Masjid Agung Jawa Tengah |
Kala itu langit sore Kota Semarang terasa syahdu, perpaduan warna kuning, orange, merah dan ungu menyatu. Lalulalang berubah menjadi siluet mirip kesibukan di negeri dongeng. Tidak lagi terlihat wajah orang yang sedang bersedih, menangis, lelah, ataupun marah. Itu alasanku menyukai senja, semua orang akan terlihat baik-baik saja berkat langit senja yang temaram kemerahan. Motor kami melaju pelan menuju Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). Beberapa kali aku membuka maps, memastikan jalan yang kami lalui sesuai petunjuk maps. Selang beberapa menit, kami sampai di halaman parkir Masjid Agung Jawa Tengah. Alhamdulillah, sudah jauh hari kami merencanakan singgah di Masjid Agung Jawa Tengah ini.
Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah
Setelah selesai salat magrib, kami bergegas memakai sepatu. Beberapa titik lantai serambi masjid ini lumayan licin karena terdapat genangan air, sekali ndlenger dan nggak hati-hati siap-siap saja terpleset. Sambil memakai sepatu kami mendebatkan cara kerja membuka payung serambi masjid yang saat itu sedang dalam posisi tertutup. Itu tuh buka payungnya pakai aplikasi, masa iya bukanya manual ditarik-tarik. Katanya sambil sok tahu. Iya iya karepmu bae wissss! Hhh
Masjid Agung Jawa Tengah |
Setelah sempurna mengenakan sepatu, kami melangkah kaki menuju menara Masjid Agung Jawa Tengah.
Kamu capek, ya? Tanyanya saat melihat aku memegangi pinggang
Dikit sih, tapi kuat dooooong. Jawabku singkat
Padahal kalau mau naik ke puncak menara harus nglewatin ratusan tangga, lho. Beneran kamu kuat? *pasang muka khawatir
Lhaaaa!!!! Katamu ada HTMnya? Masa kita harus naik ratusan tangga?!!! Seriusssss?!!! *Sambil menoleh ke puncak menara yang ada di depanku
Yawes ayo coba dulu ya, kalau nanti nggak kuat jalan kita balik pulang. *pasang muka sok serius.
Harga Tiket Menara Al Husna Masjid Agung Jawa Tengah
Lalu kami masuk ke menara, membeli tiket Rp. 7.500/orang. Menara ini ternyata dibuka setiap hari mulai dari pukul 09.00-21.00 WIB, tetapi ada jeda istirahat tentunya. Menara Al-Husna (Al-Husna Tower) menjadi daya tarik tersendiri bagi orang yang singgah di Masjid Agung Jawa Tengah. Menara ini memiliki 19 lantai dengan tinggi 99 Meter, macam Asmaul Husna ya (Nama-nama Allah yang baik) jumlahnya 99. Setelah kami memegang tiket masuk, kami dipersilakan ikut mengantre bersama pengunjung lain untuk masuk lift. Kan dasar aku kena tipu, katanya nggak ada lift ternyata ada, dong. Ya meskipun liftnya nggak wush-wush, panas, dan agak goyang tetapi bersyukur banget nggak naik tangga.
View Malam Dari Menara Al Husna |
Begitu pintu lift terbuka, aku disambut terpaan angin yang lumayan kencang. WOW. Hamparan kota Semarang terlihat dari puncak menara ini. Rasanya mirip ketika kita berada di bukit bintang, dari puncak menara ini terlihat sangat jelas tanpa terhalang apapun, semua yang ada di bawah sana terlihat kecil. Lampu-lampu terilhat ramai kelap kerlip. Syahdu banget Tuhan, apalagi terdengar lantunan ayat Al-Qur’an dari puncak menara.
Aku mendongakan kepala, melihat langit dari puncak menara. Menarik napas agak panjang lalu menghembuskan perlahan. Aku bersyukur atas kemudahan hidup yang diberi oleh Tuhan. Sampai detik ini masih diberi hidup, masih dipeluk Tuhan, dan masih diberi jalan. Sesekali aku memperbaiki jilbab yang tertiup angin sambil berjalan mengelilingi menara.
Mencoba Teropong Menara Al Husna |
Aku mengangguk pelan ketika ditawari mencoba teropong. Ada lima teropong yang bisa digunakan pengunjung untuk melihat detail kota Semarang dengan cara memasukan koin ke mesin teropongnya. Pengunjung harus menukarkan uang seribu rupiah dengan koin khusus ke petugas jaga di puncak menara, sama persis ketika kalian bermain game di timezone zaman dulu. Koin itu dimasukan ke mesin teropong, barulah teropong bisa digunakan dengan durasi 1,5 menit. Ya dasarnya anak desa nyoba teropong malah mual dan pusing. :(((
Narsis Gawan Bayik Di Menara Al Husna |
Saat itu pengunjung menara Al-Husna lumayan banyak, mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang tua. Kami memutuskan pulang sekitar pukul 20.00 WIB karena sudah mulai kedinginan, padahal sudah mengenakan jaket. Tapi yang namanya angin malam, kan? Apalagi di ketinggian 99 meter. Nah ketika kami mau turun, kami juga harus mengantre di depan lift bersama beberapa orang. Para petugas menara Al-Husna ramah-ramah banget, kusuka. Ohiya di samping loket tiket ada kantin mini juga kok, jadi kalau kalian yang haus atau sekedar ingin ngemil jajan bisa beli disitu, harganya juga nggak mahal. Next time, pengin ke Menara Al Husna lagi saat siang hari karena di lantai 2 dan 3 ada museum Sejarah Islam yang hanya buka sampai pukul 16.00 WIB.
Btw, kalau kalian ke Semarang biasanya ke mana aja, nih?