Aplikasi Let’s Read: Inovasi yang Jadikan Minat Baca Anak Meningkat

oleh Ella Fitria
Let’s Read: Inovasi yang Jadikan Minat Baca Anak Meningkat
Kali ini, aku akan berbagi sekelumit cerita dunia literasi. Aku yakin di luar sana teman-teman sebayaku banyak yang memiliki segudang koleksi buku saat memasuki usia anak-anak, bahkan tidak menutup kemungkinan usia balita pun sudah dikenalkan buku oleh orang tuanya. Beruntunglah jika hal demikian yang teman-teman rasakan. Kondisi ini berbanding terbalik, karena aku tumbuh di keluarga yang jauh dari dunia literasi. Terbukti hingga saat ini aku tidak pernah menemukan koleksi satu buku pun milik mbah, ayah, ibu, bude, pakde, om, atau pun tante. Mereka membaca buku hanya saat mengenyam pendidikan, berpuluh tahun silam. Sebatas itu. Memang, kami tinggal di perbatasan desa antar kabupaten. Untuk membeli buku rasanya merupakan hal yang mustahil di keluarga kami karena harus menempuh perjalanan berpuluh kilo meter ke kota yang terdapat toko buku ternama. Belum lagi, akses jalan yang kurang mumpuni.

Bukan hanya keluargaku yang jauh dari dunia literasi, namun lingkunganku juga demikian. Kami terbiasa hanya akrab dengan buku pelajaran yang diberikan oleh guru sekolah dasar. Boro-boro sekolah kami memiliki perpustakaan, kebagian satu buku paket untuk empat anak rasanya sudah senang bukan kepalang. Jika ada PR yang tidak bisa dikerjakan, mau tidak mau, salah satu diantara kami harus berjalan kaki menuju rumah teman yang membawa buku paket untuk mencari materi. Miris memang, tapi itu kenyataan yang aku alami 12 tahun silam. Majalah Bobo? Majalah Mentari? Jangan tanya. Kami tidak mengenal. Apalagi dihadiahi buku oleh orang tua karena prestasi? Oh, kami juga tidak pernah merasakan. Ahahaha

Mungkin ini salah satu kondisi yang menyebabkan minat baca anak di Indonesia sangat rendah.

Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Baca Anak

Menurut hasil studi “The World’s Most Literate Nations” ternyata Indonesia berada di urutan ke-60 dalam kebiasaan membaca. Sama halnya pada tahun 2016 penelitian yang dilakukan organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan PBB (UNESCO) terhadap 61 negara di dunia menunjukkan kebiasaan membaca di Indonesia sangat rendah. Minat dan kebiasaan membaca di Indonesia tergolong rendah bukan tanpa sebab, berdasarkan Indeks Aktivitas Literasi Membaca (Alibaca) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) salah satu penyebabnya adalah kurangnya akses buku bacaan, terutama di daerah terpencil.
Sebelum membahas bagaimana tips meningkatkan minat baca anak, ada baiknya kita juga mengetahui faktor apa saja yang membuat minat baca anak Indonesia terbilang rendah. Nah berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya minat baca anak, antara lain:

Akses Buku yang Terbatas

Kasus ini sama seperti yang kualami 12 tahun silam. Sulitnya mendapatkan akses buku menjadi salah faktor utama rendahnya minat baca anak. Bahkan, saat ini rasio jumlah buku cerita terhadap anak Indonesia baru mencapai 1:3, artinya 1 buku diakses secara bersama-sama oleh 3 anak. Padahal UNICEF menyarankan setiap anak dapat mengakses sedikitnya tiga buku cerita demi menunjang tumbuh-kembang mereka. Sebetulnya, menurutku minat baca anak Indonesia sangat tinggi, namun karena buku bacaan anak-anak terbatas, maka minat anak-anak untuk membaca terkesan rendah. Mereka hanya bisa menikmati buku-buku pelajaran yang notabene sangat ‘membosankan’ karena berisi materi pelajaran yang  cenderung monoton.

Kualitas dan Kuantitas Buku yang Kurang Menarik 

Poin kedua juga turut menjadi penyebab kurangnya minat baca anak. Kebanyakan buku-buku di perpustakaan hanya menyediakan buku-buku pelajaran saja, meskipun terdapat buku bacaan anak, namun bahasa yang digunakan tergolong ‘kaku’ atau sulit diterima anak-anak. Pun biasanya perpustakaan hanya menyediakan koleksi buku bacaan anak keluaran zaman dulu. Jika seperti ini kondisinya, bagaimana kita bisa menumbuhkan minat baca anak baik di rumah ataupun di sekolah?

Rendahnya Kesadaran Orang Tua

Mungkin ada puluhan juta anak di luar sana yang memiliki nasib sama seperti kami, jauh dari dunia literasi karena berbagai faktor. Salah satu faktornya adalah rendahnya kesadaran orang tua dalam mengenalkan literasi sejak dini. Sebagian orang tua di lingkunganku beranggapan bahwa membeli buku merupakan hal yang sia-sia. Pemborosan. Hal ini dikarenakan kesadaran orang tua terhadap manfaat membaca sangat minim. Meskipun aku mengalami hal serupa, namun aku merasa beruntung karena saat mulai remaja diizinkan mengoleksi berbagai buku bacaan.

Bermain Gadget Tanpa Pengawasan Orang Tua

Jujur, beberapa kali aku menyaksikan orang tua dengan entengnya memberikan gadget kepada anak supaya si anak bisa diam dan anteng. Tetapi pernahkah kita merefleksikan seberapa besar efek yang akan ditimbulkan ketika si anak mulai tumbuh besar? Lagi-lagi kesadaran orang tua harus lebih ditingkatkan. Tidak heran banyak orang tua mengeluhkan kebiasaan anaknya yang bermain gadget hingga lupa waktu. Seperti bermain game, menonton channel youtube, ataupun berselancar di media sosial. Mari flash back, seberapa sering bapak/ibu memberikan gadget kepada anak dengan dalih supaya anak bisa diam dan anteng?

Setitik Usaha Membangkitkan Minat Baca di Sekolah Swasta

Seperti yang sudah ku bahas, sebetulnya ada berbagai faktor yang menyebabkan kurangnya minat baca anak mulai dari minimnya kesadaran orang tua hingga akses buku yang terbatas. Meskipun demikian, peran pemerintah dalam pemerataan fasilitas yang menunjang dunia literasi terus digencarkan. Maka, tidak dipungkiri saat ini perkembangan infrastruktur dan pendidikan sangat berdampak bagi tempat tinggal kami. Akses jalan menuju kota rasanya semakin mudah dijangkau. Beruntung setelah lulus dari sekolah dasar, aku melanjutkan pendidikan di pusat kota. Akses untuk mendapatkan buku terasa semakin mudah, dimulai dengan kagumnya melihat buku-buku yang tertata rapi di rak perpustakaan sekolah hingga seringkali tanpa sadar tenggelam di rak-rak toko buku yang menawarkan ribuan koleksi buku. Pun aku merasa sangat beruntung, ketika beranjak dewasa berada di lingkungan yang “tepat” dimana sejak saat itu aku mulai merasakan bahwa membaca buku merupakan sebuah KEBUTUHAN. Yap! Kebutuhan. Tidak bisa ditawar lagi.
Kebetulan setelah lulus kuliah, aku kembali ke kampung halaman, mengabdikan diri di sekolah swasta. Meski belum berkeluarga dan memiliki anak, bermodalkan teori dan ilmu parenting yang seuprit aku mencoba masuk ke dunia anak-anak, menjadi teman bermain mereka sekaligus menjadi orang tua dan guru untuk mereka. Susah? Pasti. Bahagia? Sangat bahagia. Menurutku, rata-rata minat baca mereka tumbuh di kelas 1, 2, 3, dan 4 sekolah dasar. Untuk menumbuhkan minat baca pada anak memang dibutuhkan trik khusus supaya minimal anak-anak tertarik dengan buku. Guru seolah harus memiliki skillmarketing” didukung dengan fasilitas buku bacaan bersampul menarik dan isi cerita yang ramah anak, supaya anak tertarik untuk melakukan action (membaca). Treatment yang dilakukan untuk tiap tingkat kelas pun berbeda, karena untuk kelas tinggi 4-6 sekolah dasar, anak-anak sudah bisa diajak untuk berpikir abstrak otomatis diperlukan buku bacaan dengan tingkat yang lebih tinggi.

KBM di Sekolah yang selalu Dibudayakan Membaca
Beruntung, di sekolah tempatku mengajar tiap kelas memiliki pojok baca yang nyaman sehingga dapat menarik anak untuk mendekati area pojok baca. Selain itu, di rak buku terdapat berbagai buku bacaan dengan sampul warna-warni sehingga anak tertarik untuk membuka buku tersebut. Selama kurang lebih 3 tahun bersama mereka, aku bisa menarik kesimpulan bahwa sebenarnya minat baca anak-anak sangat tinggi terbukti setiap selesai mengerjakan tugas, mereka sangat antusias menghabiskan waktu di pojok baca untuk membaca buku cerita yang tersedia bahkan beberapa anak telah selesai melahap semua koleksi buku bacaan di pojok baca kelas.
Sama halnya dengan adik perempuanku yang saat ini duduk di kelas 3 SD. Sejak ia lahir, aku dan kedua orang tuaku tidak pernah memaksanya untuk menyukai membaca buku. Aku ingat betul ketika dia masih duduk di bangku kelas 1 sekolah dasar, saat aku sedang membaca novel yang lumayan tebal. Dia bertanya padaku,

“mbak, ngapain baca buku tebal banget?”

Aku hanya tersenyum dan menjawab dengan santai

“baca buku tuh seru banget, lho. Asyik!”

Adik yang Mulai Suka Baca Buku Berkat Stimulus Kakak

Dengan menunjukkan wajah bingung, dia berlalu begitu saja. Saat ia duduk di kelas 2 sekolah dasar, baru terlihat tertarik dengan buku koleksiku. Bahkan hampir tiap hari dia mengambil buku-buku di rakku. Membaca judulnya, membolak-balikan lembaran demi lembaran. Jika menemui lembaran yang bergambar, tangan mungilnya berhenti. Matanya mengamati lalu melontarkan tanya. Tapi ketika ku sodorkan buku bacaan tanpa gambar, dia tidak peduli. Justru beralih membuka buku yang bersampul menarik. Sepertinya dia memang belum suka membaca, hanya sebatas tertarik dengan gambar-gambar yang ada di buku. Lambat laun, tiap kami ke kota dia tidak lagi minta bermain di pusat perbelanjaan. Mulai saat itu, yang diminta hanya satu, ke toko buku. Tanpa sadar, kebiasaanku membaca buku ternyata diam-diam diikutinya. Alhamdulillah.

Tips Menumbuhkan Minat Baca Anak

Sepengalamanku dalam menumbuhkan minat baca anak sebetulnya tidaklah sulit. Kita hanya butuh masuk ke dunia mereka untuk menjadi teman yang asyik dan menyenangkan supaya dapat “mengajak” anak dengan mudah bahwa kegiatan membaca adalah sebuah kebutuhan. Apalagi di era digital seperti sekarang, orang tua diharuskan memiliki inovasi dan ‘ramuan’ yang tepat supaya anak tertarik untuk membaca, karena dengan menumbuhkan minat baca pada anak diharapkan kebiasaan membaca akan terus dilakukan. Nah berikut ini adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menumbuhkan minat baca anak.

Gali Potensi Anak

Hal pertama yang harus dilakukan supaya anak tertarik membaca buku adalah menggali potensi yang dimilikinya. Untuk menggali potensi yang dimiliki oleh seorang anak, orang tua ataupun guru bisa mengamati kebiasaan yang ia lakukan. Atau bisa juga dengan mendengarkan cerita dan pertanyaan si anak setiap harinya, biasanya minat anak akan terlihat dari apa yang sering ia ceritakan dan tanyakan. Orang tua dapat menanyakan kepada anak, kira-kira buku apa yang sedang ingin dibaca, dengan begitu biasanya anak akan lebih bersemangat untuk membaca buku.

Sediakan Buku Bacaan yang Sesuai Minat Anak

Setelah mengetahui minat anak, langkah selanjutnya adalah menyediakan buku bacaan yang berkualitas. Misalkan seorang anak sering bertanya atau bercerita mengenai benda-benda langit luar angkasa maka sebisa mungkin kita sediakan buku bacaan seputar benda-benda langit dan cerita luar angkasa. Simpelnya, buat si anak merasa senang dengan buku yang dibacanya. Jangan lupa, memilih buku bacaan yang mudah dipahami oleh anak dengan tambahan ilustrasi untuk membantu merangsang kemampuan berpikirnya. Selain itu, anak cenderung akan tertarik dengan buku berwarna-warni dan teks bacaan yang tidak terlalu panjang. Menurutku bacaan dengan teks panjang bisa diterapkan untuk kelas tinggi, kelas 4-6 SD.

Rutin Bacakan Cerita Kepada Anak

Tips ini bisa dilakukan saat anak belum mengenal huruf atau belum lancar dalam membaca. Orang tua berperan menghidupkan tokoh dalam cerita supaya karakter tokoh makin kuat sehingga dengan mudah anak dapat menangkap cerita yang disampaikan. Membacakan cerita kepada anak tidak memerlukan keahlian khusus, kok. Bermain intonasi dan melakukan pendekatan kepada anak menjadi kunci utama dalam bercerita.

Menjadi Contoh untuk Anak

Seorang anak memang peniru ulung, apapun yang ia lihat, dengar, dan amati sangat mudah ditiru. Untuk itu, orang tua atau guru sudah sepatutnya memberikan contoh untuk membangun minat baca anak. Seperti adik perempuanku yang tanpa sengaja sering melihatku membaca buku. Lambat laun apa yang ia lihat akan membekas di pikiran dan ada dorongan untuk melakukan hal yang sama.

Diskusikan Hasil Bacaan Anak

Peran orang tua dalam menumbuhkan minat baca anak sangat diperlukan. Dukungan orang tua bukan sebatas materi saja, namun menurutku dukungan orang tua juga meliputi komunikasi terhadap buku bacaan anak. Semisal dengan menanyakan isi cerita dari buku yang telah dibaca, atau memancingnya untuk menceritakan kembali apa yang telah ia baca. Cara ini juga dapat meningkatkan daya imajinasi anak, melatih kemampuan bercerita kepada orang lain, berpikir kritis, dan bersosialisasi. Selain itu, anak akan merasa dihargai ketika orang tua atau guru menanyakan tentang buku yang ia baca.

Manfaatkan Buku Digital

Pemanfaatan Gadget Sebagai Sarana Membaca Ebook

Salah satu alat yang bisa dimanfaatkan oleh orang tua atau guru untuk menumbuhkan minat baca anak adalah memanfaatkan gadget sebagai sarana membaca buku digital (ebook). Beberapa anak terkadang lebih menyukai bermain gadget ketimbang membaca buku fisik. Dari sini kreativitas dan kemampuan orang tua memang harus selalu diupgrade supaya menemukan ‘ramuan’ yang tepat dalam menumbuhkan minat baca anak. Selain itu, dengan memanfaatkan gadget dapat meminimalisir keterbatasan akses buku. Apalagi di masa pandemi ini kita dituntut untuk di rumah saja, sedangkan buku bacaan anak hanya tersisa itu-itu saja. Namun, kita tetap bisa mendapatkan ratusan cerita bergambar secara gratis dengan tetap di rumah aja, lho. Dengan bantuan aplikasi Let’s Read yang bisa diunduh di playstore secara gratis di link berikut https://bit.ly/downloadLR

Membaca Menyenangkan dengan Aplikasi Let’s Read

Aplikasi Let’s Read bisa dikatakan sebuah perpustakaan digital yang menyuguhkan bacaan bergambar dengan fokus seni, budaya dan pendidikan. Let’s Read diprakarsai oleh Books for Asia, yakni program literasi yang telah berlangsung sejak 1954. Program tersebut menerima U.S. Library of Congress Literacy Awards atas inovasi dalam promosi literasi pada bulan Desember tahun 2017. Melalui konsep digitalisasi #ceritabergambar, pengembangan buku cerita rakyat dengan kearifan lokal, serta penerjemah buku cerita anak berkualitas terbitan dalam dan luar negeri ke dalam bahasa nasional dan bahasa ibu diharapkan dapat meningkatkan minat baca pada anak. Let’s Read mengusung misi membudayakan kebiasaan membaca pada anak Indonesia sejak dini.

Ratusan cerita bergambar gratis merupakan inovasi persembahan komunitas literasi, penerbit, dan @theasiafundation yang dapat menarik minat anak dalam membaca. Mengunduh aplikasi Let’s Read rasanya seperti mendapatkan harta karun. Saking spechlessnya, aku langsung mengirimkan link download aplikasi ini ke adikku yang masih duduk di kelas 3 sekolah dasar dan mengirimkan link download ke grup wali murid sekolah. Tanggapan mereka sangat antusias, bahkan saat ku share link download di facebook beberapa orang berkomentar sangat antusias dengan menyisipkan screen shoot bukti download. Memang hal sepele, tapi aku merasa senang bisa membantu mereka yang membutuhkan informasi buku digital bacaan anak-anak.

Selain itu, aplikasi ini sangat membantu dalam menumbuhkan minat anak dalam membaca yang dilengkapi dengan berbagai fitur, yakni:

Gratis Baca Ratusan Cerita Bergambar Pilihan

Cukup dengan satu aplikasi Let’s Read, kita bisa menikmati ratusan cerita bergambar pilihan secara gratis yang dapat membuat anak semakin tertarik untuk mencintai dunia literasi. Cerita bergambar ini terdiri dari ratusan judul yang bisa diakses secara cuma-cuma.

Dapat Dibaca Tanpa Koneksi Internet

Fitur ini menjadi salah satu fitur unggulan karena ratusan cerita bergambar dapat dibaca tanpa koneksi internet, asalkan sudah didownload terlebih dahulu, ya. Untuk mendownloadnya juga gratis, hanya menggunakan kuota data saja. Kemarin adikku langsung mendownload beberapa cerita, supaya tetap bisa membaca saat kuota datanya habis.

Membaca Lebih Seru dengan Gambar dan Teks yang Dapat Diperbesar

Pengaturan Ukuran Teks dan Gambar yang Dapat Diperbesar

Memang ya, fitur Let’s Read benar-benar menyesuaikan dengan kebutuhan anak-anak. Fitur ini membuat anak semakin tertarik untuk membaca karena gambar dan teks bacaan dapat diperbesar sesuai keinginan anak. Cara untuk memperbesar gambar dan teks pada aplikasi Let’s Read adalah: 

  • Pilih cerita terlebih dahulu
  • Klik baca
  • Klik icon A di pojok kanan atas
  • Silakan atur ukuran teks dan gaya teks sesuai dengan kemauan anak 
  • Klik OKE

Belajar Bahasa Inggris dengan Fitur Multibahasa

Jujur, saat adikku menggunakan aplikasi Let’s Read, ia sangat senang karena dilengkapi dengan fitur multibahasa. Apalagi saat menemukan cerita berbahasa Inggris. Maklumlah, kami tinggal di desa dengan akses buku bahasa yang minim. Rata-rata di sekolah kami hanya menyediakan buku berbahasa Indonesia, meskipun ada buku berbahasa Inggris jumlahnya sangat terbatas. Makanya saat adikku mengetahui fitur multibahasa ini girangnya kebangetan.

“Akhirnya bisa membaca cerita bahasa Inggris tanpa berebut dengan temannya.” katanya sambil memilih cerita berbahasa Inggris.

Cari Ratusan Judul Berdasarkan Tingkat Kesulitan, Bahasa, dan Topik

Fitur Let’s Read rupanya sangat disesuaikan dengan kebutuhan orang tua dan anak. Kolom search bisa kita sesuaikan dengan pilihan bahasa, level tingkat kesulitan, dan label/topik bacaan. Bahasa yang digunakan di aplikasi ini sekitar 44 bahasa, terdapat beberapa bahasa daerah seperti Bahasa Sunda hingga Bahasa Jawa. Lengkap sekali bukan? Sementara itu, ada juga filter pilihan level kesulitan mulai dari buku pertamaku, tingkat 1-5. Dan ada juga filter label/topik yang bisa kita pilih, terdapat 18 topik pilihan seperti bacaan science, animals, nature, non-fiction, critical thinking, art and music, problem solving, dll. Kita bebas memilih dan menyesuaikan dengan potensi anak.

Filter Ebook Lets Read

Mari Menjadi Bagian dalam Menumbuhkan Minat Baca Anak

Untuk menjadi bagian dalam menumbuhkan minat baca anak bisa dimulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Mengubah mindset atau cara pandang terhadap manfaat membaca buku sangatlah krusial, memang manfaat membaca buku tidak bisa langsung kita rasakan, tidak seperti ketika sedang lapar, lalu makan, maka perut terasa kenyang. Manfaat membaca buku akan dirasakan dalam jangka panjang, seperti: dapat melatih kemampuan berpikir, meningkatkan pengetahuan dan wawasan, menambah perbendaharaan kosa kata, mengasah empati seseorang, dll. Apalagi kemudahan di zaman serba digital ini tanpa ilmu pengetahuan, kita akan tertinggal dengan yang lain. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh dari mana saja termasuk dengan membaca.

Menumbuhkan minat baca pada anak bukan hanya kewajiban orang tua semata, namun merupakan kewajiban semua orang mulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, hingga lingkungan masyarakat. Sekarang, tidak ada alasan untuk abai dengan masa depan anak-anak. Semoga dengan adanya persembahan ratusan cerita bergambar gratis dari Let’s Read dapat meningkatkan minat baca pada anak sehingga di masa depan tercipta generasi yang berkualitas.

Begitu pengalamanku dalam menumbuhkan minat baca anak, barangkali teman-teman punya tips tambahan boleh share di kolam komentar, ya!

Sumber bacaan:
https://reader.letsreadasia.org/

Ella Fitria

You may also like

0 0 vote
Rating Artikel
Subscribe
Notifikasi
guest
67 Komentar
Feedback Sebaris
Lihat semua komentar
Ella Fitria
23 Juni 2020 00:04

sebenernya q nggak kasih treatment apa2 sm adek mbak, cm dia sering liat q baca buku aja. wkwkwk
eh malah dia jd ikutan ketagihan membaca, iya nih app let's read berguna bgt buat mengalihkan anak2 dr game, bisa diakses tanpa internet mbak asal udh download dlu bacaannya 🙂

Ella Fitria
23 Juni 2020 00:06

Terima kasih mbak Mia 🙂
semoga anak2 kita, makin semangat membaca ya 🙂 (anak2 kita). ekkekek

Ella Fitria
23 Juni 2020 00:07

padahal yg ngomong gitu nggak tau nikamtnya baca buku ya mbak, hhh
aammin, doaku sama mbak. semoga makin banyak anak2 di luar sana yg bisa dpt akses buku dan terbiasa melakukan kegiatan membaca 😀

Ella Fitria
23 Juni 2020 00:09

iya mbak Lely, solusi ortu buat mengenalkan bacaan sedini mungkin ke anak yaa. hhh
memang sih yg gratis2 bikin bahagia bgt, ahahaha

Ella Fitria
23 Juni 2020 00:18

barusan ku cek memang blm ada buat IOS mbak, semoga kedepannya Let's Read bisa hadir buat pengguna IOS ya biar makin banyak membantu anak2 dalam menumbuhkan minat baca 😀

Ella Fitria
23 Juni 2020 00:19

iya mbak Yeti, membantu bgt buatku. Apalagi toko buku ditempatku jauh sekali. harus menempuh perjalanan sekitar 1,5 jam. kl mau beli online kadang adekku nggak suka, maunya yg liat langsung ke toko buku. huhu

Ella Fitria
23 Juni 2020 00:21

nah sama kaya adekku mbak, awalnya gt. kwkwk
tinggal diarahin ke buku bacaan anak2 yg banyak ilustrasinya mbak kaya app let's read ini mbak.. Iya bisa buat bahan dongeng ini 😀

Ella Fitria
23 Juni 2020 00:24

iya mbak Lia, intinya dimulai dari diri sendiri dulu. Ya gmn bisa menyebarkan semangat membaca kl kesadaran ortu aja masih rendah dalam hal membaca kan , hhh

Ella Fitria
23 Juni 2020 00:27

iya kaaak, minat baca anak2 terkesan rendah karena memang kurangnya akses bacaan anak2 uhuhhu
semoga banyak ortu yang sadar pentingnya menumbuhkan minat baca anak, hhh

morishige
24 Juni 2020 10:12

Kayaknya dulu yang membentuk minat belajar saya itu bapak, Mbak Ella. Setiap hari Minggu saya ikut ke pasar untuk beli koran Minggu. Pulangnya, saya dibacakan dongeng-dongeng yang ada di sana. Yang paling saya inget sih cerita kancil. Terus dibacakan tiap Minggu sampai saya bisa baca sendiri. 😀

Tapi sekarang mungkin sudah lewat zaman begitu. Digital semua sekarang. Kayaknya Let's Read juga bisa dipakai para orangtua untuk menceritakan dongeng ke anak.

Sama satu lagi, sih. Kayaknya kalau mindset soal komik (yang bukan cerita dewasa, tentunya) di kalangan orangtua berubah, nggak dianggap sebagai sesuatu yang negatif, membaca komik juga bisa jadi jalan bagi anak untuk memupuk minta baca. Lama-lama mereka pasti bosan dan pengen baca buku yang lebih tebal. Dari komik, buku-buku remaja, terus ke karya sastra yang lebih serius.

Ella Fitria
25 Juni 2020 14:10

wah salam hormat untuk Bapaknya ya, Mas..
iya bener, sekarang anak2 lebih tertarik dg gadget karena selain akses buku bacaan yg sulit didapatkan, mereka lebih suka main game. hhh
sepakat lg mas, tp kl di tempat tinggalku malah jarang bgt ortu yg peduli sm komik, boro2 mereka menganggap komik sesuatu hal negatif, mungkin byk juga mereka yg blm pernah liat wujud komik. saking memang kami jauh bgt dr dunia literasi, hhh

abasozora
28 Juni 2020 08:21

baca terus baca terus, dari kecil sampe tuwek kok yo baca terus hehehe, tapi memang membaca ki mendapatkan banyak referensi ya tant

Ella Fitria
28 Juni 2020 23:30

wah sungkem ke mbak Astria nih, rajin banget ke perpus ternyata ya.. hhh
iya bener mbak, banyak bahasa yg tersedia di app let's read, ilustrasinya juga lucu2, apalagi bisa dibaca tanpa akses internet asalkan udah download bacaannya dulu 🙂

Ella Fitria
28 Juni 2020 23:31

wowowo anda luar biasa berarti, udah baca dari kecil samapi tuwek, wkwkw
semoga makin banyak ortu di luar sana yg sadar dan paham manfaat membiasakan anak2 untuk membaca yaa 🙂

Halamansekolah.com
29 Juni 2020 01:55

Memang menyenangkan baca pakai let's read ya kak. Baru-baru ceritanya, gambarnya juga

Ella Fitria
4 Juli 2020 05:22

iya mbak, adekku seneng bgt tiap hari pasti selesai baca 3 cerita di app let's read, hhh

dear anies
9 Juli 2020 04:54

bagus ada apps sebegini sebab dapat menggalakkan anak-anak membaca. tapi secara peribadi saya prefer buku fizikal… sebab ia terasa 'lebih dekat' dengan pembaca…

Ella Fitria
14 Juli 2020 22:22

Iya mbak Anies. Tp kl kami yg tinggal di desa dan finansial pas2ab rasanya agak susah untuk mewujudkan buku fizikal yaa.. Let's Read ini bisa jd solusi supaya tetap bisa membaca tanpa harus membeli buku

Mis Juli
22 Agustus 2020 22:23

Doanya doakan aku punya momongan lagi biar literasi dan aplikasi ini berlanjut penerusnya ya mbak … Ngiler …

Unknown
9 Oktober 2021 08:42

bertanya dong, soal minat baca untuk anak2 di sekolah dasar khususnya kelas 1, tahapan ini, apakah yg dimaksut membaca itu bisa sampai memahmi makna setiap katanya, atau hanya sekedar bisa membaca, lalu minat baca yang diaksut itu minat yang seperti apa?