Gambar ilustrasi dari aryanto.id |
“Sore mbak ellaaa. Hari ini saya tepar, setelah pendarahan dari hari minggu. Mbak ella udah pernah ngalamin belum?” Tiba-tiba pesan whatsapp masuk dari mbak Atik (sebut saja mbak Atik, 44 tahun).
Beberapa bulan yang lalu, mbak Atik menghubungiku karena merasa senasib seperjuangan denganku. Yha, kami sama-sama memiliki kista ovarium. Bedanya, aku belum menikah dan mbak Atik sudah menikah. Saat ini beliau sedang berjuang melawan kistanya, kita doakan semoga beliau segera sehat ya. Apapun keputusan yang diambil semoga itu yang terbaik. Aamiin
Kista ovarium merupakan sebuah kantung berisi cairan yang berkembang pada ovarium (indung telur wanita). Ovarium merupakan organ yang menghasilkan sel telur serta hormon estrogen dan progesteron. Kerja ovarium dipengaruhi oleh hormon dari kelenjar pituitari dan hipofisis di otak. Singkatnya, gangguan hormon tersebut akan mengganggu fungsi ovarium sehingga menyebabkan penimbunan folikel sel telur yang tidak sempurna. Nah folikel tersebut gagal mengalami pematangan dan melepaskan sel telur, namun justru terisi cairan dan membentuk kista.
Kista ada yang ganas dan ada yang jinak. Kenapa namanya kista ovarium? Karena letaknya di indung telur. Haruskah operasi? Belum tentu. Karena ada kista yang dapat hilang dengan sendirinya, tapi ada juga yang harus segera dioperasi.
Berdasarkan pengalamanku menghadapi kista ovarium tanpa operasi, langkah pertama yang dilakukan adalah memeriksakan kembali ke dokter spesialis kandungan (second opinion) jangan langsung percaya dengan hasil pemeriksaan satu dokter saja, karena saat itu dokter salah mendiagnosa penyakitku. 🙁
Setelah memeriksakan diri ke dokter kandungan yang berbeda, aku pun mengubah kebiasaanku yang tadinya begadang hampir tiap malam, jarang makan, nggak pernah memikirkan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh, jarang olahraga, makan mie hampir tiap dua hari sekali, ah pokoknya dulu hidupku jauh dari kata sehat.😢
Jujur saja, saat mengingat kembali setiap jengkal proses penyembuhan kista ovarium, rasa syukur menyeruak memenuhi qalbu. Entah berapa kali aku keluar masuk rumah sakit dalam kurun waktu enam bulan, entah berapa banyak tangis bapak ibu setiap kali aku terbaring lemah dengan okisgen dan selang infus, entah berapa kali perawat menyuntikkan pereda sakit saat perutku seperti diremas dan ditusuk-tusuk. Ya! Aku hanya bisa bersyukur pernah mengalami fase dimana aku merasa dekat sekali dengan gusti.
Selain mbak Atik (44 tahun), ada Nita (19 tahun) yang harus merelakan indung telur sebelah kirinya diangkat. Memang untuk mengenali gejala-gejala kista ovarium sangat sulit. Bahkan aku dan Nita sama-sama tidak merasakan gejala apapun, kecuali merasakan sakit perut saat menstruasi. Pikirku, sakit perut saat menstruasi adalah hal yang wajar dirasakan oleh perempuan. Tapi ternyata salah! Hal ini yang membuat kista ovarium tidak terdeteksi sehingga semakin membesar karena tidak ada penanganan.
Bagiku, dulu jika ada perempuan yang belum menikah melakukan USG, atau memeriksakan diri ke dokter kandungan adalah hal yang tabu. Dari dulu mikirnya yang perlu ke dokter kandungan ya cuma perempuan yang udah menikah, atau perempuan yang sedang hamil. Padahal pemeriksaan dini sangat penting.
Berkat chat singkat dari mbak Anik dan Nita, aku kembali tersadar bahwa aku masih hidup, hidup dengan organ tubuh yang masih utuh. Hidup dengan keadaan sehat seperti sekarang ini, hidup dikelilingi orang-orang yang begitu peduli. *ini kok sampai mrebes mili sih😭
Dear perempuan yang sedang berjuang melawan kista…….
Kista memang bukan sesuatu yang menakutkan, tetapi kista juga tidak bisa disepelekan. Kista bisa tumbuh dibagian tubuh mana saja, kista tidak memilih menyerang perempuan yang sudah atau belum menikah, pun perempuan yang sudah atau belum memiliki anak, tapi kista bisa menyerang siapa saja. Ingatlah wahai perempuan yang sedang berjuang melawan kista, kalian tidak sendirian. Akhir-akhir ini aku banyak menerima chat dari perempuan-perempuan kuat yang sedang/sudah sembuh dari kista ovarium. Jangan takut, kalian nggak sendirian!
Kista bukan akhir dari segalanya! Mari Sembuhkan Indonesia dengan menerapkan Gaya Hidup Sehat. Buat kamu yang sedang berjuang melawan kista, atau perempuan yang ingin terhindar dari kista ovarium, ada beberapa tips yang harus dilakukan, diantaranya :
- Hindari makanan yang mengandung pewarna makanan, pengawet makanan, penyedap makanan, dan pemanis buatan.
- Hindari makanan cepat saji (junk food).
- Perbanyak makan sayur dan buah-buahan.
- Istirahat yang cukup, tidak terlalu sering begadang.
- Olahraga yang teratur. (jogging, aerobic, yoga, dll). Dengan melakukan olahraga secara rutin, tubuh menjadi lebih fresh sehingga dapat mengurangi tingkat stres.
Pokoknya tetap tenang dan ikhlas yaa. Ada kami yang sama sepertimu. Come on! Terapkan gaya hidup sehat. Percayalah.. Gusti Maha di atas segalanya. Aku yakin gusti tidak akan ingkar janji. Pun tidak akan salah menghitung dan menentukan. Tetap semangat ya!