![]() |
Naik Sampan di Telaga Kumpe |
Sarapan Soto Mie Bogor Pasar Wage
Sebelum akhirnya sampai di Telaga Kumpe, kami memasukan list sarapan Soto Mie Bogor di Pasar Wage Purwokerto. Kali pertama mencicipi semangkuk Soto Mie Bogor, rasanya aneh-aneh enak karena aku nggak begitu suka olahan makanan yang berbau jeruk nipis. Tapi not bad sih, potongan daging sapinya sungguh menggoda. Apalagi kepulan asap dari semangkuk Soto Mie Bogor auto menggugah selera.
![]() |
Soto Mie Bogor, Pasar Wage |
Perjalanan Menuju Telaga Kumpe
Kami menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari pusat kota Purwokerto, ternyata jalannya nggak hanya bergelombang tetapi semakin dekat dengan telaga, semakin sering kami menemui tanjakan yang mengerikan. Pun dengan tikungan tajam, apalagi setelah masuk desa Gunung Lurah pemandangan sepanjang jalan hanya jurang dengan pepohonan lebat. Sekalinya papasan dengan kendaraan lain, mau nggak mau harus menepi bergantian karena jalanan makin sempit.
Mulutku nggak berhenti nyerocos, memastikan jalan yang kami lalui sesuai dengan gmpas. Yakan nggak lucu kalau kami nyasar di hutan begini. Setelah senam jantung sekitar 20 menit, kami masih harus melewati tanjakan sebelum ada banner besar bertuliskan selamat datang di Telaga Kumpe. Antara lega dan speechless saat mata kami memperhatikan sekeliling Telaga. Rasanya ketegangan selama perjalanan terbayar lunas ketika melihat pemandangan di depan sana.
Suasana Syahdu di Telaga Kumpe
![]() |
Telaga Kumpe |
Aku tersenyum sambil merengek meminta naik sampan, tetapi di sisi lain nyaliku menciut saat membayangkan hal-hal buruk yang bisa saja terjadi apalagi aku nggak bisa berenang. Eh tapi namanya bukan Ella kalau kalah dengan dirinya sendiri dong. *sok bangeeeet ya?!
![]() |
Naik Sampan di Telaga Kumpe |
Akhirnya kami menaiki sampan, dayung kayu yang lumayan berat sudah siap di genggaman tangan. Pria paru baya yang bertugas mengelola Telaga Kumpe lantas mendorong perahu kami pelan. Uhuy kami siap berlayar mengarungi rumah tangga, eh Telaga Kumpe. *begini nih anak nggunung diajak main ke Telaga🤣
Satu dua kali mendayung sampan mulai membawa kami ke tengah Telaga. Aku masih berusaha menenangkan diri, mensugesti kalau semua akan baik-baik saja. Sesekali mataku terpejam, membiarkan sampan berlayar, membiarkan angin sepoi menerpa. Duh syahdunyaaaa! Kami kembali kompak mendayung, gemercik suara air membuat suasana makin syahdu. Di langit sana, beberapa burung berterbangan sambil mencicit bebarengan.
![]() |
Memotret di atas Sampan |
Setelah puas mengelilingi Telaga Kumpe, kami menepi dengan sempurna. Perlahan menapakan kaki di daratan, sambil senyum-senyum kesenengan. Dari kejauhan terlihat beberapa pengunjung mulai berdatangan. Kami kembali duduk di bangku yang terbuat dari bambu sambil melihat hasil jepretan.
Fasilitas
Sungguh aku senang sekali saat melihat pengunjung yang patuh membuang sampah ke tempatnya. Di sana, tong sampah diletakan di beberapa titik. Kalau pengunjung lapar atau pengin ngemil, di sana juga terdapat warung sederhana kok. Kami juga sempat jajan. *jajan terooos! Ahahaha
Ya meskipun fasilitas lain seperti toilet kurang terawat tetapi kami bisa memaklumi. Kebetulan aku nggak mencari mushala di area Telaga karena saat berkunjung ke sana belum masuk waktu salat. Jadi kurang tahu, apakah di sana terdapat mushala atau tidak.
Harga Tiket Masuk
![]() |
Tiket Masuk Telaga Kumpe |
Cukup membayar Rp. 5 ribu/orang kami bisa puas menikmati keindahan dan bersantai di Telaga Kumpe. Tarif naik sampan juga sama kok, Rp. 5 ribu/orang dengan durasi waktu sekitar 30 menit. Tapi kalau sedang sepi pengunjung, katanya boleh naik sampan sepuasnya. Wqwqwq
Lokasi
Nah lokasi Telaga Kumpe ini terletak di Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Dapat ditempuh dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, usahakan mengecek kendaraan terlebih dahulu sebelum memutuskan ke Telaga Kumpe. Karena ya memang kondisi medannya naik turun macam iman. Eh
Memang, ya. Banyumas tuh surganya destinasi alam deh, selain Telaga Kumpe ada juga Telaga Sunyi Baturraden.
Btw, kami ke Telaga Kumpe udah beberapa bulan yang lalu sebelum ada pandemi Covid-19 lho, ya. Baru sempat menuliskan karena kangen jalan-jalan. Tapi nggak papa, sementara jalan-jalan online saja. Semoga pandemi ini segera berakhir biar ku bisa ngajak kalian ke Telaga Kumpe lagi. Hehehe