Aku yakin, bukan hanya aku saja yang merasakan khawatir sekaligus bingung saat menghadapi si kecil menangis tiada henti. Memang, salah satu komunikasi bayi melalui tangisannya. Namun, jika bayi menangis terus menerus dan sulit ditenangkan, bisa jadi si kecil mengalami kolik.
Teman-teman tahu nggak kalau 1 dari 4 bayi baru lahir berisiko terkena kolik, lho. Menurut American Academy of Pediatrics dan systematic review yang terpublikasi, sekitar 25-28% dari bayi mengalami kolik. Makanya, kita sebagai orang tua perlu banyak belajar, menggali informasi, dan jeli dengan kondisi bayi setiap saat. Hal ini supaya bisa mengatasi kolik dengan tepat.
Aku akui memang nggak mudah mengontrol emosi dan merasa tenang saat tangis bayi terdengar, apalagi tangisannya dalam durasi yang cukup lama dan tanpa sebab. Karena itu, dalam tulisan ini aku akan berbagi sedikit informasi penyebab kolik pada bayi, ciri-cirinya, hingga bagaimana mengatasi dan meminimalkan kolik sehingga kita bisa menemani newborn dengan tenang.
Kenali Ciri-ciri Kolik pada Bayi
Setahuku, biasanya kolik terjadi saat bayi berusia 2 minggu sampai 4 bulan. Umumnya, kolik lebih sering terjadi saat sore dan malam hari. Makanya, bayi yang mengalami kolik cenderung susah tidur dan istirahat karena bayi suka nangis berulang, dan nangis berkepanjangan, rewel, irritable, tanpa penyebab yang jelas dan tidak sedang sakit misal demam, ataupun batuk. Dan kolik ini merupakan gangguan interaksi otak dengan saluran cerna (Gut-Brain Axis).
Hal ini tentu akan berdampak pada kondisi mental dan psikis kita juga sebagai orang tua, karena otomatis kita jadi sering begadang dan kualitas tidur pun menurun. Alhasil, badan rasanya cepat lelah dan uring-uringan seharian. Ibu mengASIhi pun akan terkena imbas ASI jadi seret karena stres dan kecapekan.
Penyebab Kolik yang Jarang Disadari
Mungkin banyak yang penasaran dengan penyebab kolik, terlebih bagi ibu baru seperti aku. Umumnya, bayi menangis kita anggap hal yang biasa karena mungkin bayi lapar, nggak nyaman dengan diapers-nya, dan berfikir kolik nggak perlu mendapat terapi. Nah, setelah aku cari berbagai informasi dan sumber, ternyata salah satu penyebab kolik adalah ketidakseimbangan mikrobiota saluran cerna. Jadi, bayi yang mengalami kolik memiliki jumlah probiotik Lactobacillus atau bakteri baik yang lebih rendah dan bakteri jahat yang lebih tinggi dibandingkan bayi sehat.
Selain itu, kolik juga bisa terjadi karena adanya masalah pada gerakan usus bayi. Hal ini akan membuat perut bayi terasa kembung karena adanya gas dan sembelit. Makanya, jangan kaget jika bayi mengalami kolik biasanya juga disertai dengan wajah yang memerah dan kedua kakinya diangkat ke perut karena kesakitan.
Risiko Kolik Jika Tidak Diatasi dengan Tepat
Meskipun kolik umum terjadi pada bayi. Namun, sebaiknya kita jangan pernah menyepelekan kondisi ini. Sebisa mungkin kita mencari solusi untuk mengatasi kolik dengan tepat. Pasalnya, kolik juga merupakan gangguan interaksi otak dengan saluran cerna (Gut-Brain Axis). Jika kolik nggak ditangani atau diterapi dengan tepat, maka bisa berisiko lebih tinggi ke ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder).
Dikutip dari laman halodoc, ada beberapa kondisi yang berisiko dialami bayi bila kolik infantil dibiarkan tanpa penanganan yang tepat. Misalnya:
- Sakit perut (abdominal pain).
- Irritable bowel syndrome (IBS).
- Dermatitis atopik.
- Alergi.
- Rhinitis.
- Asma.
- Kesulitan berkonsentrasi (ADHD) selama masa pertumbuhan.
Interlac: Probiotik yang Bisa Meminimalkan Risiko Kolik
Mungkin banyak di antara kita yang belum tahu manfaat bakteri baik dalam tubuh. Padahal ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan salah satunya adalah untuk meningkatkan sistem imun, melawan toxin, dan membantu sistem pencernaan. Di Indonesia, bakteri baik lebih dikenal sebagai probiotik. Teman-teman sudah nggak asing dengan probiotik, kan? Salah satu probiotik yang aku pakai sejak hamil adalah Interlac.
Interlac merupakan suplemen probiotik hasil kerjasama PT.Interbat dengan BioGaia yang dikenal sebagai World Leader in Probiotics, yakni salah satu perusahaan probiotik terbesar di dunia. Interlac mengandung Lactobacillus reuteri DSM 17938 merupakan satu-satunya solusi yang teruji klinis sebagai terapi dan pencegahan kolik, lho. Tenang saja, Interlac sudah teruji klinis aman dikonsumsi oleh bayi baru lahir, balita, anak-anak, dewasa dan bahkan pada ibu hamil serta bayi prematur.
Probiotik Interlac juga sudah memenuhi semua syarat probiotik dari WHO. Tercatat, hingga Desember 2022 strain Lactobacillus reuteri yang digunakan Interlac sudah didukung 258 uji klinis pada lebih dari 21.000 partisipan dan berpaten dengan uji klinis terbanyak di dunia. Nah, dari hasil study, penggunaan Interlac selama 1 minggu dapat menurunkan waktu menangis pada bayi hingga 74%, bahkan hasilnya sudah tampak dari mulai 1 hari pemakaian. Tingkat keberhasilan penurunan durasi menangis bayi yang diterapi dengan Interlac mencapai 95%. Jadi, buat ibu-ibu yang sedang mengalami fase bayi kolik, nggak ada salahnya untuk mencoba probiotik Interlac.
Cara kerja Interlac untuk kolik adalah dengan meningkatkan jumlah bakteri baik dan mengurangi bakteri jahat/patogen di saluran cerna. Selain itu, Interlac juga membantu pengurangan jumlah bakteri E.Coli yang membahayakan sekaligus dapat mengurangi gas dan meningkatkan pola gerakan usus.
Dimana Saja Interlac Bisa Didapatkan?
Probiotik Interlac merupakan suplemen kesehatan yang bisa dibeli tanpa resep dokter. Bisa dibeli secara offline, seperti baby shop, apotek, hingga modern outlet (Guardian, Watsons, Boots, supermarket, dll). Selain offline, kita juga bisa membelinya secara online di Interbat Official Shop Shopee, Tokopedia, dan e-commerce favourite lainnya. Mudah banget, kan?
Oya, untuk penggunaanya juga praktis, cukup 1x sehari sebanyak 5 tetes. Interlac aman untuk penggunaan sehari-hari dan jangka panjang, lho. Penggunaan jangka panjang akan menjaga kesehatan saluran pencernaan dan membantu menjaga daya tahan tubuh. Menariknya, rasanya netral/plain, jadi anakku yang masih bayi bisa mengkonsumsinya dengan mudah tanpa drama merasakan rasa pahit.
Alhamdulillah, dengan penggunaan Interlac secara rutin bisa meningkatkan kualitas tidur si kecil. Alhasil, kualitas tidurku dan suami pun lebih baik karena nggak perlu begadang dan khawatir lagi menghadapi si kecil kolik. Dari hasil study, Interlac juga dapat membantu mengASIhi lebih lama karena bayi dan ibu terhindar dari stres yang menjadi salah satu penyebab ASI seret. Saat kolik diterapi dengan benar, maka ASI akan lancar lagi seiring berkurangnya stres Ibu. Pokoknya, semangat para busui!
Memang ya, Golden period of intervention yang dimulai dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) penting banget. Pasalnya, 1000 HPK menentukan kesehatan dan perkembangan otak anak di masa mendatang. Karena itu, bukan hanya nutrisi yang harus dipenuhi, tetapi juga suplementasi bakteri baik yang memiliki peran penting dalam terbentuknya generasi emas. Yuk, cerdas jadi orang tua supaya bisa mengupayakan yang terbaik untuk anak-anak.
- Sumber: https://www.halodoc.com/artikel/cara-mengatasi-kolik-pada-bayi-yang-perlu-diketahui