Radja Pendapa 📷 BB @Jeimifa |
Jam di layar ponsel menunjukkan pukul 03.30 pagi, kami berlima sudah siap melakukan perjalanan dari Banjarnegara menuju Kendal. Sepanjang perjalanan aku memilih untuk tidur, tidak peduli dengan jalan yang gemragal. Yhaaaa gimana. Jam segitu biasanya masih asyik mimpi, eh ini udah harus mandi, dandan, lalu melalukan perjalanan. Tapi tak mengapa, karena saking penasarannya dengan konsep pasar digital yang sudah lama digembar-gemborkan oleh Kemenpar. Rasanya nggak afdol kalau cuma dapat cerita dari teman-teman yang udah ke Pasar Karetan.
Setelah 3,5 jam kami menempuh perjalanan, melewati perkampungan warga, hamparan sawah dan hutan karet. Akhirnya kami pun tiba di tempat parkir pasar Karetan. Dari jendela kaca mobil mataku sudah menyelidik mencari letak pasar Karetan. Ternyata untuk sampai di pasar Karetan, pengunjung harus menaiki odong-odong yang sudah disediakan, gratissss. Aku sempat ketawa memastikan ke temanku, “kita beneran naik odong-odong nih? Hahaha, kok lucu banget ya” nyawaku langsung terkumpul sempurna tanpa cuci muka, saking senengnya mau naik odong-odong. *etapi tetep cantik kok🙊
Ngeeng, siap menuju Pasar Karetan 📷 BB @idahceris |
Pasar Karetan ini terletak di Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Uniknya, pasar ini hanya ada tiap hari minggu jam 08.00-12.00 WIB dan berada di tengah-tengah hutan karet. Ada ya pasar di tengah hutan karet? Adaaaa, namanya pasar Karetan.
Hawa sejuk mulai terasa saat kami turun dari odong-odong. Aku mengamati sekitar, terpampang tulisan besar “Pasar Karetan Radja Pendapa”. Aku manggut-manggut, dalam hati berbisik “jadi ini to pasar yang sering bersliweran di instagram“. Pantes aja ramai banget, karena memang unik. Oh ya, sebelum memasuki pasar, kami harus menukarkan uang terlebih dahulu dengan uang girik untuk berbelanja di sana.
Zona performance pasar Karetan 📷 BB @idahceris |
Aku mempercepat langkah saat memasuki pasar Karetan. Terlihat para penjual mengenakan pakaian adat tradisional lengkap dengan topi capingnya. Aku tersenyum lebar, karena baru kali ini merasakan suasana pasar tradisional kekinian. Gubuk-gubuk berjejer rapih penuh dengan makanan. Mulai dari bubur, nasi kuning, lunpia, pecel, bakso batok, klepon, petis, dan masih banyak lainnya *lupa kalau suruh menyebutkan satu persatu😬
Kami sengaja nggak sarapan di perjalanan, karena sudah niat sejak awal hendak sarapan dan mencicipi jajan di pasar Karetan.