Ilustrasi UMKM Memberdayakan Petani Singkong |
Berkali-kali aku mengutarakan bahwa tinggal di sebuah desa yang jaraknya berpuluh kilometer dari pusat kota nggak akan membuat orang berhenti berkarya. Sama seperti Mas Riza dan Mbak Tami yang menyelamatkan nasib petani singkong di Kabupaten Banjarnegara. Bermula saat Mas Riza menjadi relawan bencana alam tanah longsor di salah satu desa di Kabupaten Banjarnegara, kebetulan ada petani singkong yang mengeluhkan harga singkong sembari meneteskan air mata. Hamparan lahan kebun yang ditanami singkong terpaksa dibiarkan begitu saja karena harga singkong hanya Rp. 200/kg. Kalaupun tetap dipanen, nggak akan cukup untuk membayar ongkos panen. Boro-boro ongkos panen, balik modal saja tidak.
Tepung Mocaf Lahir dari Penggerak Petani Singkong di Banjarnegara
Ya, Kabupaten Banjarnegara memang memiliki bentangan kebun yang begitu luas, berbagai tanaman dapat tumbuh di tanah kami. Sayangnya nggak semua hasil alam yang didapatkan mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari, apalagi jika perkebunan hanya ditanami oleh umbi-umbian seperti singkong. Menurut data BPS 2018, Indonesia merupakan penghasil singkong terbesar setelah negara Brazil, namun pendapatan petani singkong masih jauh di bawah rata-rata. Miris memang, karena Indonesia juga merupakan pengimpor terigu terbesar.
Mas Riza dan Istri sebagai Owner Rumah Mocaf |
Mas Riza pun mencoba berkonsultasi dengan para teknologi pangan, pakar singkong, dan dengan praktisi serta akademisi. Setelah mendapat berbagai masukan dan dukungan, akhirnya Mas Riza mengolah singkong menjadi Tepung Mocaf (Modified Cassava Flour) dengan branding Rumah Mocaf. Saat ini tercatat sekitar 95 hektar lahan yang ditanami singkong serta sebanyak 451 warga sudah tergabung dalam Rumah Mocaf. Selain itu, Rumah Mocaf juga membuka pelatihan pembuatan tepung mocaf di Kabupaten Banyumas. Harga singkong yang dulunya hanya Rp. 200/kg, kini setelah adanya Rumah Mocaf harga singkong mencapai Rp.1.500/kg.
UMKM sebagai Penggerak di Sektor Ekonomi
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah unit usaha produktif yang mandiri serta berdiri sendiri yang dijalankan oleh perorangan atau badan usaha di semua sektor ekonomi. Barangkali kita bisa flashback untuk mengingat kembali kekuatan sektor UMKM saat terjadinya krisis ekonomi di Indonesia pada tahun 1997-1998-an.
Klasifikasi UMKM Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2008 |
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 1997-1998 menunjukkan bahwa sektor UMKM mampu bertahan terhadap krisis ekonomi Indonesia, terbukti tahun 1997 penyerapan tertinggi tenaga kerja oleh pengusaha kecil mencapai 57,40 juta jiwa (87,62%), lalu meningkat pada tahun 1998 yang mencapai 57,34 juta jiwa (88,66%). Selain itu, meski krisis moneter terjadi dengan inflasi 88%, defisit 13% dan cadangan devisa kurang lebih USD 17 miliar, namun sektor UMKM tetap berjalan dengan baik.
UMKM Rumah Mocaf yang Memberdayakan Masyarakat Setempat |
Sama halnya dengan Rumah Mocaf ini, selain mengangkat nilai jual singkong yang selama ini dipandang sebelah mata, adanya Rumah Mocaf juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Dengan mengusung konsep sociopreneur, Rumah Mocaf membagi 3 klaster yang nggak bisa terpisahkan antara satu sama lain, yakni:
- Petani singkong yang dibekali dengan literasi finansial (supaya memahami cost & income),
- Ibu-ibu rumah tangga yang diberdayakan sebagai pengrajin mocaf (membuat produk turunan dari tepung mocaf),
- Serta anak-anak muda yang mendampingi proses di Rumah Mocaf (packaging, quality control, marketing, dll).
UMKM Berdikari |
UMKM Berdikari (Berdiri di Kaki Sendiri) memang memanfaatkan kekayaan sumber daya alam tanpa merusak keseimbangan dan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta menjadi sumber pendapatan nasional.
Wujud Optimisme Indonesia semakin Maju dengan Lahirnya UMKM Berdikari
Seperti yang sudah aku bahas di atas bahwa UMKM sangat berperan di berbagai sektor, salah satunya adalah sektor ekonomi. Meski saat ini kita sedang digempur oleh pandemi Covid-19 yang berdampak di berbagai sektor, namun kita masih tetap bisa optimis sejalan dengan tumbuhnya UMKM baru yang bermunculan. Nah berikut ini kita akan membahas sejauh mana UMKM berpengaruh untuk Indonesia makin maju.
Peran UMKM Berdikari |
Sebagai Pelaku Utama dalam Kegiatan Ekonomi
UMKM merupakan pelaku utama dalam kegiatan ekonomi karena berawal dari sektor rumahan dan bersifat kecil. Namun, meski dimulai dari lingkup yang kecil, banyak UMKM yang sukses dan mampu berperan dalam menjaga kestabilan ekonomi Indonesia.
Penyedia Lapangan Pekerjaan
Seperti perjalanan Rumah Mocaf yang saat ini bisa menggandeng sekitar 451 warga untuk berperan dalam produksi tepung mocaf dan menghasilkan produk turunan dari tepung mocaf. Barangkali Rumah Mocaf ini merupakan contoh kecil peran UMKM yang menyediakan lapangan pekerjaan di Kabupaten Banjarnegara.
Mengembangkan Perekonomian Lokal dan Pemberdayaan Masyarakat
Seringkali UMKM dianggap angin segar oleh masyarakat sekitar karena melahirkan berbagai produk yang memiliki nilai jual. Inovasi UMKM dalam menjalankan usahanya memang patut diacungi jempol, seperti Rumah Mocaf yang rata-rata mampu memproduksi 7 ton tepung mocaf dalam kurung waktu satu bulan. Sedangkan kebutuhan singkong untuk membuat tepung mocaf mencapai 21 ton yang dipenuhi dari para petani singkong di Banjarnegara.
Menciptakan Pasar Baru dan Sumber Inovasi
Dengan adanya aktivitas UMKM di suatu daerah bisa dipastikan akan menciptakan pasar baru. Perkembangan teknologi yang semakin mumpuni, memudahkan pemasaran sebuah produk yang dapat dijangkau oleh siapapun, dimanapun, dan kapanpun. Bahkan bisa menembus pasar Internasional sekalipun. Seperti pemasaran tepung mocaf yang sudah sampai ke berbagai daerah, maka nggak menutup kemungkinan tepung mocaf ini akan melebarkan sayapnya dalam untuk memasarkan produk ke negara tetangga seperti; Malaysia, Singapura, dan beberapa negara di Eropa.
Rumah Mocaf juga terus berinovasi menghasilkan produk turunan dari tepung mocaf, tercatat sudah ada 45 produk turunan dari tepung mocaf, seperti; pie mocaf, kue mocaf, fried chicken, hingga mie instan mocaf.
Creative Financing untuk Pengembangan UMKM lebih Maju
Ilustrasi Creative Financing |
Konsep Creative Financing jika diterapkan oleh UMKM akan membawa dampak optimise pembangunan Indonesia Maju karena UMKM akan lebih mengintensifkan informasi dan kreativitas dengan mengandalkan ide dan pengetahuan. Sama halnya konsep yang digunakan oleh Mas Riza sebagai pendiri Rumah Mocaf yang mengimplementasikan konsep sociopreneur (wirausaha sosial), dimana konsep ini bukan hanya terfokus mendapatkan keuntungan, namun konsep wirausaha sosial juga menjadi jembatan untuk masyarakat setempat karena memberdayakan sumber daya alam tanpa merusak ekosistem yang ada.
Ekonomi kreatif kerap kali digunakan oleh para pebisnis untuk menjalankan usahanya dengan mengkombinasikan ide serta inovasi terhadap produk yang dihasilkan. Salah satu cara untuk menurunkan tingkat pengangguran dengan menumbuhkan UMKM baru yang berdikari, karena dengan adanya UMKM Berdikari akan membantu naiknya pendapatan perkapita dan tentunya daya beli masyarakat akan seimbang sehingga pertumbuhan ekonomi akan terus berjalan.
Sumber:
https://www.jurnal.id/id/blog/penyelamat-krisis-1998-ukm-diharapkan-terjang-krisis-karena-korona/
https://www.medcom.id/ekonomi/mikro/eN47l87K-ekonomi-berdikari-melalui-penguatan-umkm
https://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan_sosial