Perjalanan menuju Pekalongan |
Kami melangkahkan kaki begitu cepat saat kereta yang akan kami tumpangi bersiap meninggalkan stasiun keberangkatan. Alhamdulillah, kami bisa duduk dengan tenang sebelum kereta api melaju pelan. Siang itu aku bersama BB Idah dan BB Rois hendak menuju kota Pekalongan, bukan untuk menghadiri event, pun bukan untuk menyelesaikan urusan yang urgent. Pokoknya ibarat nggak ada hujan nggak ada angin tiba-tiba banjir, eh maksudnya tiba-tiba kami ingin meng-explore kota Pekalongan. Sebetulnya rencana awal kami ingin meng-explore kota Cirebon, namun sayangnya kami hanya memiliki waktu dua malam, sudah pasti kurang puas untuk meng-explore kota Cirebon dong ya? Maklumlah karena kami kudubolos kerja dulu. Hhh
Perjalanan ke Hutan Mangrove Pekalongan
‘mau ke hutan mangrove? Saya nggak bisa mengantar sampai ke hutan mangrove, mbak! Kan di sana lagi banjir rob. Mobil nggak bisa lewat sana, terpaksa nanti tak turunkan di pinggir jalan, ya!’ sahutnya ketus.
‘mbak, maaf ya karena jalur ke Hutan Mangrove sedang terjadi banjir rob, nanti bakal saya antar menyesuaikan kondisi di sana ya? Atau mbaknya bisa ganti destinasi dengan bersantai di Pantai Sari Pekalongan, karena banjir robnya di rute Pantai Sari-nya.’
Tiba di Pantai Sari Pekalongan
Pantai Sari Pekalongan |
Menikmati Senja Pantai Sari Pekalongan
Sunset Pantai Sari Pekalongan |
Sesekali aku berdiri, berpindah posisi untuk mengambil gambar senja di Pantai Sari kemudian kembali duduk sembari menikmati setusuk bakso bakar. Hal yang nggak pernah kulewatkan saat menikmati senja adalah ritual merapal doa. Buatku, melambungkan harapan di waktu senja adalah sebuah keromantisan aku dengan-Nya.
Sunset Pantai Sari Pekalongan |
Ih ogah mbak kl ktmu driver itu lg. Wkwkwk
Emg ya surga bgt kl punya rumah yg deket pantai, apalah aku cah nggunung mbak 🙁
Iya syahdu tralalal trilili pokoknya 😀
Nyunset sm makan bakso bakar lebih nikmat rasanya. ahaha
Iya mbak kl main ke Pkl kudu bgt cari info dlu, takutnya lg rob kan 🙁
Mungkin ada fasilitas toilet di rumah2 warga deh mbak. Cm memang nggak ada fasilitas khusus pengelola pantai ini
Iya mbak Me.. Sudah terbayar dg sunset dan ktmu mbak Me malam harinya 🙂
Siaaap, pengen mantai di Cirebon uhuy
Sepakat mang, akupun malah lebih seneng nyunset ketimbang ke hutan mangrovenya. Wkwkwk
Kl aku blm lega bepergian mbak. Apalagi yg agak jauh mesti naik kereta, nanti2 dlu deh nunggu kondisi bener2 aman. Iya emg sunset semenarik itu mbak Santuy. Hihi
Auto kasih bintang satu memang 😀
Waah mbak Sera ajakin aku kepantaiii dong. Uhuk
Aku kl pgn ke pantai terdekat mesti ngabisin waktu 2 jam di perjalanan 🙁
Iya nggak ada kata yg bisa menggantikkan pokoknya. Eh
Luar biasa nih, dibelai2n hanya buat liat sunset di kota lain.
Btw sunset emg bikin hati syahdu ya
~Bang Day
belum pernah ke pekalongan. semoga nanti ada kesempatan dan rezeki buat kesana ya
pemandangan sunset selalu jadi favorit saat kita mau menenangkan pikiran..
Astaga itu perfect sekaleh pemandangannya pemirsaaahh.. :v
ahahha iya bang, karena sking doyannya mbolang
aammin, kudoakan ya semoga setelah pandemi bisa main ke Pekalongan
sepakat bgt, adem, syahdu, duhlah kan kenapa ini jd kangen nyunset huhu
iyaaa nih, sayang nggak sama dia. eh
saos bakso bakar le ngecrotna jan metutuk bgt hahahaha suka pedes mesti
saya bimbang kalau berada di sana, saya tak nak balik rumah hahahahaha
Kenapa gak mancing aja mbak mumpung di sana? Mancing keributan dengan warga sekitar maksudnya, wkwkwkwkwk
INI MAH OM RIZA YANG MANCING KERIBUTAN TEROOOS