Ruang tunggu Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang |
Pagi itu pelabuhan Tanjung Mas Semarang sedikit lengang. Kami terus melangkah kaki menuju kapal Expres Bahari, suara mesin terdengar samar terbawa angin. Aku berhitung cepat, berjanji kepada diri sendiri untuk tetap baik-baik saja mengingat kondisi badan belum begitu fit.
Perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Mas Semarang menuju Pelabuhan Karimunjawa membutuhkan waktu kurang lebih 2,5 jam. Tak banyak yang bisa ku lakukan di dalam kapal, selama perjalanan hanya mendengarkan alunan musik lewat headset yang ku kenakan. Kapal kami bersandar tepat pukul 11.45 WIB, terik Pelabuhan Karimunjawa tak mengurangi rasa kagumku, aku tak mengira jika pelabuhan Karimunjawa seindah ini. Hamparan air dengan perpaduan warna hijau biru terlihat begitu sempurna. Yes! Welcome to Karimunjawa Island, dalam hati aku bersorak riang.
Pelabuhan Karimunjawa |
Tracking Mangrove Taman Nasional Karimunjawa
Setelah terombang ambing selama 2,5 jam di kapal, kami memulai tur darat. Perjalanan dari Pelabuhan Karimunjawa menuju Tracking Mangrove membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Akses jalannya mulus dan lebar, dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.
Tracking Mangrove, Karimunjawa |
Lokasi tepat Tracking Mangrove berada di Desa Kemujan, Kecamatan Karimun. Suasana sunyi mulai terasa saat kami memasuki gapura Tracking Mangrove. Semak belukar menyambut kedatangkan kami disusul angin sepoi yang sesekali menerbangkan ujung hijabku. Ah ya, memang benar kata tour guide kami, kalau Karimunjawa bukan melulu soal wisata bahari, ternyata ada wisata darat yang nggak kalah eksotis. Sepanjang tracking, aku menjumpai beberapa gazebo kayu yang bisa digunakan sebagai tempat istirahat.
Tanaman Bakau, Tracking Mangrove Karimunjawa |
Uniknya di Mangrove Tracking Taman Nasional Karimunjawa terdapat gardu pandang, dari gardu pandang ini pengunjung bisa menikmati tiga view sekaligus: laut, tanaman bakau, dan pegunungan. Allahu, sewaktu aku sampai di atas rasanya enggan untuk turun. Ya gimana, semilir banget, tenang, syahdu, nyaman kaya lagi nyeder di pundak gebetan. *eh, maklum ya di tempatku nggak ada yang beginian 😩
Gardu Pandang, Tracking Mangrove Karimunjawa |
Panjang rute Tracking Mangrove kurang lebih 2 km, lumayan jauh ketika ditempuh cewek yang abis mabok laut, tapi alhamdulillah nggak terasa capek atau gempor. Mungkin karena saking menikmati suasana di Mangrove ini.
Kaki kami masih terus menelusuri papan kayu yang tertata rapih, sesekali berhenti untuk mengambil gambar. Harga tiket masuk wisatawan lokal Rp. 10 rb/orang, sedangkan wisatawan mancanegara Rp. 150 rb/orang. Untuk fasilitas toilet dan mushala sedang dalam perbaikan. Nah, untung aja nggak pengin pipis, kan? 😹
View dari Gardu Pandang Tracking Mangrove, Karimunjawa |
Oya, Tracking Mangrove ini dibuka pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 16.00 WIB. Menurutku sih lebih enak berkunjung pagi atau sore hari (sekalian nyunset) katanya gardu pandang Mangrove menjadi salah satu spot terbaik untuk menikmati sunset, tetapi kemarin kami memilih nyunset di Pantai Tanjung Gelam.
Sunset Pantai Tanjung Gelam Karimunjawa
Dari Mangrove menuju Pantai Tanjung Gelam membutuhkan waktu sekitar 15 menit. Aksesnya lumayan menantang, selain jalan yang agak sempit, kami juga harus melewati tanjakan dengan kemiringan yang beneran miring. Tapi alhamdulillah sopir kami jago dong, udah jadi makanan sehari-hari sih. Cuma aku masih berpikir keras aja, gimana kabar kalau mobil papasan pas ditanjakan? Secara jalannya sempit, nanjak pula. *eh kalian nggak usah ikut mikir ya 😹
Pantai Tanjung Gelam, Karimunjawa |
Sesampainya di pantai Tanjung Gelam aku baru tersadar, ternyata nggak ada tiket masuk ke pantai atau ke pulau di Karimunjawa, beneran free! Udah gitu, parkir mobil dan motor pun sama sekali nggak dipungut biaya. Ampun deh, beneran gratisss tiss tiss. Duh ya, Karimunjawa nggemesin! 😚 disaat tempat wisata yang lain masih ada yang melakukan pungli, tapi di Pulau Karimunjawa HTM aja nggak berlaku. Mantap kan? Mantap dong!
Pantai Tanjung Gelam ini masih berada di kawasan Pulau Karimunjawa. Jernihnya air laut, lembutnya pasir putih, dan kokohnya karang, sukses membuat narsis gawan bayiku kumat. Ya gimana, di Banjarnegara tuh nggak ada kaya ginian. Apalagi terumbu karangnya juga terlihat jelas karena airnya emang jernih banget. Btw, aku bangga banget dengan wisatawan Pantai Tanjung Gelam, mereka tuh beneran membuktikan rasa sayangnya dengan cara nggak buang sampah sembarangan. Buang kenangan aja yang sembarangan, ya. Sampah jangan!
Pantai Tanjung Gelam, Karimunjawa |
FYI, di pantai Tanjung Gelam ada pohon kelapa yang tumbuh miring melengkung lho, uwww ramai banget jadi spot photo. Tapi kalau aku sih lebih milih gegoleran, nglekor di pasir pantai, mendengar desir ombak sembari menikmati matahari terbenam, menghirup udara pantai dan merasakan lembutnya pasir putih. Pokoknya panca inderaku sempurna merasakannya. Di titik ini, aku merasa bisa menengok diriku sendiri, kembali untuk mencintai dan menyayangi diri sendiri. *molai, nglantur 😚
Sunset Pantai Tanjung Gelam, Karimunjawa |
Menikmati sunset di Pantai Tanjung Gelam memang syahdu banget, Gusti… Di bibir pantai Tanjung Gelam, aku berbisik pelan kepada Semesta bahwa “Tuhan maha baik”. Percayalah! Rasanya tuh nggak pengin buru-buru pulang ke homestay tapi mesti istirahat untuk melanjutkan trip hari kedua.
Kalau kamu lagi di Karimunjawa, nggak ada salahnya mencoba tur darat. Lumayan bisa mengalihkan mabok laut😹😹😹
Duuh, jadi ngidam ingin trip ke Karimun Jawa, hiks.
Asyik yah mbak kalau tanpa HTM, atau sudah jadi satu dengan biaya trip ya? Hehehe.
Perlu dicontoh edukasi masyarakatnya yang benar-benar bisa menjaga kebersihan di daerah pantai.
Beneran bikin jatuh cinta nih Tanjung Gelam… Langsung pengen nggeret si dia ke sana… Wkwkw…
wihh surga banget, sekalian menetap disana :))
rutin famtrip tiap tahun ya mba?
Woh, anak FamTrip…aku ra mampu *angkat tangan*
Aku mbatin, weh, ini anak kuat juga 2.5 jam naik kapal laut. Oh ternyata mabok juga xD
Aku juga bakal gitu, sih, kayaknya. Enggak kuat. Apalagi kalau pas kapalnya kena ombak. Hmmm, muntah teruuss… Wkwkwkw, Banjarnegara adane Dieng lagi – Dieng lagi, ya, La'?
mba ella hobi yah jalan jalan teruss eheh
Emang kalau udah demennya ngayap, badan kurang fit enggak jadi soal. badan akan terasa sehat malah setelah berada di lokasi wisatanya.
Tapi, nanti capeknya pasti berasa pas udah pulang.
tapi ngomong-ngomong gebetannya kok enggak pernah keliatan? 🙂
Belum pernah main ke KarJaw nih. Pengen ke sana, begitu cek jadwal harus nambah cuti. Jadinya cuma wisata kuliner aja di Semarang hehehe 🙂
Asyiknya ke Karimunjawa, akyu belum pernah donk *kok bangga* haha. Hutan mangrovenya itu dengan jembatan papan sepanjangnya serta gardu pandang, benar-benar bikin hepi pengunjung.
Semoga kamar mandi dan musholanya lekas selesai diperbaiki.
Ciehh yang ke sana terus kakinya sakit kecapekan jalan kaki buahahahhaha
Uluuuuh,,,uluuuh keren banget nih karimun jawa, tapi rasanya ada yang kurang nih (KAMU BELUM FOTO SAMA AKU DI KARIMUN JAWA)
Wow pantainya cantik sekali? Kpn ya bisa trip ke Karimunjawa…
Hadehh.. Gek kapan ki iso ng Karimun…?
Tapi embuh kenapa, seperti g begitu antusias ke Karimun, meski indah banget..
Mugkin merga g iso renang.. hehe
Kl misal mau solo traveling juga nggak dikenakan biaya msuk kok mbak, tp ada sih salah satu pulau yang menerapkan htm.. cuma pulau2 yg kemarin ku kunjungi gratisss htm.. beneran bersih e setiap pantainya
Mbaaak, plisss… Tahun depan ke sana lagi yuk
kl menetap di sana blm ada keinginan deh mas.. hehehe
masih betah dan nyaman di Banjarnegara.. cuma kebetulan ikut famtrip 🙂
Tos dulu sini mas.. Hahahha
aku mabok berangkatnya doang doong, pulangnya nggak maboook! sehaad banget, meski drama ditinggal travel dan kehabisan tiket kereta. Alahmdulillah sampai Banjarnegara bahgiaak
drpd hobi ngangenin dia? ehehe
Ampun maas, sekarang udah enakan kok badannya. meski sempat khawatir tepar lagi. Hehehe
gebetannya yg motretrin ihh.. Huauauaua
Cus akhir tahun mas, indah banget sungguh
ahahahha, ku doakan semoga dapat kesempatan ke karimunjawa ya mbak…
iyaa, sepertinya untuk renovasi mushala dan toiletnya hampir jadi