, namun bagi kami home visit ini merupakan salah satu model yang bisa digunakan sebagai evaluasi dan penilaian peserta didik. Sayangnya, kami baru melaksanakan program home visit beberapa bulan terpaksa menghentikan program ini karena situasi dan kondisi pandemi yang kurang memungkinkan.  

Kenapa Guru Kurang Maksimal dalam Mengajar Secara Virtual?

Jujur, adanya pandemi ini memunculkan masalah baru yang sangat kompleks terkait cara mengajar kami. Maklumlah, kami hanya tinggal di sebuah desa kecil dengan segala keterbatasan yang ada. Apalagi guru-guru kami lebih banyak yang sudah berumur. Berbagai faktor menghambat sebagian guru dalam meng-upgrade skill. Padahal saat ini guru dituntut untuk mengikuti perkembangan zaman, minimal bisa menyampaikan materi secara virtual kepada anak-anak dengan cara yang lebih praktis, efektif, dan efisien.

Aku percaya, semua guru memiliki effort yang tinggi dalam menyampaikan pembelajaran secara online, namun sering kali banyak faktor penghambat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Berikut faktor-faktor penyebab guru kurang maksimal dalam proses pembelajaran secara virtual:

Faktor Penyebab Guru Kurang Maksimal dalam proses pembelajaran online

Memandang Sebelah Mata Peran Teknologi

Chart Perbandingan Guru Gaptek VS Melek Tekno

Sebagian guru di sekolahku nggak begitu peduli dengan peran teknologi. Miris memang, mereka hanya fokus mengajar di dalam kelas, menyampaikan pembelajaran dengan konsep kontekstual. Padahal idealnya, seorang guru harus mampu menguasai berbagai metode pembelajaran, baik tradisional maupun modern dengan mengkombinasikan teknologi. Namun sayangnya, karena minimnya kesadaran guru terhadap peran teknologi mengakibatkan proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) kurang maksimal. Menurut pengamat Pendidikan Indra Charismiadji menyebutkan, dari total guru yang ada di Indonesia hanya 2,5 persen yang nggak gagap teknologi. Bayangkan saja, sekitar 97,5% guru di Indonesia masuk kategori gaptek (gagap teknologi).

Umur yang Menua menjadi Alasan Utama

Aku yakin, kondisi sekolah yang ada di kota-kota besar akan sangat berbeda dengan kondisi sekolah yang ada di pedesaan, mulai dari fasilitas sekolah hingga SDM (guru). Hampir 90% guru yang ada di sekolahku sudah berusia 40 tahun ke atas. Mereka beranggapan usia yang sudah cukup tua membuat sulit beradaptasi dengan kecanggihan teknologi saat ini, padahal umur bukan alasan untuk berhenti belajar. Sebenarnya faktor umur ini lebih ke mindset seseorang yang membatasi diri sendiri. Jika mindset ini diubah, mereka pasti mampu pelan-pelan mengikuti perkembangan teknologi. Toh banyak juga guru besar yang sudah berumur namun bisa mengikuti perkembangan teknologi. 

Susahnya Mendapatkan Akses dan Media Belajar Mengajar Modern

Salah satu faktor lain yang membuat guru sulit beradaptasi di era new normal ini adalah keterbatasan akses dan media untuk belajar memaksimalkan kemampuan yang mendukung proses belajar mengajar. Memang semua guru yang ada di sekolahku memiliki laptop dan smartphone, hanya saja mereka nggak tahu harus mulai belajar dari mana. Meski saat ini banyak webinar yang berseliweran menawarkan berbagai pelatihan, namun banyak guru yang nggak paham apa yang mesti dilakukan.

Meningkatkan Mutu Kualitas Pengajaran Guru melalui GuruInovatif.id

Sebetulnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru dalam mengajar dan mengoptimalkan teknologi. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan memetakan guru-guru yang gagap teknologi, lalu dibuat kelompok kecil. Selanjutnya, guru yang melek teknologi bisa sharing dan berbagi ilmu supaya kemampuan guru terhadap pengoprasian teknologi semakin merata. 

Sungguh, aku senang sekali saat menemukan platform khusus yang fokus terhadap training guru untuk mendorong pengembangan metode pengajaran. Lembaga tersebut adalah HAFECS (Highly Functioning Education Consulting Services). Fyi, HAFECS memiliki program Guruinovatif.id yang bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kualitas guru dalam mengajar secara virtual, karena Guruinovatif.id memiliki berbagai program yang dapat melatih kemampuan guru dalam proses belajar mengajar.

Kelebihan Belajar di GuruInovatif.id

Jujur, platform ini sangat membantu kami dalam upaya pemerataan kemampuan guru dalam bidang teknologi. Terlebih kami juga mengadakan Pelatihan Guru secara mandiri yang dilakukan setiap dua minggu sekali di Sekolah kami. Beberapa kali kami memanfaatkan materi yang ada Guruinovatif.id karena materi pelatihannya sangat relevan dengan apa yang kami butuhkan. Meskipun sedang pandemi, tapi nggak menjadi penghalang kami berjuang untuk meningkatkan kualitas pengajaran. 

Memang ada banyak platform sejenis GuruInovatif.id, namun setelah kami mempertimbangkan berbagai hal, ternyata GuruInovatif.id memiliki banyak keuntungan yang bisa kami rasakan. Dengan adanya GuruInovatif.id, faktor penyebab guru kurang maksimal dalam mengajar secara virtual bisa pelan-pelan kami atasi. Nah, berikut ini kelebihan platform GuruInovatif.id: 

Kelebihan Belajar di GuruInovatif.id

Kredibilitas yang Tinggi

Hal pertama yang dilakukan saat memilih Tempat Belajar Guru adalah memastikan tempat belajar tersebut sudah dipercaya oleh banyak pihak. Seperti platform HAFECS dan GuruInovatif.id ini telah dipercaya oleh guru dan pegiat pendidikan dari berbagai daerah di seluruh Indonesia, lho. Tercatat ada 50 ribu Guru & Pegiat Pendidikan, 10 ribu Sekolah dan Instansi, 300 Pelatihan, dan 300 Kota/ Kabupaten. 

Dapat Meningkatkan Kemampuan Guru

Selain memiliki kredibilitas yang tinggi, Guru Belajar Mengajar di GuruInovatif.id juga menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan guru dalam pengajaran dan sebagai upaya percepatan transformasi pendidikan di Indonesia karena banyak topik yang dibahas seperti topik PCK, HOTS, Assesment, dan lainnya.

Dibimbing oleh Trainer Berpengalaman

Sebelum mencoba beberapa pelatihan di GuruInovatif.id aku nggak memiliki ekspektasi apa-apa, hanya berharap semoga menemukan trainer yang bisa menyampaikan materi dengan to the point dan mudah dipahami. Ternyata di luar ekspektasi dong, trainernya runtut banget dalam menjelaskan materi dan sangat mudah dipahami. Terasa banget sih kalau trainer-trainer di GuruInovatif.id memang sudah berpengalaman.

Mendapatkan Sertifikasi

Nah, bagi guru yang membutuhkan sertifikat nggak perlu bingung lagi, karena setiap kursus dan webinar di platform GuruInovatif.id akan mendapat Sertifikasi Guru. Untuk mendownload sertifikatnya juga gampang banget kok, bisa langsung ke menu profil kita.

Program Pilihan GuruInovatif.id

Selain memiliki keunggulan di atas, GuruInovatif.id juga memiliki berbagai pilihan program online sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan guru Indonesia dalam kegiatan belajar mengajar, program tersebut meliputi :

Program Pilihan di GuruInovatif.id

Online Certification. Investasi untuk program online certification mulai dari Rp. 65.000, benefitnya kita bisa mendapatkan e-sertifikat kursus 32 JP, Video berkualitas FHD, dan mendapat materi belajar. 

Mini Course. Nah kalau mini course kita cukup berinvestasi mulai dari Rp. 25.000 saja, untuk benefitnya kita bisa mendapatkan e-sertifikat kursus 16 JP, Video berkualitas FHD, dan mendapat materi belajar.

Productivity Course. Untuk productivity course ini tanpa biaya lho, alias gratis. Meskipun gratis kita juga mendapatkan e-sertifikat kursus 4 JP, Video berkualitas FHD, dan mendapat materi belajar.

Kemudahan Guru Belajar Mengajar di GuruInovatif.id 

Di era digital ini berbagai kemudahan bisa kita rasakan jika kita mampu memaksimalkan kecanggihan teknologi, sama halnya kemudahan mengikuti pelatihan guru di GuruInovatif.id. Adanya platform ini, membuat guru di Indonesia bisa belajar dimana saja dan kapan saja. Cukup dengan melakukan 5 langkah berikut, guru bisa langsung mendapatkan fasilitas dari GuruInovatif.id dan belajar bersama trainer berpengalaman. Nah, berikut ini beberapa langkah yang harus dilakukan sebelum memulai kursus di GuruInovatif.id:

Membuat Akun 

Form Pendaftaran

Langkah awal yang harus dilakukan untuk mengikuti kursus atau webinar di GuruInovatif.id adalah membuat akun. Caranya sangat mudah kok, kita tinggal mengunjungi website GuruInovatif.id dan mengisi form pendaftaran tanpa dipungut biaya.

Pilih Kursus/Kelas

Memilih Kursus

Setelah memiliki akun, kita bisa memilih berbagai kursus online dan webinar yang tersedia di platform ini. Semua kursus dan webinar dilengkapi dengan sertifikat, e-modul, dan di isi oleh trainer Guru yang berpengalaman, lho. 

Lakukan Pembayaran

Pembayaran via Bank Transfer

Jika kita sudah memilih kursus atau kelas webinar, langkah selanjutnya adalah melakukan pembayaran. Eits, tapi banyak kursus dan webinar yang gratis kok. Jika kita memilih kursus dan webinar yang berbayar, maka yang harus kita lakukan adalah klik tombol check out dan selesaikan pembayaran. Lalu, konfirmasi pembayaran dan tunggu dalam waktu 1 x 24 jam.

Nah, gampang banget kan mencoba kursus di GuruInovatif.id? Menurutku, kemudahan guru belajar di platform ini memang sangat dirasakan, buktinya hampir semua guru di sekolahku bisa melakukan pendaftaran sendiri, karena website GuruInovatif.id didesain ramah pengguna (user friendly). 

Pengalaman Belajar Mengajar di GuruInovatif.id

Setelah memiliki akun di GuruInovatif.id, kami bisa langsung memilih kursus online. Aku langsung mendaftar kursus online mengenai Cara Menggunakan Zoom untuk Mengajar. Fyi, masa aktif modulnya hingga 360 hari (1 tahun), lho. Untuk kursus online ini ada 1 topik dan 1 video dengan trainer Rosaliana Intan Pitaloka, M.Pd.
Menurutku, materi zoom ini sangat penting dikuasai oleh guru karena proses belajar mengajar saat ini dilakukan secara virtual. Meski materi yang disampaikan cukup singkat, namun sangat jelas karena membahas pemanfaatan fitur-fitur zoom yang mendukung proses belajar mengajar sebagai media pembelajaran yang inovatif dan bermuatan teknologi.
Tampilan Materi Kursus Whatsapp melalui Video

Selain kursus online Cara Menggunakan Zoom untuk Mengajar, aku dan beberapa rekan guru juga mengikuti kursus online Cara Menggunakan Whatsapp untuk Group Pembelajaran. Terdapat 4 Video dan 1 Topik yang bisa diakses selama 360 hari, dengan trainer Bening Tyas Dairi, S. Pd. 

Kursus online ini membahas materi tentang bagaimana cara menggunakan dan memanfaatkan Whatsapp Grup untuk mengajar siswa. Saat trainer menyampaikan materi, rasanya sangat mudah dipahami dan to the point dalam membahas pemanfaatan fitur-fitur Whatsapp Grup.
List Kursus yang Sedang Berjalan

Kedua kursus online di atas bisa dinikmati tanpa biaya lho, nggak hanya 2 materi ini saja. Tetapi, ada banyak lagi materi yang bisa diikuti dengan fasilitas free.

Yuk, Tingkatkan Kualitas Pendidikan Indonesia bersama GuruInovatif.id

Bangsa Indonesia di masa depan sangat bergantung pada kualitas guru. Peran guru bukan hanya mendidik, namun juga menjadi motivator, fasilitator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik. Saking pentingnya peran dan tanggung jawab guru, ada UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen yang menyebutkan guru sebagai agen pembelajaran. Bayangkan jika kualitas guru stuck di tempat? Aku yakin, di masa depan bangsa ini nggak akan lebih hebat dari sekarang. Makanya, mari sama-sama berjuang untuk mewujudkan pendidikan di Indonesia semakin berkualitas.

Harapanku, semoga semua guru di penjuru Indonesia memiliki niat dan kemauan untuk selalu belajar mengupgrade kemampuan. Semoga adanya pandemi ini membuat guru sadar pentingnya akan teknologi. Pun semoga semua guru bisa saling support dan menguatkan. Nggak ada salahnya mencari solusi dengan memetakan guru dan melakukan pelatihan guru secara mandiri, toh ada platform GuruInovatif.id yang bisa membantu guru-guru di Indonesia dalam meningkatkan kualitas pendidikan mulai dari jenjang PAUD/TK/SD/SMP/Mts hingga MA/SMK/SMA. Nggak apa-apa belajar pelan-pelan, asal ada kemauan dan usaha insya Allah semua akan berjalan lancar. Salam hormatku untuk para guru-guru di luar sana.


Sumber:

Pengalaman Pribadi

https://guruinovatif.id/

https://guruinovatif.id/dashboard/course

https://www.jpnn.com/news/indra-charismiadji-975-guru-tak-paham-teknologi-informasi#:~:text=Dia%20menyebutkan%2C%20dari%20total%20guru,Kemendikbud)%20dalam%20meningkatkan%20kualitas%20gurunya.

Grafis: Ella Fitria

Youtube: HAFECS

Ella Fitria

You may also like

0 0 vote
Rating Artikel
Subscribe
Notifikasi
guest
0 Komentar
Feedback Sebaris
Lihat semua komentar
Enny Ratnawati
29 Oktober 2020 12:49

kereeeen kak.guru2 zaman sekarang memang dituntut melek teknologi yaaa…
siswa2 juga demikian sih
Alhamdulillah, walau mendadak, semua jadi bisa hehehe

Agus Warteg
29 Oktober 2020 13:19

Alhamdulillah ada platform guruinovatif.id untuk meningkatkan kualitas guru terutama dalam mengajar online.

Kaget juga mengetahui hasil survei yang mengatakan hanya 2.5 % saja guru yang tidak gagap dalam mengajar lewat teknologi, berarti ada kesenjangan yang berbeda jauh ya.

Mungkin faktor umur memang yang membuat guru malas untuk belajar teknologi karena selama ini mengajar langsung di kelas. Dengan pandemi ini maka kualitas guru bisa ditingkatkan karena harus bisa mengajar lewat internet.

Yustrini
30 Oktober 2020 01:51

Cukup jauh juga ya perbandingan guru yang gaptek dan yg sdh melek tekno. Duh,padahal di masa pandemi gini harus online terus.

Jadi ingat sama tetangganya mamaku nih dia gelagapan ngajar online. Padahal udah punya laptop dan smatphone. Dia jadi sering main ke rumah mama minta diajarin sama kakakku cara online. Umurnya juga belum tua banget masih di bawah 40 kok. Cuma mungkin dia sibuk ngurusin anak di rumah jadi ga sempat belajar teknologi kali ya?

Bang Ancis Ama
30 Oktober 2020 01:51

Kasihan ya utnuk guru-guru "Tua" yang belum begitu familiar dengan teknologi.. Mereka tentu ada yang ngos-ngosan belajar teknologi agar proses KBM Online bisa berjalan lancar. By the way, situs guruinovatif.id sepertinya perlu disosialisasikan agar semua guru bisa mengembangkan kualitas agar tidak ketinggalan teknologi…

Rudi Chandra
30 Oktober 2020 02:51

Di sini pun banyak guru-guru yang nggak melek ama teknologi.
Padahal teknologi juga perlu dimanfaatkan dalam kegiatan belajar mengajar, apalagi di masa pandemi seperti ini.

Mantep juga nih guruinovatif.id, jadi bisa nambah skil dan kemampuan guru agar bisa terus berkembang.

Khanif
30 Oktober 2020 09:05

apalagi di tempat gw mbak, masih pelosokan banget, banyak guru-guru disini yang juga gak melek teknologi, jadi memang harus belajar lagi ya jadi guru di era new normal 😀

Ella Fitria
30 Oktober 2020 10:29

iya mbak Enny, pandemi gini semua serba online mau nggak mau guru juga kudu menguasai teknologi. Sayangnya banyak guru yang nggak peduli dengan perkembangan teknologi akhirnya bikin kalang kabut saat harus belajar online, hhh

Ella Fitria
30 Oktober 2020 10:31

iya kang Agus, aku pun bersyukur banget nemu platform guruinovatif.id. soalnya suka bingung saat pelatihan guru secara mandiri mau mulai dari mana, hhh
aamiin, semoga ya adanya pandemi ini bikin guru-guru di Indonesia mau belajar teknologi untuk memaksimalkan proses belajar mengajar

Ella Fitria
30 Oktober 2020 10:32

iya kang Satria, alhamdulillah bisa belajar banyak dari guruinovatif.id. Materi yang disampaikan juga sangat relevan buat guru-guru dalam proses belajar mengajar 🙂

Ella Fitria
30 Oktober 2020 10:35

iya mbak, prosentase guru yang melek teknologi di kecamatanku bisa diitung dengan jari, paling hanya operator2 sekolah yang bisa mengikuti perkembangan teknologi. Semoga makin kesini kualitas guru dalam mengajar baik online maupun offline makin berkualitas 🙂

Ella Fitria
30 Oktober 2020 10:39

iya bang, beneran deh kalang kabut banget. tp alhamdulillah dengan cara memetakan guru-guru yang gaptek, saat ini sudah mulai pada bisa mengoperasikan berbagai media pembelajaran selama daring. setuju banget sih, satu sekolahku juga guru-gurunya pada belajar di guruinovatif.id, membantu banget sungguh

Ella Fitria
30 Oktober 2020 10:40

wah sama dong Mas Rudi. bener banget, platform guruinovatif.id membantu guru-guru di seluruh Indonesia dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar, baik online maupun offline. 🙂

Ella Fitria
30 Oktober 2020 10:41

lah sama mas Khanif 🙁
di tempatku juga. padahal rata-rata mereka ini udah pada punya smartphone dan laptop, tapi sekadar ngprint dan konekin internet aja sering pada bingung 🙁

Himawan Sant
30 Oktober 2020 13:25

Wah temanku yang profesinya juga seorang pengajar sudah tau belum ada guruinovatif ini belum ya .., coba kukasi tau dia setelah ini.

Andy Eko Pranoto
31 Oktober 2020 01:31

Dengan semakin kemajuan jaman semua guru dan anak murid harus turut serta aktif dalam dunia internet, keren ya kak ada flatform guruinovatif.id jadi lebih efisien dalam mengajar. Makasih info menarik nya kak.

Kangg Mas Joe
31 Oktober 2020 04:26

Yaaa, menjadi guru saat ini kudu dituntut melek teknologi sih.
Mau tidak mau. Harus mengikuti perkembangan zaman..

warih handayani
31 Oktober 2020 10:05

Mbak Ella..yang cantik n pinter ,cerdas tentang tehnologi,…saya sangat senang membaca artikelnya.adakah kendalanya ketika
langsung terjun pembelajaran selama
Daring,..terimakasih sayang.

Si Bayuu
1 November 2020 03:11

Serius?? surveynya?? cuma 2,5 persen.. Ya Allah..
Indonesia sendiri emnk masih kurang sih ya ttg melek teknologi. Bapak saya juga suka mencla mencle kalau semua urusan harus via internet. Karena memang beliau sama teknologi itu cuma sebatas HP fitur. Telpon dan SMS.

Karena sudah memang perkembangannya, jadi memang harus dituntut untuk bisa. Karena guru kan yang menjadi jembatannya Ilmu ke anak-anak murid. Apalagi pandemi gini. Semua serba online..

Keren ini websitenya.. Semoga bermanfaat buat para guru yang kesulitan mengajar di tengah-tengah pandemi kaya gini..

Ella Fitria
1 November 2020 04:16

silakan Mas Him, siapa tahu bisa sedikit membantu 🙂

Ella Fitria
1 November 2020 04:17

iya Mas Andy, bener banget sih. Nggak murid, nggak guru, dan nggak orang tua mesti mengikuti perkembangan teknologi 🙂