Svargabumi Borobudur |
Memasuki hari ketiga Famtrip Jateng On The Spot 2020 semangatku masih on fire. Ya maklumlah dari bulan Februari ndekem di rumah saja. Ehe. Bersyukur banget dapat undangan dari Disporapar Jateng untuk mengeksplore destinasi wisata di Kabupaten Semarang dan Magelang. Seperti biasa, hari ketiga ini diawali dengan sarapan biar kuat menghadapi kenyataan, eh maksudnya biar kuat selama perjalanan. Kami sarapan terlebih dahulu di Balkondes Saka Pitu sebelum check out dan melanjutkan perjalanan ke Svargabumi Borobudur.
Di hari terakhir ini bukan hanya Svargabumi Borobudur yang akan kami eksplore, namun kami juga akan mengunjungi Home Industri dan Sentra Kerajinan Borobudur. Barulah sayonara ditutup dengan menikamti tari-tarian di Omah Mbudur Magelang.
Mengunjungi Svargabumi Borobudur
Mobil kami melaju cepat membelah sepinya jalan Borobudur. Sekitar 10 menit perjalanan dari Balkondes Saka Pitu, kami pun sampai di area parkir Svargabumi Borobudur. Dari kejauhan terlihat berbagai ornamen yang dominan dengan warna putih di tengah sawah sana. Sebelum masuk, kami diwajibkan untuk cuci tangan dan cek suhu badan, kemudian antre untuk membeli tiket.
Wisata Tengah Sawah Svargabumi Borobudur |
Kami melangkahkan kaki perlahan, terik matahari kian terasa menyengat kulit. Begitu masuk area Svargabumi disambut oleh gapura kayu dengan ukiran yang begitu cantik. Meski wisata di tengah sawah, kalian nggak perlu takut kotor dong. Soalnya kita nggak perlu melewati pematang sawah karena ada papan kayu yang dijadikan rute untuk mengeksplore tiap sudut Svargabumi.
Jangan ditiru karena blusukan di pematang sawah |
Fyi, Svargabumi ini merupakan hamparan sawah seluas 3 hektar yang disulap menjadi 20-an sopt foto. Uniknya, sawah ini masih tetap digarap dan dipanen oleh para petani lho, ya kan lahan sawah ini memang milik 30 petani setempat yang disewa oleh PT Svargabumi. Makanya kemarin ada Pak Tani yang sedang mengairi sawahnya setelah panen.
Selain berbagai ornamen yang tersedia untuk spot foto, pepohonan rindang dan pohon kelapa yang menjulang tinggi membuat Svargabumi ini makin iconic. Sayangnya, pepohonan rindang hanya ada di beberapa titik saja. Tapi lumayan bikin adem sih, apalagi ada spot dengan rumput sintetis yang bisa buat ngadem dan gegoleran barang sebentar.
Lokasi Svargabumi Borobudur
Svargabumi Borobudur ini terletak di Jl. Borobudur – Ngadiharjo, Kec. Borobudur, Kab. Magelang, Jawa Tengah. Dari Candi Borobudur sekitar 1.6 KM saja kok, akses jalannya juga oke banget. Bisa dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Tiket masuknya Rp. 25 ribu/orang. Sudah termasuk foto sepuasnya di berbagai spot yang tersedia.
Paling ku suka sih, ada fasilitas musiknya. Enak banget, duduk anteng menikmati hamparan sawah dengan backsound musik, kalau teman-teman merasa haus di dalam Svargabumi ada semacam kantin kok. Di area parkir juga banyak penjual makanan dan oleh-oleh.
Em, kapan-kapan mau ngajakin keluarga main ke Svargabumi sore-sore ah. Pokoknya kalau teman-teman mau main ke Svargabumi jangan pukul 11.00-14.00 WIB deh, soalnya puanas buanget. Maklumlah anak gunung ini paling nggak bisa kena panas, ehe.
Wisata Mulih Ndeso Omah Mbudur
Setelah puas mengeksplore Svargabumi Borobudur, kami melanjutkan perjalanan ke Wisata Mulih Ndeso Omah Mbudur. Begitu kami sampai di pelataran Omah Mbudur hawa sejuk mulai terasa, pepohonan rindang seolah menyambut kami. Suara gamelan makin terdengar saat kami memasuki gapura Omah Mbudur. Sungguh, penyambutan pihak Omah Mbudur hangat sekali. Bapak dan Ibu yang menyambut kami mengenakan pakaian lurik dan jarik sehingga membuat suasana makin terasa Jawanya. Eh sebelum masuk, kami diwajibkan untuk cuci tangan, cek suhu badan, dan menggunakan hand sanitizer.
Fyi, Omah Mbudur ini didirikan oleh Pak Noeryanto. Beliau seorang seniman pemahat patung dari Magelang yang memiliki usaha di Bali. Namun, karena saking cintanya dengan tanah kelahirannya di Magelang, Pak Nur memutuskan menjual semua aset yang ada di Bali untuk membeli lahan kosong di Magelang sampai akhirnya berdirilah Omah Mbudur ini.
Kisah beliau dalam nguri-nguri budaya leluhur Jawa membuatku geleng-geleng kepala. Sungguh, terlebih selama 10 tahun beliau dianggap ‘gila’ oleh masyarakat sekitar karena mendirikan Omah Mbudur beserta patung-patungnya. Salah satu patung perempuan yang hanya menyisakan tubuhnya menjadi saksi betapa ‘panas’nya kondisi saat itu. Pak Nur memutuskan memenggal kepala, tangan, dan kaki patung tersebut demi membuat kondisi saat itu agar lebih tenang. Tanpa disangka, kepala patung yang dipenggal justru dibeli oleh orang luar negeri dengan harga 250 juta, pun penggalan tangan dan kakinya juga dibeli dengan harga fantastis.
Sisa Pantung yang dipenggal |
Paket Wisata Omah Mbudur
Sebenarnya banyak paket wisata yang ditawarkan oleh Omah Mbudur, salah satunya ada Andong tour, Kereta Wisata, Tour VW, Tour Jeep Jelajah Menoreh, Onthel Tour, Rafting, Edu Kriya dan Seni Budaya, Outbound, Makan di Omah Mbudur, serta Snack Jajan Pasar. Paket wisata ini bisa kita pilih per item, sesuai dengan budget kita. Kemarin kami mengambil paket Kereta Wisata include keliling kampung sekitar Borobudur mengunjungi home industri dan sentral kerajinan dengan harga Rp. 30 ribu/ orang minimal ada 30 orang.
Jelajah Home Industri dan Sentra Kerajinan Kec. Borobudur
Setelah driverKereta Wisata telah siap, kami pun bergegas menaiki kereta wisata (odong-odong). Menurutku saat keliling desa ini nggak beda jauh dengan desa tempatku tinggal. Hanya saja, di desaku nggak ada home industri dan sentral kerajinan. Ehehehe
Wisata Lebah Ashfa Madu
Sarang Lebah |