Padahal sebelum pandemi masuk ke Indonesia, aku sudah menyiapkan tiket kereta api, booking hotel di Malang, dan meng-list destinasi wisata yang akan disinggahi ketika di Malang. Segala rencana sudah aku siapkan dengan detail dan lengkap. Percaya nggak? Saking matangnya rencana perjalanan ke Bromo, aku rela membeli sepatu boots dan jaket khusus untuk bertualang di Bromo.Ternyata sudah hampir dua tahun kita digempur virus Covid-19, ya? Aku yakin, banyak rencana dan mimpi yang gagal karena pandemi ini. Nggak apa-apa, kalian nggak sendirian kok. Aku pun merasakan gempuran pandemi ini mengobrak-abrik beberapa rencana yang jauh-jauh hari sudah ku planning. Salah satunya adalah rencana perjalanan ke Bromo.
Namun, siapa sangka pandemi ini mengharuskanku membatalkan semua rencana. Marah? Sedih? Kecewa? Pasti! Nggak ada yang bisa kulakukan selain menunda perjalanan ke Bromo. Terlebih, awal bulan Juni 2021, aku dan suamiku dinyatakan positif Covid-19 dari hasil Swab PCR. Alhamdulillah saat ini kondisi kami sudah membaik dan masa isolasi mandiri sudah terlewati.
Siapa Sih yang Nggak Kangen Traveling?
Stay at home berbulan-bulan selama pandemi membuat kami seakan terpenjara di sebuah tempat dengan jeruji tak kasat mata. Kami bisa menjelajah jauh ke suatu tempat melampau batas horizon, tetapi kami nggak bisa mengunjungi dan merasakannya secara langsung. Sungguh bikin kangen banget merasakan kebebasan traveling.
Nah, sebagai self-reward karena sudah berhasil survive melawan virus Covid-19, kami memutuskan membuat travel wishlist ke Purwokerto, Kabupaten Banyumas. Ya, meski ambisi bertualang ke Bromo masih sangat tinggi, tetapi saat ini memutar kenangan yang tertinggal di Purwokerto menjadi prioritas kami. Jika nanti pandemi ini berakhir, kami ingin sekali menjamah sudut kota yang penuh kenangan itu.
Alasan lain ingin menginjakkan kaki di kota Purwokerto terlebih dahulu daripada Bromo adalah pertimbangan jarak tempuh. Jika kami bertualang ke Purwokerto, rasanya lebih dekat karena masih satu provinsi dengan tempat tinggal kami di Semarang, Jawa Tengah. Sementara itu, jika kami ke Bromo, maka kami harus melintasi provinsi untuk tiba di sana.
Purwokerto dengan Sejuta Wisata Alamnya
Purwokerto adalah salah satu kota di kabupaten Banyumas yang berhasil membuat kami rindu setengah mati untuk menginjakkan kaki di sana. Banyak kenangan dan cerita manis yang tersimpan di Purwokerto. Terlebih keindahan alam Purwokerto bukan hanya isapan jempol semata. Meski aku pernah tinggal di Purwokerto selama empat tahun, tetapi aku nggak pernah bosan untuk kembali ke kota ini.
Barangkali Purwokerto adalah satu-satunya kota yang paling aku rindukan setelah menikah. Keramahtamahan orang-orangnya, kulinernya, wisata alamnya, dan berbagai budaya yang terus dipertahankan menjadikan kota ini memiliki tempat spesial untuk kami. Nah, kali ini kami ingin mengajak teman-teman bertualang di kota Purwokerto, sekaligus menengok daftar wishlist beberapa destinasi wisata di Purwokerto yang ingin kami kunjungi kembali.
Eksotisme Curug Telu
Ekspresi Kebahagiaan Ketika Sampai di Curug Telu |
Ya, kami rela panas-panasan menempuh jarak puluhan kilo meter demi menikmati keindahan alam Purwokerto. Sering kali kami harus tracking untuk tiba di curug-curug yang ada di kecamatan Baturraden, seperti ketika kami mengunjungi Curug Telu yang ada di Desa Karangsalam.
Segarnya Air Curug Telu |
Sungguh kami rindu dengan percikan air terjun yang jatuh dari ketinggian. Membayangkan duduk di bebatuan air terjun dengan terpaan angin sepoi saja bisa membuat kami senyum-senyum bahagia. Rasa lelah setelah tracking terbayar lunas oleh landscape gugusan air terjun.
Sendang Bidadari Cocok untuk Meditasi
Sebelum kami tiba di Curug Telu, kami disambut oleh Sendang Bidadari yang sangat sepi. Nggak ada pengunjung yang singgah di sendang kecuali kami. Pelan-pelan, kaki kami menapaki bebatuan besar sambil tetap menjaga keseimbangan agar nggak terjatuh.
Sendang Bidadari |
Mataku terbelalak saat mendapati air yang begitu jernih di depan kami. Di sini, kami dikepung oleh tebing bebatuan yang menjulang tinggi. Kilauan cahaya matahari menyeruak masuk melalui sela-sela bebatuan yang basah. Airnya menetes pelan hingga membiaskan warna pelangi yang sungguh indah sekali.
Curug Bayan yang Menenangkan
Nggak jauh dari Curug Telu, kami juga bisa menikmati air terjun yang nggak begitu tinggi. Meski air terjun ini nggak setinggi Curug Telu, tetapi suasana sejuk dan asrinya nggak kalah menenangkan. Bertelanjang kaki sambil menyusuri kerikil di aliran sungai adalah kemewahan untuk kami.
Curug Bayan |
Ya, kami sungguh merindukan suasana demikian. Terlebih di Curug Bayan kami bisa mengisi perut dengan gorengan mendoan yang lebar-lebar, lengkap dengan sambal kecap dan segelas teh hangat. Duh, mungkin jika kami bisa bertualang kembali, kami bisa mengobati pilunya dinyatakan positif Covid-19.
Mandi Belerang di Pancuran Pitu
Mandi belerang di Pancuran Pitu? Memang di Purwokerto ada pancuran belerang, ya? Tanyanya heran
Pancuran Pitu |
Aku hanya mengangguk pelan sambil tersenyum dan menyampaikan kalau tracking menuju Pancuran Pitu penuh tantangan. Kami harus menyusuri kawasan hutan, bertemu binatang pacet, hingga menuruni puluhan anak tangga. Memang, saat itu sudah ada jalur khusus yang bisa dilalui oleh kendaraan supaya pengunjung nggak perlu tracking terlalu jauh. Namun, kami tetap memilih menyusuri kawasan hutan saking rindunya dengan suasana alam.
Telaga Sunyi Bukan untuk Sekadar Menepi
Masih di kecamatan Baturraden, ada Telaga Sunyi yang sungguh enak untuk menepi. Air yang begitu dingin dan jernih membuat tubuh ini rela menceburkan diri dengan modal pelampung karet. Byuuurrr, gelembung air terlihat di permukaan telaga. Lega dan rileks sekali mengizinkan tubuh ini berenang di telaga Sunyi.
Melepas Penat di Telaga Sunyi |
Ya, Telaga Sunyi memang memberikan sensasi berbeda kepada siapa saja yang mengunjunginya. Pepohonan hijau dan tebing bebatuan membuat telaga ini terasa makin sunyi. Namun, sebenarnya Telaga Sunyi nggak sesunyi namanya, kok. Kita bisa melakukan diving dan berenang di telaga ini dengan orang-orang tersayang.
Mengasah Insting di Taman Labirin
Taman Labirin |
Mendayung Perahu Kayu di Telaga Kumpe
Telaga Kumpe ini terletak di barat Kota Purwokerto. Akses jalan menuju telaga ini cukup menantang. Tanjakan dan tikungan tajam berkali-kali berhasil kami lewati dengan perasaan lega. Sungguh, setibanya kami di Telaga Kumpe rasa takjub kian membuncah. Kabut tipis di atas permukaan telaga membuat suasana makin syahdu.
Mendayung Perahu Kayu di Telaga Kumpe |
Menatap Purwokerto dari Bukit Tranggulasih
Menatap Purwokerto dari Bukit Tranggulasih |
Lain waktu saat kami kembali mengunjungi Purwokerto, kami memutuskan menuju Bukit Tranggulasih. Bukit ini terletak di kecamatan Kedungbanteng, nggak begitu jauh dari wisata alam Baturraden. Dari bukit ini, kota Purwokerto terlihat dari ketinggian. Kerlap kerlip lampunya membuat kami seolah-olah berada di Bukit Bintang Yogyakarta. Secangkir kopi sudah kami genggam lengkap dengan rebusan jagung manis. Kami saling pandangan, membicarakan apa saja yang bisa kami diskusikan.
Dua Menu Andalan Saat Kulineran di Purwokerto
Tiap k