Cintai Hutan demi Masa Depan yang Lebih Cemerlang |
Apa sih yang ada di benak kalian ketika mendengar kata hutan? Menyeramkan kah? Berbahaya kah? Atau justru menyenangkan? Bagi kami yang tinggal di salah satu kecamatan perbatasan antar kota nggak asing lagi ketika mendengar kata hutan. Berbeda dengan kalian yang tinggal di pusat kota ya? Begitu mendengar kata hutan mungkin yang terlintas di benak kalian hutan itu menyeramkan, membahayakan, banyak hantu, banyak hewan, kotor, gelap, dll. Tapi itu semua nggak berlaku bagi kami yang sedari kecil sudah sangat akrab dengan alam, pepohonan, tebing tanah yang menjulang tinggi, serta berbagai hewan yang ada di sekitar kami. Kami tumbuh di pedesaan yang lebih banyak lahan perkebunan daripada rumah warga, di sebuah desa kecil, di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
Dulu, saat teman kuliahku berkunjung ke rumah, nggak ketinggalan komentar “Ini rumah di tengah hutan? Atau hutan di tengah rumahmu, La?” Sakit hati? Nggak dong! Malah teman-teman yang terbiasa hidup di kota beberapa kali sengaja main ke rumahku untuk menginap dan refreshing sejenak dari hiruk pikuk perkotaan, dari kemacetan jalanan, dan dari polusi kendaraan. Meski tinggal di desa yang kanan kiri, depan belakang rumahku adalah pepohonan, tapi aku nggak pernah bosan untuk mengunjungi destinasi wisata alam, apalagi main ke hutan pinus dan hutan mangrove di daerah lain.
Yuk Mengenal Hutan Indonesia
Ngomongin soal hutan, kalian tahu nggak sih hutan itu memiliki beberapa model. Hayo siapa yang baru tahu kalau Hutan Indonesia memiliki role model perhutanan? Ahahaha, kalau belum tahu, yuk kita bahas beberapa role model perhutanan supaya kita bisa paham dan berkontribusi untuk menyayangi hutan seperti kita menyayangi diri sendiri.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan Indonesia No. 14/2004, “hutan didefinisikan sebagai suatu area/ lahan yang membentang lebih dari 0,25 hektar, dengan pepohonan yang tingginya lebih dari 5 meter pada waktu dewasa dan tutupan kanopi lebih dari 30%, atau pepohonan dapat mencapai ambang batas ini di lapangan.” (Departemen Kehutanan, 2004).
Sedangkan, dalam Undang-Undang No. 41/1999 tentang Kehutanan, mendefinisikan hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya saling berhubungan.
Nah sebetulnya jenis hutan Indonesia sangat banyak, namun kali ini aku akan membahas beberapa role model perhutanan sosialnya saja, diantaranya:
Role Model Perhutanan Sosial |
Hutan Adat. Yap! Pernah mendengar hutan adat? Pasti pernah dong meskipun hanya mendengar atau melihat di layar televisi. Hutan Adat merupakan hutan yang berlokasi di wilayah masyarakat hukum adat. Di Indonesia, terdapat sekitar 9 Hutan Adat yang sudah diresmikan oleh KLKH (Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan) seperti, hutan Adat Ammatoa Kajang di Sulawesi Selatan, Hutan Adat Marga Serampas di Jambi, Hutan Adat Wana Posangke di Sulawesi Tengah, dll.
Hutan Desa. Hutan ini dikelola oleh lembaga desa dengan tujuan untuk mensejahterakan suatu desa seperti yang ada di desa Bentang Pesisir Padang Tikar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat.
Hutan Kemasyarakatan. Hutan Kemasyarakatan merupakan hutan negara yang pengelolaannya dilakukan oleh masyarakat dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar agar tercipta kesejahteraan. Tahun 2015, aku pernah main ke Kalibiru Yogyakarta yang ternyata Kalibiru ini merupakan salah satu hutan Kemasyarakatan di Indonesia.
Hutan Konservasi. Biasanya hutan Konservasi ini dijadikan destinasi wisata yang menyuguhkan keindahan alam luar biasa lho, kawasan Hutan Konservasi memiliki ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya.
Hutan Lindung. Dulu zaman masih duduk di bangku sekolah dasar, aku masih ingat betul ketika ibu guru menjelaskan apa itu Hutan Lindung. Hutan Lindung merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mencegah intrusi air laut, mengendalikan erosi, dan memelihara kesuburan tanah, seperti yang terdapat di Rinjani Barat, Nusa Tenggara Barat.
Hutan Produksi. Namanya juga Hutan Produksi sudah pasti hutan ini mempunyai fungsi pokok memproduksi hasil hutan seperti benih tanaman, gula aren, karet, madu, pupuk organik, dll. Nah salah satu contohnya adalah hutan Produksi Kendilo di Kalimantan Timur.
Sudah tahu jenis hutan dan fungsinya kan? Kira-kira di tempat kalian ada salah satu hutan di atas nggak nih?
Hutan Lebih dari Sekadar Pepohonan
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mengalokasikan 63% atau seluas 120,6 juta hektar daratannya sebagai Kawasan Hutan, sedangkan sisanya sekitar 37% merupakan Areal Penggunaan Lain (APL). Suka sedih nggak sih kalau mendengar orang yang beranggapan, “Indonesia itu miskin, nggak seperti negara luar yang kaya, maju, dan lain-lain.” Hei, Indonesia tuh negara kaya raya, tinggal bagaimana kita bisa mengolah dan memanfaatkan kekayaannya tanpa merusak ekosistem yang ada dengan cara hidup berdampingan dengan alam.
Bagaimana nggak kaya raya coba? Bayangkan Indonesia dengan iklim tropis terdiri atas lebih dari 17.000 pulau yang terletak di antara dua benua dan dua samudera. Makanya nggak heran kalau Indonesia memiliki tingkat keanekaragaman hayati dan endemisitas yang sangat tinggi, serta memiliki tingkat keanekaragaman hayati lebih tinggi dari negara lain di dunia, kecuali Brazil dan Kolombia.
Hutan Lebih dari Sekadar Pepohonan |
Meski hanya menyaksikan lewat televisi atau media sosial mengenai spesies fauna dan satwa liar yang sangat terkenal di berbagai daerah Indonesia, rasa takjub selalu membuncah di dalam dada. Berdasarkan data dari Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) 2015-2020 (BAPPENAS, 2016) Indonesia memiliki 1.605 jenis burung, 723 jenis reptil, 385 jenis amphibi, 720 jenis mamalia, 1.248 jenis ikan air tawar, 197.964 jenis invertebrata, 5.137 jenis arthropoda termasuk jenis-jenis arachnida, serta 181.847 jenis serangga termasuk 30.000 diantaranya dari ordo hymenoptera/ tawon, lebah dan semut. Berbagai keanekaragaman fauna Indonesia bahkan sudah banyak dikenal secara global. Bagaimana nggak kaya raya coba?
Belum lagi hutan Indonesia bukan hanya dihuni oleh spesies fauna dan satwa liar, di hutan Indonesia juga terdapat 91.251 jenis tumbuhan berspora, 120 jenis gymnospermae, serta sekitar 30.000-40.000 jenis tumbuhan berbunga/ angiospermae. Dari sini kita tahu kalau hutan bukan hanya sekedar pepohonan. Tapi hutan juga merupakan tempat beragam flora dan fauna yang saling membentuk ekosistem yang bermanfaat bagi bumi.
Berdampingan dengan Alam Membuat Hidup Terasa Nyaman
Sungguh, aku sangat bersyukur Tuhan memberiku kesempatan untuk hidup di sebuah desa yang kaya akan budaya serta hasil alam yang melimpah. Bukan alarm handphone ataupun jam waker mahal yang membangunkan kami setiap pagi, namun suara kokok ayam yang saling bersahutan, suara cuitan burung yang berterbangan, serta derit pohon yang diterpa angin.
Setiap pagi, kesejukan dan kabut tipis siap menerpa siapa saja yang mulai beraktivitas di luar rumah. Kenyamanan tinggal di desa memang bukan hanya isapan jempol, maklumlah anak desa yang dulu pernah tinggal selama 6 bulan di kawasan Industri Jababeka Bekasi langsung dirawat di Rumah Sakit karena penyakit sinusitis. Padahal aku hanya beraktivitas dari kost – kampus saja, namun ternyata tubuhku nggak bisa beradaptasi dengan polusi udara dan hawa yang cukup panas di sana.
Pagi, siang, malam, hampir 24 jam selalu menghidupkan AC, bahkan sering tiduran di lantai tanpa alas saking kepanasan. Ya gimana dong, anak desa ini terbiasa dengan suhu 23 derajat bahkan kalau musim dingin sekitar 16 derajat. Nah, mulai saat itu aku percaya dan meyakini bahwa tinggal di desa yang dikelilingi hamparan alam memang anugerah yang tak ternilai harganya. Apalagi masyarakat adat yang tinggal di dalam hutan, mereka bisa merasakan kedamaian dan ketenangan hidup yang belum tentu kita rasakan.
Nah, sebetulnya di hutan itu ada apa saja sih? Sepenting apa hutan bagi kehidupan? Kenapa orang-orang selalu menyuarakan untuk menjaga hutan? Buatku, hutan adalah napas kehidupan bagi setiap insan, tanpa adanya hutan kehidupan nggak akan seimbang. Kita adalah bagian dari hutan, pun sebaliknya. Maka ketika kita menjaga hutan, hutan akan menjamin kehidupan kita di masa depan. Nggak ada alasan lagi untuk nggak menjaga hutan, nggak ada alasan lagi untuk acuh dan nggak peduli dengan alam, karena tanpa hutan dan alam, kita nggak akan bisa hidup seimbang.
Alasan Mengapa Hutan Penting Bagi Kehidupan
Nah berikut ini ada beberapa alasan mengapa kita wajib menjaga dan melindungi hutan, yuk disimak:
Alasan Mengapa Hutan Penting Bagi Kehidupan |
Hutan Sumber Bahan Baku Makanan
Aku masih ingat betul ketika duduk di bangku Sekolah Dasar, tiap pulang sekolah bersama teman-teman selalu menuju kebun untuk membantu kakek membawa hasil pangan seperti; pisang, singkong, dan juga rempah-rempah sebagai bahan masakan ibu di rumah. Nggak hanya buah dan rempah, dari kebun juga menghasilkan kopi dan sayuran. Hal yang sangat kami tunggu ketika berada di kebun adalah saat kakek mengambil kelapa muda, sorak ramai sontak keluar dari mulut kami memberi semangat ketika kakek siap menaiki pohon kelapa. Btw, kebun kami jaraknya lumayan jauh dari area pemukiman, bukan kebun yang ada di samping rumah atau belakang rumah. Ah ya, baru bahas kebun saja banyak sekali sumber bahan baku makanan yang bisa kita nikmati kan? Apalagi kalau bahas hutan? Terlebih Hutan Adat yang terdapat masyarakat adat di dalam sana. Aku sepakat ketika masyarakat yang tinggal di hutan menganalogikan hutan layaknya lemari es yang menyimpan semua bahan makanan, namun mereka mengambil bahan makanan secukupnya karena mereka tahu batasan dan tanggung jawab terhadap hutan yan