Butuh tenaga untuk mengumpulkan niat kembali USG. Ada rasa khawatir ketika hasil USG nggak sesuai harapan, ada rasa takut kalau kista kembali tumbuh. Tapi berkat dukungan orang-orang tersayang akhirnya kembali memberanikan diri datang ke dokter spesialis obgyn. Ada banyak Rumah Sakit di Banjarnegara, Purbalingga, maupun Purwokerto yang memiliki dokter spesialis obgyn berkompeten.
Aku memillih RSIA Ummu Hani Purbalingga, kenapa? Karena dulu saat kistaku tumbuh ditangani oleh dr. Adrian Rahmansyah, Sp. OG, nah salah satu tempat praktik dokter tersebut di RSIA Ummu Hani Purbalingga. Beliau dokter super ramah, yang selalu sabar menjelaskan hasil USG, selalu sumringah ketika kutanya banyak hal seputar kista. Selain itu, di RSIA Ummu Hani Purbalingga, pendaftaran pasien rawat jalan bisa melalui aplikasi SIMPONI UMMUHANI yang tersedia di playstore.
Tapi sekarang Alhamdulillah udah lebih praktis, tinggal instal aplikasi SIMPONI UMMUHANI di playstore, kita nggak perlu menunggu berjam-jam di sana, tinggal isikan data diri diaplikasi, pilih mau periksa ke spesialis apa, mau ketemu dokter siapa, bisa langsung atur lewat aplikasi. Setelah mendaftar online, pasien akan mendapatkan bukti registrasi yang harus ditujukan kepada petugas saat datang ke RSIA.
Untuk pasien BPJS juga bisa mendaftar online lho, tapi khusus pasien yang sudah memiliki rujukan yang diinput secara online oleh Faskes Tingkat 1/pasien yang memiliki surat kontrol. Fitur aplikasi SIMPONI UMMUHANI ini cukup lengkap, mulai dari pendaftaran pasien baru, pasien lama, cek bukti pendaftaran, pembatalan pendaftaran, dan informasi layanan berisi jadwal dokter, informasi antrian, serta informasi ketersediaan kamar rawat inap. Nah, untuk ketentuan pendaftaran online dilakukan H-1 sebelum berobat sampai hari H pukul 05.00 WIB.
Baca juga : Pengalaman Menghadapi Kista Ovarium
Pelayanan USG di RSIA Ummu Hani Purbalingga
Pernah nggak sih kalian dijudesin sama mbak-mbak perawat? Aku pernah, aku pernah. Ya mungkin mbaknya lagi PMS atau habis diputusin pacarnya, wkwkwk. Belum lagi kalau ke Rumah Sakit kadang ada perawat atau pasien yang ngeliatin sinis karena masih single kok ke dokter kadungan. Plis ya, dokter kandungan bukan cuma untuk orang yang udah nikah atau orang hamil. Dan kebanyakan yang datang ke dokter kandungan adalah ibu-ibu hamil dengan muka sumringah yang ditemani suaminya. Lha aku apakabar? Huhuhu.. Eh kata Tuhan nggak papa. Janji Dia pasti kok.
Tapi alhamdulillah selama bolak balik ke RSIA Ummu Hani belum pernah dijudesin, mbak-mbak resepsionisnya malah ramah banget. Jadi setelah daftar online, kita tinggal konfirmasi ke respesionisnya, nanti barulah dikasih kertas nomor urut. Sebelum masuk ke ruang dokter, aku kudu menimbang berat badan dulu, ditensi dulu, ditanya-tanya keluhannya apa. Terus pesan mbaknya yang selalu kudengar “seperti biasa ya, Mbak. Sebelum USG banyakin minum air putih ya, kalau pengin pipis ditahan dulu sampai selesai USG”.
Pernah waktu itu udah pengin pipis banget, sedangkan 2 nomor lagi giliranku masuk ruang periksa dokter, ya ampun udah kaya sinetron aja, jalan mondar mandir nahan pipis. Ternyata diperhatiin sama mbak resepsionisnya, dikasih semangat malah, katanya mbak semangat mbak, tahan pipisnya, tahan! *Sambil mengepalkan tangan. Gimana nggak ngakak, kampret kan. Woiii tau nggak sih rasanya nahan pipis sambil ketawa? Duh ampun!
Akhirnya waktu yang ditunggu tiba, giliran nomor urutku dipanggil. Dengan merapal mantra aku melangkah menuju ruang dokter, meski bukan USG yang pertama, tapi deg-degannya sama sekali nggak berkurang. FYI, ini aku USG eksternal, jenis USG ini menggunakan alat bantu bernama probe yang ujungnya dilengkapi dengan sensor untuk menangkap gelombang suara dari permukaan kulit. USG eksternal dapat digunakan untuk memeriksa kelainan pada organ tubuh tertentu, seperti ginjal, hati, payudara, atau rahim, serta melihat bagian dalam leher dan sendi. Selain itu, USG eksternal juga biasanya digunakan untuk memantau kondisi janin saat kehamilan.
Setelah selesai USG, lotion dibersihkan menggunakan tisu. Ruang dokter makin terasa dingin saat menunggu penjelasan dari dokter. Senangnya kalau dr. Adrian menjelaskan hasil USG didukung dengan alat peraga uterus, ya aku mana paham kalau cuma dijelaskan dengan bahasa medis dan cuma diliatin kertas hasil USG, tapi kalau dijelaskan dengan alat peraga dan dengan bahasa yang lebih mudah dimengerti kan bikin lega meski hasilnya nggak sesuai harapan, yakan? yakan? Beberapa kali aku sempat melirik selembar kertas hasil USGku yang terletak di meja, cuma bisa senyum-senyum. Takjub banget sama organ ciptaan Tuhan.
Padahal mah USG nggak sakit, nggak diapa-apain, tinggal rebahan, diolesin lotion dibagian perut, terus ditempelin alat doang, udah! Tapi nggak sedikit orang yang takut melakukan USG. Ya mungkin takutnya sama hasil yang nggak diharapkan. *ngomong sama diri sendiri
Yuk buat kalian, jangan takut kalau mau ke dokter kandungan, jangan pedulin orang lain ngomong apa. Yang penting sehat, yang penting tetap semangat. Kalian banyak temennya, kalian nggak sendirian. Sini lah aku kirim sun sayang :*
btw, kalau kamu udah pernah USG, share pengalamanmu dong…